2.4.3 Tempat Distribusi Place
Tempat place merupakan jalur saluran distribusi perpindahan barang dan jasa dari produsen ke pemakai industri dan konsumen Gugup Kismono, 2001;
364. Suryana 2001; 105, menyatakan bahwa tempat yang menarik bai konsumen adalah tempat yang paling strategis, menyenangkan dan efisien. Selain
faktor kedekatan dengan pelanggan, faktor kenyamanan juga hendaknya diperhatikan.
Menurut Sunarto 2004:231 terdapat beberapa alternatif yang mungkin di pilih penjual dalam mendistibusikan produknya kepada konsumen, yaitu :
1. Produsen → Konsumen
2. Produsen → Pedagang eceran → Konsumen
3. Produsen →Pedagang besar → Pedagang eceran → Konsumen
4. Produsen → Agen →Pedagang besar →Pedagang eceran
→Konsumen Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam strategi tempat adalah saluran
pemasaran, cakupan pasar, lokasi, persediaan dan transportasi Kotler, 2007:23. Cakupan pasar dan lokasi pemasaran merupakan hal yang harus
diperhatikan. Cakupan pasar dan lokasi pasar yang dipilih dan ditentukan harus sesuai dengan produk yang akan ditawarkan. Karena apabila perusahaan
memasarkan produk tidak sesuai dengan cakupan pasar dan lokasi pemasaran yang dituju, perusahaan akan mengalami kerugian dengan tidak terjualnya hasil
produksi. Persediaan akan barang hasil produksi atau standby product diciptakan
agar tidak terjadi kekurangan atau kewalahan disaat terjadi permintaan secara tiba-tiba. Akan tetapi persediaan barang juga tidak boleh terlalu banyak, karena
apabila persediaan barang tersebut tidak digunakan maka kualitas barang tersebut
Universitas Sumatera Utara
akan menurun yang mengakibatkan tidak akan terjual. Menurut Kismono 2001:366, sistem manajemen persediaan dengan bantuan computer dapat
membantu mengontrol jumlah stok barang yang ideal sehingga mengurangi kerugian karena kekurangan stok barang tertentu dan juga menghindari biaya
penyimpanan yang tidak efisien. Selain faktor kedekatan dengan pelanggan, faktor kenyamanan juga
hendaknya diperhatikan. Menurut Tjiptono 2006; 147 pemilihan tempat dan lokasi memerlukan pertimbahan cermat terhadap beberapa faktor berikut :
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana
transportasi umum. 2.
Visibilitas, maksudnya lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas lebih dari jarak pandang normal.
3.
Lalu lintas traffic, menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu:
a. Banyak orang yang lalu lalang memberikan peluang besar tanpa
melalui usaha-usaha khusus. b.
Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan, kepolisisan, pemadam kebakaran
atau ambulans. 4.
Tempat parkir, dimana lahan parkir yang luas nyaman dan aman baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha
di kemudian hari.
Universitas Sumatera Utara
6. Lingkungan, daerah sekitar mendukung jasa yang ditawarkan.
Contohnya, warung makan berdekatan dengan daerah kos, asrama mahasiswa atau perkantoran.
7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan
lokasi wartel warung telekomunikasi perlu dipertimbangkan apakah di jalan atau di daerah yang sama terdapat banyak wartel lainnya.
Menariknya, dalam sejumlah industri justru ada kecenderungan perusahaan sejenis yang menempati lokasi berdekatan. Contohnya :
bengkel, showroom mobil, pengecer sepatu dan pakaian, toko mebel dan lain-lain.
8. Peraturan pemerintah, misalnya yaitu ketentuan yang melarang
bengkel kendaraan bermotor terlalu berdekatan dengan permukiman penduduk.
2.4.4 Promosi Promotion