Hasil Wawancara Hasil penelitian

58 c. Responden yang mewakili kriteria siswa yang mengalami miskonsepsi pada kelompok rendah 1 Siswa L Menurut hasil wawancara siswa ini mengalami miskonsepsi pada soal nomor 2,4,10,14, dan 15 lihat lampiran 1. Pada saol nomor 2 dan 4 sama dengan siswa-siswa sebelumnya, siswa ini pun menjawab bahwa tinggi maksimum dicapai ketika kecepatan benda di puncak maksimum pada pilihan alasan. Soal nomor 10, siswa ini menjawab 1:1 pada pilihan jawaban. Dia berpendapat bahwa karena sudut yang dibentuk pada gerak parabola berdasarkan gambar grafik sama besar, maka kecepatannya pun akan sama besar. Berdasarkan hasil wawancara pada soal nomor 14 dan 15, siswa ini belum dapat membedakan antara integral dengan turunan. Sehingga pada pilihan alasan dia hanya menebak-nebak saja, padahal dia sendiri belum paham mengenai integral dan turunan. 2 Siswa AF Menurut hasil wawancara siswa ini mengalami miskonsepsi pada soal nomor 1,9 dan 10 lihat lampiran 1. Pada soal nomor 1 sama seperti siswa M dan siswa T, siswa ini pun beralasan bahwa jarak horizontal dipengaruhi oleh percepatan gravitasi karena arahnya yang mendatar. Jadi dia beranggapan karena arahnya mendatar, maka jaraknya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. Pada soal nomor 9, siswa diminta untuk mencari tahu dimana posisi apel akan jatuh jika dilemparkan ke atas dengan posisi si anak berada di dalam kereta yang sedang berjalan dengan kecepatan konstan. Siswa ini menjawab, apel akan terjatuh di depan kereta. Alasannya karena hambatan udara diabaikan, maka apel akan bergerak dengan cepat sehingga apel akan mendahului kereta dan terjatuh tepat di depan kereta. Pada soal nomor 10, siswa ini beranggapan bahwa tinggi benda pada saat di posisi no. 2 dan 4 adalah sama. Dia beralasan bahwa kecepatan benda pada sumbu-x dipengaruhi oleh percepatan gravitasi, sehingga ketika ketinggian benda sama maka kecepatan benda pun akan sama besar. 59

