Bentuk-bentuk Kompetensi Profesionalisme Profesionalisme Guru PAI

23 a Mengkaji berbagai tata ruang belajar b Mengkaji kegunaan sarana dan prasarana kelas c Mengatur ruang belajar yang tepat 3 Mengelola interaksi belajar mengajar a Mengkaji cara-cara mengamati kegiatan belajar mengajar b Dapat mengamati kegiatan belajar mengajar c Menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar d Dapat menggunakan berbagai keterampilan kegiatan belajar mengajar e Dapat mengatur murid dalam kegiatan belajar mengajar. 31 e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan Terakhir adalah menilai proses belajar mengajar untuk mengetahui hasil yang didapatkan, dengan cara: 1 Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran a Mengkaji konsep dasar penilaian b Mengkaji berbagai teknik penilaian c Menyusun alat penilaian d Mengkaji cara mengelola dan menafsirkan data untuk menetapkan taraf pencapaian murid. e Dapat menyelenggarakan penilaian pencapaian murid 2 Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan a Menyelenggarakan penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar b Dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar 32

5. Pentingnya Guru yang Profesional dalam Proses Belajar Mengajar

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. 31 Ibid, h. 29. 32 Ibid, h. 28-29 24 Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan- keterampilan pada siswa. Dan tugas guru juga adalah sesuatu yang wajib dikerjakan oleh guru yang menjadi tanggung jawabnya yaitu menjadi seorang guru pengajar dan pendidik. Jadi tugas guru secara garis besar meliputi empat hal yaitu tugas profesi, tugas keagamaan, tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan. 1 Tugas Profesi Tugas profesi guru adalah mengajar, mendidik, melatih, dam menilai atau mengevaluasi proses dan hasil belajar mengajar. 33 2 Tugas Keagamaan Guru dalam pendidikan Islam juga mengemban tugas keagamaan, yaitu tugas dai yang menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran amar ma ’ruf nahi munkar. Ia harus dapat mencurahkan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk mengajak dan membawa peserta didiknya menjadi insan yang bertakwa kepada Allah Swt. Tentu saja untuk dapat melaksankan tugas ini seorang guru harus bertakwa kepada Allah Swt dan memiliki akhlakul karimah karena ia ditiru dan dijadikan figur teladan oleh para peserta didiknya. 2 Tugas Kemanusiaan Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada siswanya. 34 3 Tugas Kemasyarakatan 33 Ibid, h. 7. 34 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi. Cet. IV Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 3. 25 Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan guru harus bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sekolah maupun dilingkungan tempat ia tinggal. Ia harus pandai bergaul, sopan santun, berakhlak mulia, serta dapat berkomunikasi baik dengan masyarakat. Sehingga menjadikan suasana yang nyaman dan tenang serta menjadi panutan di lingkungan masyarkat. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, aman, nyaman, dan kondusif. Keberadaannya ditengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Iklim yang tidak kondusif akan mengakibatkan tidak baik berdampak negatif yang ingin dicapai. Karena dengan kondisi yang tidak kondusif siswa akan menjadi bosan, gelisah, resah, dan jenuh. Akan tetapi sebaliknya, jika suasana belajar tercipta kondusif, maka dapat dengan mudah mencapai tujuan dari proses belajar mengajar, bahkan proses pembelajaran akan terasa menyenangkan bagi para siswa. 35 Guru profesional akan dapat mengarahkan sasaran pendidikan, membangun generasi muda menjadi suatu generasi bangsa penuh harapan. Dari penjelasan diatas jelas bahwa guru profesional mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena hitam putihnya proses belajar mengajar di dalam kelas banyak dipengaruhi oleh mutu guru itu sendiri.

B. Sertifikasi Guru

1. Pengertian, Dasar Hukum dan Tujuan serta Prinsip-prinsip Sertifikasi

Guru a. Pengertian Sertifikasi Guru 35 H. Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, h. 110. 26 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik. National Commission On Educational Services NCES memberikan pengertian sertifikasi secara lebih umum. Certification is a procedure where by the state evaluates and reviews a teacher candidates credentials and providen him or her a license to teach. 36 Dalam hal ini sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah seseorang calon guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar. Hal ini diperlukan lulusan lembaga pendidikan tenaga keguruan sangat bervariasi, baik dikalangan perguruan tinggi negeri maupun swasta. Merujuk pada ketentuan Pasal 42 ayat 1 UU Sisdiknas, menuntut bahwa guru dan dosen wajib memiliki sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 37 Istilah sertifikasi dalam makna kamus berarti surat keterangan sertifikat dari lembaga yang berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan lisensi terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Bagi guru agar dianggap layak dalam mengemban tugas profesi mendidik, maka ia harus memiliki sertifikat pendidik. Sertifikat 36 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, h. 34 37 Undang-Undang SISDIKNAS, Sistem Pendidikan Nasional 2003..., h. 52-53