Cara Mendorong Konstruksi Pengetahuan Dan Perubahan Konseptual

21 1 Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit weakness, disease apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya symptons; 2 Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial; 3 Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal. Diagnosis adalah proses yang kompleks dalam suatu usaha untuk menarik kesimpulan dari hasil-hasil pemeriksaan gejala-gejala, perkiraan penyebab, pengamatan dan penyesuaian dengan kategori secara baik. 36 Dalam bidang pendidikan diagnosis merupakan keputusan yang diambil setelah dilakukan analisis dari suatu pengolahan data. Diagnosis dapat berupa keputusan mengenai kesulitan belajar yang dialami siswa, keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber penyebab kesulitan belajar siswa, dan keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar siswa. Sedangkan tes diagnostik itu sendiri adalah tes yang digunakan untuk menilai pemahaman konsep yang dimiliki siswa, terutama kelemahan miskonsepsi yang dalami siswa terhadap suatu konsep tertentu dan mendapatkan masukan tentang respon siswa untuk memperbaiki kelemahannya tersebut. Tes diagnosis berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa, termasuk kesalahan pemahaman konsep. 37 Bagi guru tes diagnostik ini berfungsi untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Sedangkan bagi siswa, berfungsi untuk memotivasi siswa untuk memperoleh jawaban yang benar setelah melakukan tes diagnostik tersebut.

b. Penaksiran Diagnosis

Menurut Nitko Brookhart 2007: 296 ada enam pendekatan penaksiran diagnostik terkait dengan masalah pembelajaran, yaitu: 38 36 Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Yogyakarta: Puataka Pelajar, 2013, h. 90. 37 Ibid., h. 94. 38 Ibid., h. 116. 22 1 Pendekatan profil kekuatan dan kelemahan kemampuan pada suatu bidang Pada pendekatan ini, suatu mata pelajaran sekolah dbagi kedalam bagian- bagian, dimana masing-masing bagian dianggap sebagai cirri atau kemampuan yang terpisah. Hasil diagnosis dilaporkan sebagai suatu profil kekuatan dan kelemahan siswa. Langkah-langkah melakukan penaksiran diagnostik jenis ini, yatu: a kenali dua atau lebih bidang kemampuan yang diinginkan untuk membuat profil setiap siswa, b buatlah butir-butir untuk mengukur konsep- konsep dasar pada masing-masing bidang, c himpunlah soal-soal ke dalam sub-subtes yang terpisah, dan d kelola masing-masing subtes secara terpisah, dan gunakan petunjuk dan pemilihan waktu secara terpisah. 2 Pendekatan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan prasyarat Pendekatan ini mengeksplorasi apakah siswa-siswi tertinggal dikarenakan mereka tidak memiliki pengetahuan atau keahlian khusus yang dibutuhkan untuk memahami pelajaran yang akan datang. Langkah-langkah penaksiran diagnostik jenis ini, yaitu: membuat suatu hierarki dari suatu target pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa, melakukan analisis untuk mengidentifikasi prasyarat-prasyarat yang harus dipahami oleh siswa untuk mencapai target pembelajaran tersebut. Untuk masing-masing prasyarat yang diidentifikasi, kemudian dianalisis lagi sehingga diperoleh suatu hierarki prasyarat. 3 Pendekatan mengidentifikasi target-target pembelajaran yang tidak dikuasai Pendekatan ini memusatkan penaksiran pada target-target yang penting dan spesifik dari tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tes-tes pendek dibuat untuk menngukur keberhasilan dari masing-masing target pembelajaran. Informasi diagnostik yang ingin diperoleh dari pendekatan ini adalah suatu daftar target pembelajaran yang sudah dikuasai atau tidak dikuasai oleh siswa. Langkah-langkah pendekatan jenis ini meliputi: a Mengenal dan menulis pernyataan-pernyataan target pembelajaran yang merupakan hasil pembelajaran. b Untuk setiap target pembelajaran, buatlah empat sampai delapan butir soal. c Jika memungkinkan, mintalah guru lain untuk mengulas setiap butir soal dan menaksir kecocokan butir soal dengan target 23 pembelajaran. d Kelompokkan butir-butir soal ke dalam suatu tes tunggal jika target pembelajaran relatif pendek kurang dari enam. e Berikan label lulus untuk setiap target pembelajaran jika nilai siswa telah melebihi dari passing grade yang telah ditentukan. f Lakukan penaksiran pada setiap siswa. setelah melakukan penaksiran, nilailah target-target pembelajaran secara terpisah. 4 Pendekatan pengidentifikasian kesalahan siswa Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan siswa. Ketika guru mengidentifikasi dan mengklasifikasi kekeliruan siswa, selanjutnya guru dapat memberikan pelajaran remedi. Mewawancarai siswa adalah cara terbaik untuk menemukan banyak kekeliruan pada siswa. guru dapat meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana mereka menyelesaikan sebuah soal, menjelaskan mengapa mereka menjawab seperti itu, memberitahukan aturan untuk menyelesaikan suatu soal. 5 Pendekatan mengidentifikasi struktur pengetahuan siswa Mengidentifikasi struktur pengetahuan siswa dapat dilakukan dengan menggunakan peta konsep. Peta konsep ini menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki pengetahuan yang benar-benar terorganisir dengan baik mengenai konsep-konsep pada unit pelajaran. Bagaimana seorang siswa berpikir mengenai konsep-konsep dan keterkaitan hubungan konsep-konsep tersebut. Bagaimana siswa melihat konsep tersebut diatur, dan bagaimana kemungkinan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan konsep-konsep lain yang telah dipelajari siswa. Hal ini bisa membantu guru menjelaskan mengapa siswa membuat kekeliruan, atau mengapa mereka memiliki kesulitan dalam menyelesaikan soal. 6 Pendekatan mengidentifikasi kompetensi untuk menyelesaikan soal cerita Pendekatan ini berpusat pada pendiagnosisan apakah siswa memahami komponen-komponen soal cerita. Diagnosis di dalam pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal cerita dan apakah kekurangan mereka terletak pada pengetahuan linguistik dan faktual, pengetahuan skematis, pengetahuan strategis, atau pengetahuan alogaritmis.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA.

13 38 36

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA.

1 18 43

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL.

0 3 32

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT.

9 40 34

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

16 34 25

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON.

2 6 32

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA - repository UPI S KIM 0905689 title

0 1 4

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA - repository UPI S KIM 0900589 Title

0 0 7

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA - repository UPI S KIM 0908862 Title

2 10 3

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA WAJIB SISWA MAN 1 MAKASSAR

0 1 135