B. Pembahasan

1. Analisis Data Hasil Tes Tertulis

Data yang diperoleh dari hasil tes diagnostik pilihan ganda beralasan tertutup sangat bervariasi antara persentase siswa yang paham konsep, miskonsepsi dan persentase siswa yang tidak paham konsep. Dari hasil penelitian didapatkan persentase keseluruhan siswa yang paham konsep, miskonsepsi dan tidak paham konsep. Persentase siswa yang paham konsep pada materi gerak dua dimensi gerak parabola dan gerak melingkar sebesar 51, persentase yang mengalami miskonsepi sebesar 44,25 dan persentase siswa yang tidak paham konsep sebesar 4,75. Dari tabel 4.4 persentase paham konsep, miskonsepsi, dan tidak paham konsep berdasarkan nomor soal sangat beragam. Dari 20 butir soal yang diujikan terdapat 2 butir soal yang paling besar persentase paham konsepnya, yaitu pada soal nomor 8 dan 14 lihat lampiran 1. Masing-masing 80 siswa paham konsep pada nomor soal tersebut. Pada soal nomor 8 rata-rata siswa yang paham konsep sebanyak 80 dan 20 siswa mengalami miskonsepsi, itu berarti tidak ada siswa yang tidak paham konsep pada nomor soal ini. Pada soal nomor 8 ini siswa diminta untuk mengamati gambar grafik gerak parabola. Dari jawaban dan alasan yang dipilih dapat disimpulkan bahwa, siswa sudah memahami jika benda bergerak keatas pada gerak parabola maka benda akan mengalami perlambatan, karena dipengaruhi oleh percepatan gravitasi yang nilainya negatif melawan arah gravitasi. Soal nomor 14, persentase siswa yang paham konsep sebesar 80, siswa yang mengalami miskonsepsi 17,5, dan sisanya 2,5 siswa tidak paham konsep. Pada soal nomor 14 ini siswa diminta untuk mencari besar posisi sudut benda dari persamaan kecepatan sudut. Dari jawaban dan alasan yang dipilih, dapat dilihat bahwa siswa memahami jika fungsi posisi sudut merupakan integral dari fungsi kecepatan sudut. Sehingga sebelum mereka menghitung besar posisi sudutnya, terlebih dahulu mereka mencari persamaan posisi sudut berdasarkan integral dari fungsi kecepatan sudut. 60 Persentase terbesar kedua yang paham konsep terdapat pada soal nomor 1 dan 17 lihat lampiran 1, dengan persentase masing-masing sebesar 72,5. Pada soal nomor 1, persentase siswa yang paham konsep sebanyak 72,5 dan sisanya 27,5 siswa mengalami miskonsepsi, itu berarti tidak ada siswa yang tidak paham konsep pada nomor soal ini. Pada soal nomor 1 ini siswa diminta untuk menghitung jarak horizontal benda sampai mencapai tanah pada gerak parabola. Dari alasan yang mereka pilih dapat dilihat bahwa siswa memahami soal tersebut. Mereka paham jika jarak horizontal sampai benda mencapai tanah adalah sama dengan jarak maksimum yang dapat dicapai benda, sehingga mereka menggunakan rumus . Soal nomor 17, persentase siswa yang paham konsep sebesar 72,5 dan sisanya 27,5 siswa mengalami miskonsepsi, itu berarti tidak ada siswa yang tidak paham konsep. Pada nomor soal ini siswa diminta untuk mencari tahu penyebab planet-planet tetap berada pada orbitnya. Sebagian besar siswa menjawab dengan benar, yaitu karena adanya percepatan sentripetal. Siswa menjawab demikian karena siswa paham bahwa percepatan sentripetal merupakan percepatan yang arahnya selalu menuju pusat lingkaran, sehingga menyebabkan planet-planet tetap berada pada orbitnya. Urutan ketiga persentase terbesar siswa yang paham konsep terdapat pada soal nomor 15 dan 18 lihat lampiran 1, dengan persentase masing-masing sebesar 65. Pada soal nomor 15, persentase siswa yang paham konsep sebesar 65 dan sisanya 35 siswa mengalami miskonsepsi, itu berarti tidak ada siswa yang tidak paham konsep. Pada nomor soal ini siswa diminta untuk menghitung besar perubahan kecepatan sudut benda pada detik kedua dan ketiga dari persamaan percepatan sudut. Sebagian besar siswa memahami bahwa fungsi kecepatan sudut merupakan integral dari fungsi percepatan sudut, sehingga sebelum mereka menghitung perubahan kecepatan sudutnya, terlebih dahulu mereka mencari persamaan kecepatan sudut berdasakan integral dari fungsi percepatan sudut. 