ini guru agama harus mampu mengubah sikap anak didiknya agar menerima pendidikan agama yang diberikannya.
Dengan demikian, pengaruh kelembagaan pada anak sangat tergantung dari kemampuan para pendidik untuk menimbulkan adanya
perhatian, pemahaman, dan penerimaan. Dalam hal ini pendidikan agama yang diberikan harus dapat menarik perhatian peserta didik dan para guru
agama harus mampu memberikan pemahaman kepada anak didik tentang materi pendidikan yang diberikannya.
35
Sebab sekolah adalah suatu masyarakat atau kelompok ilmiah yang mampu berkembang dari berbagai kelompok asal dan dari segala
macam jenis. Jika si anak, pada periode yang menentukan ini, di bawa pada kehidupan social seperti sekarang ini, kemungkinan besar ia akan
tetap berorientasi dalam cara seperti ini sepanjang hidupnya. Jika ia mengembangkan
kebiasaan untuk
mengekspresikan minat
dan aktivitasnya dalam berbagai kelompok, ia akan tetap mempunyai
kebiasaan ini dalam kehidupan selanjutnya setelah tamat sekolah.
36
Lingkungan sekolah hendaknya dipandang tidak hanya sebagai tempat untuk menambah ilmu guna dipergunakan sebagai modal hidup
dikemudian hari, akan tetapi juga sebagai tempat pembinaan sikap mental dan perilaku sosial yang baik.
c. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga. Para pendidik umumnya sependapat bahwa lapangan pendidikan yang ikut
mempengaruhi perkembangan anak didik adalah keluarga, Kelembagaan pendidikan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Keserasian antara
ketiga lapangan pendidikan ini akan memberi dampak yang positif bagi
35
Jalaludin, Psikolog ..., h. 232-233
36
Lukas Ginting, Pendidikan Moral: Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 1990, h. 173
28
perkembangan anak, termasuk dalam pembentukan jiwa keagamaan mereka.
37
Lingkungan masyarakat turut pula mempengaruhi proses perkembangan perilaku anak. Oleh Karenanya fungsi dan peranan
lingkungan ini dalam proses perkembangan dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara
baik atautidak baik. Sebab pengaruh ligkungan dalam hal ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baiki, dan sangat menunjang
perkembangan suatu potensi. atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu tidak baik dan akan menghambat atau merusak
perkembanagan anak. Oleh karena itu tugas orang tuaguru untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat
menunjang perkembangan anak. Beberapa hal yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku
seseorang adalah: 1. Lingkungan yang tentram, dalam arti penuh kedamaian dan bebasa
dari kehidupan yang curiga dan mencurigai 2. Lingkungan yang rukun dimana sesama warga tidak saling mencampuri
urusan orang lain, tanpa disertai oleh sikap acuh tak acuh 3. Tersedianya pasilitas bergaul yang memadai seperti untuk berolah raga,
maka dari situ akan timbul suatu interaksi diantara sesamanya.
38
Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-anak menjelma dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang merupakan
metode pendidikan masyarakat yang utama. Cara yang terpenting adalah: 1. Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikan dan melarang
kemungkaran 2. Pendidikan kemasyarakatan dapat juga dilakukan melalui kerja sama
yang utuh 3. Pendidikan kemasyarakatan bertumpu pada landasan afeksi masyaraka,
khususnya rasa saling mencintai. Dalam diri generasi muda, perasaan cinta tumbuh seiring dengan kasih sayang yang diberikan orang tua
kepada anak-anaknya sehingga mereka memilikikesiapan untuk mencintai orang lain.
37
Jalaludin, Psikolog ...., h. 233-234
38
Slamet, Belajar dan Faktor-faktor Yang ..., h. 192-193
29
4. Pendidikan masyarakat harus mampu mengajak generasi muda untuk memilih teman dengan baik dan berdasarkan ketakwaan kepada Allah.
39
Karena masyarakat merupakan arena pergaulan yang dihadapi setiap hari, maka jelas pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku anak
akan sangat besar arinya. Apabila seorang anak selalu melihat dan bahkan mungkin juga terlibat dalam gaya hidup tentram, damai, penuh toleransi
dan menyenangkan, perilakunya pun bertumbuh menjadi perilaku yang positif. Sebaliknya dalam suasana curiga mencurigai, tidak aman dan
kotor, maka sukar bertumbuhnya perilaku yang positif meskipun para orang tua dan para pendidik berusaha keras kearah itu.
39
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Perss, 1996, Cet. II, h. 176-185
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengertian Metodologi Penelitian
Metode Penelitian sering juga disebut sebagai metodologi penelitiaan. Sedangkan maksud dari kata metodologi itu sendiri adalah “Cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang
terpercaya dan kemudian dikembangkan secara sistematis sebagai suatu rencana untuk menghasilkan data tentang masalah penelitian tertentu”.
1
Dengan demikian metode penelitian sangat diperlukan dan dibutuhkan dalam melakukan suatu penelitian untuk mengumpulkan dan memperoleh data, serta
untuk mencari kebenaran terhadap masalah yang sedang akan diteliti.
1
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999, Cet. II, h. 10