Konsep Profesionalisme Guru Pengertian Profesionalisme Guru PAI

14 didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar. 16 Dari penjelasan diatas, jelas bahwasannya menjadi seorang guru yang profesional itu haruslah mempunyai konsep profesionalisme guru yang mencakup tentang kemampuan profesional, kemampuan sosial, dan kemampuan personal dan kemampuan pedagogik. Dengan konsep itulah guru akan mampu memberikan mata pelajaran yang akan diajarkan dengan baik, bahkan dengan adanya konsep tersebut seorang guru akan bisa menjadi panutan bagi para siswanya.

d. Pendidikan Agama Islam

Pengertian Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik dunia maupun di akhirat. 17 Hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah kemampuan dasar anak didik melalui ajaran Islam kearah titik pertumbuhan dan perkembangan. 18 Pada perkembangannya pendidikan agama Islam tidak hanya dipantau dari pendekatan simatik saja. Tetapi juga para ahli pendidikan merangkaikan persepsi masing-masing sekaligus membaut formulasi pendidikan secara terminologis yang cukup beragam, antara lain: 1 Drs. Ahmad Marimba menyatakan bahwa pendidikan dalam arti sempit yaitu: “Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.” 16 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Th. 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, www. Setjendiknas.or.id 17 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet. IV, h. 8. 18 Ibid, h. 22. 15 Adapun yang dimaksud dengan kepribadian yang utama menurut Marimba adalah kepribadian yang memiliki nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta membuat nilai-nilai agama Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. 19 2 Menurut H.M. Arifin, bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh unsur-unsur pendidikan Islam yang sal ing berkaitan.” Unsur-unsur tersebut, antara lain: a. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berproses dan mempunyai objek serta tujuan yang jelas b. Pendidikan merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan secara sadar, sistematis, dan bertanggung jawab. c. Pendidikan dalam Islam mencakup segala aspek hidup dan kehidupan manusia bersifat duniawi dan ukhrowi yang akan ditempuh. d. Pendidikan Islam harus berlandaskan nilai-nilai Islami yaitu Al- Qur’an dan Al-Hadis. e. Secara mutlak bahwa pendidikan yang sebenarnya hanyalah Allah yaitu yang menciptakan fitrah sekaligus mengatur taraf perkembangan manusia sehingga mencapai sempurna. 20 3 Menurut Zakiah Daradjat bahwa pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya agar dapat mengamalkannya. 21 Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha yang dilakukan scara sadar dan terencana yang diarahkan kepada suatu pembentukan kepribadian 19 Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam Bandung: PT. Al- Ma’arif, 1989, cet. VII, h. 23. 20 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, h. 32. 21 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet. III, h. 88 16 anak didik yang sesuai dengan ajaran Islam, supaya kelak menjadi anak yang cakap dan terampil dalam menyelesaikan tugas hidupnya dengan baik dan benar sesuai yang di ridoi Allah Swt, sehingga tercapai kebahagian dunia dan akhirat.

2. Karakteristik Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang seperti yang dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup. Hal ini belumlah dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru yang profesional harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik, dan lain sebagainya. Banyak sekali kita menyaksikan atlit berlaga di lapangan, dengan mempertontonkan keahlian dan kemampuan yang dimilikinya. Mereka memperlihatkan kebolehan, keahlian, dan kemampuannya melalui keterampilan-keterampilan yang tidak meninggalkan nilai seni berolahraga. Dengan keterampilan yang ditunjukkan mereka tidak membuat seseorang merasa rugi dalam mengeluarkan uang untuk menontonnya, walaupun dipersembahkan dalam ruangan yang terbatas dengan penonton yang terbatas pula dan harga tiket yang menguras keuangan pribadi, namun minat seseorang cukup tinggi untuk menyaksikannya, dan itulah yang disebut dengan atlit profesional. Demikian pula halnya seorang guru profesional, dia memiliki keahlian, keterampilan, dan kemampuan sebagaimana pendapat Ki Hajar Dewantara dalam falsafah pendidikannya yakni “Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso Sung Tolodo, Ing Madyo Mangun Karso”. Yang maksudnya, seorang guru tidak cukup dengan menguasai materi pelajaran, akan tetapi mengayomi murid, menjadi contoh atau tauladan bagi murid serta selalu mendorong murid untuk selalu maju dan lebih baik. 22 22 H. Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, h. 23. 17 Guru dikatakan berhasil bisa dilihat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila ia mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam pembelajaran. Sedang dari segi hasil, dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengadakan perubahan perilaku pada sebagian besar peserta didik kearah yang lebih baik. 23 Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan berbagai kemampuan mengajar. Adapun sikap dan karakteristik guru yang sukses mengajar secara efektif adalah sebagai berikut: a. Respek dalam memahami dirinya, dan dapat mengontrol dirinya emosinya. b. Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas, dan seluruh pengajarannya. c. Berbicara dengan jelas dan komunikatif. d. Memperhatikan perbedaan individual siswa. e. Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal. f. Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap siswanya. g. Menjadi teladan bagi siswanya. 24 Sedangkan menurut rumusan Departemen Pendidikan Nasional; kompetensi guru dibagi menjadi 3 kompetensi yaitu sebagai berikut: a. Kompetensi Profesional Guru merupakan suatu jawaban profesi, jadi dalam melaksanakan fungsi dan tujuan di sekolah harus memiliki kompetensi yang dituntut agar mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. b. Kompetensi Personal Mempunyai arti bahwa guru harus memiliki kepribadian yang luhur sehingga patut diteladani dan ditiru. c. Kompetensi Sosial Yaitu bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid, maupun dengan sesama teman guru, dengan 23 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi dan inovasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, h. 187. 24 Ibid, h. 23.