61 Soal nomor 18, 65 siswa memahami konsep, 32,5 siswa mengalami miskonsepsi dan sisanya 2,5 siswa tidak paham konsep. Pada nomor soal ini siswa diminta untuk mencari tahu, mengapa pengendara motor pada permainan “tong setan” tetap berada pada lintasannya yang melingkar tidak terpentaljatuh. Sebagian besar siswa menjawab dengan benar, yaitu karena adanya pengaruh percepatan sentripetal. Siswa memahami bahwa percepatan sentripetal merupakan percepatan yang arahnya selalu menuju pusat lingkaran, sama halnya seperti planet-planet yang tetap berada pada orbitnya soal nomor 17. Nomor-nomor soal yang sudah disebutkan diatas, lebih dari sama dengan 65 siswa memahami konsep, sisanya memperoleh kurang dari 65, yaitu pada soal nomor 2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,13,19, dan 20 lihat lampiran 1. Dari semua nomor soal tersebut soal nomor 2,3,4, dan 10 yang paling banyak mengalami miskonsepsi hanya sedikit siswa yang paham konsep. Soal nomor 2, hanya 10 siswa yang paham konsep dan sisanya 90 siswa mengalami miskonsepsi. Pada soal nomor 2, siswa yang mengalami miskonsepsi sudah menjawab soal dengan benar, hanya saja mereka salah dalam memilih alasan. Pada soal ini siswa diminta untuk menghitung ketinggian maksimum yang dicapai peluru pada gerak parabola. Siswa sudah menjawab dengan benar, yaitu 5 meter dengan menggunakan rumus . Sebagian besar siswa memilih opsi B pada pilihan alasan, yaitu tinggi maksimum dicapai ketika kecepatan benda di puncak maksimum. Alasan yang benar adalah tinggi maksimum dicapai ketika kecepatan benda di puncak sama dengan nol. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka beranggapan bahwa kecepatan benda saat dipuncak adalah maksimum. Sehingga mereka berfikir bahwa ketinggian maksimum yang dapat dicapai peluru adalah ketika kecepatan benda di puncak maksimum. Soal nomor 3, hanya 2,5 siswa yang paham konsep, 72,5 siswa mengalami miskonsepsi dan sisanya 25 siswa tidak paham konsep. Siswa yang mengalami miskonsepsi sebagian besar menjawab salah, namun benar dalam memilih alasan. Dan sebagian kecilnya menjawab soal dengan benar, namun salah 62 dalam memilih alasan. Siswa yang salah menjawab soal disebabkan mereka salah menggunakan rumus, namun mereka memahami bahwa kelajuan benda pada sumbu-x selalu tetap, sedangkan pada sumbu-y selalu berubah. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka menjawab salah dikarenakan pada saat mengerjakan soal tersebut mereka lupa bahkan ada yang tidak tahu harus memakai rumus apa, sehingga mereka mencoba-coba dengan menggunakan rumus yang mereka ingat. Untuk siswa yang menjawab benar namun alasan salah, sebagian besar siswa memilih opsi B pada pilihan alasan, yaitu kelajuan benda pada sumbu-x selalu berubah, sedangkan pada sumbu-y selalu tetap. Alasan yang benar adalah kelajuan benda pada sumbu-x selalu tetap, sedangkan pada sumbu-y selalu berubah. Mereka masih belum memahami perbedaan antara kecepatan pada sumbu-x dengan kecepatan pada sumbu-y. Soal nomor 4, hanya 20 siswa yang paham konsep, 77,5 siswa mengalami miskonsepsi, dan 2,5 siswa tidak paham konsep. Siswa yang mengalami miskonsepsi sudah menjawab soal dengan benar, namun mereka salah dalam memilih alasan. Sebagian besar siswa memilih opsi B pada pilihan alasan, yaitu tinggi maksimum dicapai ketika kecepatan benda di puncak maksimum. Seperti halnya pada soal nomor 2, mereka beranggapan bahwa kecepatan benda pada saat di puncak adalah maksimum. Sehingga mereka berfikir bahwa ketinggian maksimum adalah ketinggian yang dicapai ketika kecepatan benda di puncak maksimum. Padahal yang seharusnya adalah ketinggian maksimum dicapai ketika kecepatan benda di puncak sama dengan nol. Karena kecepatan benda ketika di puncak pada gerak parabola adalah sama dengan nol. Soal nomor 10, hanya 22,5 siswa paham konsep dan sisanya 77,5 siswa mengalami miskonsepsi. Siswa yang mengalami miskonsepsi sudah menjawab soal dengan benar, hanya saja mereka salah dalam memilih alasan. Pada soal ini siswa diminta untuk menghitung perbandingan kecepatan benda berdasarkan gambar grafik gerak parabola, yaitu pada saat benda berada pada posisi no. 2 ketika benda naik dan no. 4 ketika benda turun jika ditinjau pada

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA.

13 38 36

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA.

1 18 43

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL.

0 3 32

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT.

9 40 34

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

16 34 25

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON.

2 6 32

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA - repository UPI S KIM 0905689 title

0 1 4

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA - repository UPI S KIM 0900589 Title

0 0 7

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA - repository UPI S KIM 0908862 Title

2 10 3

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA WAJIB SISWA MAN 1 MAKASSAR

0 1 135