Dasar Hukum dan Tujuan Sertifikasi

30 mengacu kepada sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi yang dipertanggung jawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik. 2 Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil PNS maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil swasta. Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. 3 Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4 Dilaksanakan secara terencana dan sistematis Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien harus direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah. Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahun ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka disusunlah 31 kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing Provinsi dan KabupatenKota. Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan atas jurnal data individu guru per KabupatenKota yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 5 Menghargai pengalaman kerja guru Pengalaman kerja guru di samping lamanya guru mengajar juga termasuk pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, karya yang pernah dihasilkan baik dalam bentuk tulisan maupun media pembelajaran, serta aktifitas lain yang menunjang profesionalitas guru. Hal ini diyakini bahwa pengalaman kerja guru dapat memberikan tambahan kompetensi guru dalam mengajar. Dalam beberapa hal, guru yang mempunyai masa kerja lebih lama akan lebih berpengalaman dalam melakukan pembelajaran dibanding dengan guru yang masih relatif baru. Oleh karena itu, pengalaman kerja guru perlu masih mendapat penghargaan sebagai salah satu komponen yang diperhitungkan dalam sertifikasi guru. 40

2. Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Untuk dapat meningkatkan kualitas peserta didik, maka langkah nyata yang harus dilakukan adalah peningkatan kualitas hasil proses pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka yang harus jadi perhatian adalah peran pengelola dan penyelenggara pendidikan, khususnya guru. Guru harus benar- benar adalah seorang sosok yang kompeten pada bidangnya. Guru yang bertugas sebagai fasilitator pendidikan haruslah orang-orang yang mempunyai kualitas diri tinggi, jika kita menginginkan hasil proses pendidikan dan pembelajaran yang maksimal. Sertifikasi guru dilakukan secara berkesinambungan, untuk mengetahui perkembangan profesionalisme guru. Dengan demikian, hasil uji kompetensi dalam sertifikasi guru dapat digunakan setiap saat, baik untuk 40 Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2008, Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru DEPDIKNAS: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Lembaga Kependidikan 2008. h. 9-11. 32 kenaikan jabatan, penempatan maupun pemberian penghargaan bagi para guru. Sertifikasi guru dapat dilakukan oleh Pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah, bekerja sama dengan pusat pengujian dan lembaga- lembaga yang biasa melakukan pengujian dan pengetesan. Instrumen yang digunakan biasanya alat test dan nontest. 41 Dengan demikian, diharapkan dapat ditarik suatu kesimpulan yang utuh dan tepat terhadap setiap guru yang mengikuti uji kompetensi dalam rangka sertifikasi guru, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, karena hanya dinilai dari salah satu segi. Adapun pihak-pihak yang berperan adalah sebagai berikut: a. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan merupakan kepanjangan tangan pemerintah, bertugas menyiapkan perangkat kebijakan yang berkaitan dengan kuota sertifikasi guru dan proses pelaksanaan sertifikasi. b. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, bertugas menyiapkan perangkat kebijakan berkaitan dengan penetapan perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru dan pelaksanaan pendidikan profesi, dan perangkat penilaian sertifikasi guru. c. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan KabupatenKota sebagai skala prioritas guru peserta sertifikasi, dan menetapkan peserta sertifikasi guru berdasarkan seleksi internal. d. Perguruan Tinggi penyelenggara sertifikasi guru yang telah ditetapkan Pemerintah sebagai penyelenggara sertifikasi guru bertugas melaksanakan proses penilaian guru secara objektif, transparan, dan akuntabel sesuai dengan standar dan indikator penilaian yang telah ditetapkan, dan mengeluarkan sertifikat pendidik bagi guru yang telah memenuhi persyaratan. Mekanisme pengujian sertifikasi guru meliputi tiga alur: Pertama, para guru harus memenuhi syarat administrasi; Kedua, sebagai bahan 41 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, h. 203.