35
darah dan 15-30 persen terutama disimpan dalam sistem retikuloendotelial dan sel parenkim hati, khususnya dalam bentuk feritin.
2.5.3 Fungsi zat besi
Zat besi Fe merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam hematopoiesis pembentukan darah yaitu dalam
sintesa hemoglobin Hb Moehji, 1995. Seorang ibu yang dalam masa kehamilannya telah menderita kekurangan zat
besi tidak dapat memberi cadangan zat besi kepada bayinya dalam jumlah yang cukup untuk beberapa bulan pertama. Meskipun bayi itu mendapat air susu dari
ibunya, tetapi susu bukanlah bahan makanan yang banyak mengandung zat besi karena itu diperlukan zat besi untuk mencegah anak menderita anemia Arifin,
2000.
2.5.4 Metabolisme zat besi
Besi yang ada pada bahan makanan adalah besi elemen.Hanya Fe++ ini yang diabsorbsi usus halus. Untuk mengatur masuknya besi dalam tubuh
maka tubuh memiliki suatu cara yang tepat guna. Besi hanya dapat masuk ke dalam mukosa apabila ia dapat bersenyawa dengan apoferritin. Jumlah
apoferritin yang ada dalam mukosa usus tergantung pada kadar besi tubuh. Bila besi dalam tubuh sudah cukup maka semua apoferritin yang ada dalam
mukosa usus terikat oleh Fe menjadi Ferritin. Dengan demikian tidak ada lagi apoferitin yang bebas sehingga tidak ada besi yang dapat masuk ke
36
dalam mukosa. Besi yang ada dalam mukosa usus hanya dapat masuk ke dalam darah bila ia berikatan dengan -globulin yang ada dalam plasma.
Gabungan Fe dengan -globulin disebut ferritin. Apabila semua -globulin dalam plasma sudah terikat Fe menjadi
feritin maka Fe++ yang terdapat dalam mukosa usus tidak dapat masuk ke dalam plasma dan turut lepas ke dalam lumen usus sel mukosa usus lepas
dan diganti dengan sel baru.Hanya Fe++ yang terdapat dalam transferrin dapat digunakan dalam eritropoesis, karena sel eritoblas dalam sumsum
tulang hanya memiliki reseptor untuk ferritin. Kelebihan besi yang tidak digunakan disimpan dalam stroma sumsum
tulang sebagai ferritin.Besi yang terikat pada -globulin selain berasal dari mukosa usus juga berasal dari limpa, tempat eritrosit yang sudah tua masuk
ke dalam jaringan limpa untuk kemudian terikat pada -globulin menjadi transferin dan kemudian ikut aliran darah ke sum-sum tulang untuk
digunakan eritoblas membentuk hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh, oleh karena itu apabila
terjadi kekurangan hemoglobin mengakibatkan anemi sehingga aktivitas tubuh terutama daya berpikir akan menurun Kuntarti, 2009.
2.5.5 Kebutuhan zat besi
Kebutuhan zat besi yang diserap berbeda-beda antara individu, umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis.secara umum,kebutuhan zat besi yang diserap
disajikan pada tabel 2.3.
37
Tabel 2.3 Kebutuhan Zat Besi
Umur Jenis Kelamin Mg
0-6 bulan 7-11 bulan
1-3 tahun 4-6 tahun
7-9 tahun
Laki-laki 10-12 tahun
13-15 16-18
19-80
Wanita 10-12 tahun
13-15 16-18
19-29 30-49
50-80 -
7 8
9 10
13 19
15 13
20 26
26 26
26 12
Sumber: AKG 2013
38
Kebutuhan zat besi relatif lebih tinggi pada bayi dan anak daripada orang dewasa apabila dihitung bedasarkan kg berat badan. Bayi yang berumur dibawah
1 tahun dan anak yang berumur 6-16 tahun membutuhkan jumlah zat besi sama banyaknya dengan laki-laki dewasa. Anak-anak sejak bayi sampai remaja
memerlukan zat besi untuk pertumbuhan dan meningkatkan massa sela darah serta mengganti sel darah yang hilang Soemantri, 2005.
Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing dan kulit.Jumlah zat besi yang hilang sangat
bervariasi untuk setiap orang. Pada orang yang mempunyai simpanan zat besi tinggi,maka zat besi yang dikelurkan dari tubuh juga tinggi, sebaliknya orang-
orang yang anemia jumlah zat besi yang dikeluarkan tubuh adalah rendah. Pada bayi, anak dan remaja yang mengalami masa pertumbuhan maka kebutuhan zat
besi diperlukan untuk pertumbuhan jaringan tubuh DeMaeyer, 1995. Kecukupan zat besi rata-rata yang dianjurkan per orang per hari ditunjukkan pada tabel 2.4
Tabel 2.4 Angka Kecukupan Zat Besi yang dianjurkan perhari
Golongan Umur Berat
Badan kg
Tinggi Badan
cm Konsumsi Zat
Besi mg
0-6 bulan 7-12 bulan
1-3 tahun 5,5
8,5 12
60 71
90 3
5 8
39
4-6 tahun 7-9 tahun
Pria 10-12 tahun
13-15 tahun 16-19 tahun
20-45 tahun 46-59 tahun
60 tahun Wanita
10-12 tahun 13-15 tahun
16-19 tahun 20-45 tahun
46-59 tahun 60 tahun
Hamilmenyusui 0-6 bulan
7-12 bulan 18
24
30 45
56 62
62 62
35 46
50 54
54 54
110 120
135 150
160 165
165 165
140 153
154 156
156 154
9 10
14 17
13 13
13 14
19 25
26 14
14 +20
+2 +2
Sumber: Supriasa dkk 2000
40
2.6 Fasilitator Absorbsi Zat Besi