24
sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya kemudian berusaha untuk merusaknya.Jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah
sebelum waktunya hemolisis sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah yang baru, sampai 10 kali
kecepatan normal. Jika penghancuran sel darah merah melebihi pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik. Ada juga obat-
obatan yang
merangsang terjadinya
anemia ini,
seperti obat
tuberculosisyaitu rifampisin
antibiotic golongan
koinolin yang
mempunyai antibody menmpel di sel darah merah meluruh lisis 6 Anemia bulan sabit sicle cell anemia
Anemia tipe
ini merupakan
anemia yang
diturunkan herediter.Permasalahannya terdapat pada sel darah merah.Pada kondisi
normal bentuk sel darah merah fleksibel dan bulat, sedangkan pada penderita sicle cell anemia sel darah terbentuk sickle sabit. Bentuk yang
ireguler ini akan mati premature, mengakibatkan kondisi kekurangan sel darah merah yang kronik. Kasus ini terutama terjadi pada ras Afrika dan
Arab.
2.2.6 Etiologi Anemia
1 Tahap pertama, meliputi berkurangnya simpanan zat besi yang ditandai berdasarkan penurunan kadar feritin serum. Meskipun tidak disertai
konsekuensi fisiologis yang buruk, namun keadaan ini menggambarkan adanya peningkatan kerentanan dari keseimbangan besi yang marjinal
25
untuk jangka waktu lama. Sehingga dapat terjadi defisiensi besi yang berat.
2 Tahap kedua, ditandai oleh perubahan biokimia yang mencerminkan kurangnya zat besi bagi produksi hemoglobin yang normal. Pada keadaan
ini terjadi penurunan kejenuhan transferin atau peningkatan protoporfirin eritrosit, dan peningkatan jumlah reseptor transferin serum.
3 Tahap ketiga, defisiensi zat besi berupa anemia. Pada anemia karena defisiensi yang berat, kadar hemoglobinnya kurang dari 7 gdl
vijayaraghavan, 2004.
2.2.7 Patofisiologi Anemia
Berdasarkan patogenesisnya, anemia digolongkan dalam 3 kelompok Wintrobe at all, 1999 yaitu:
1 Anemia karena kehilangan darah Anemia karena kehilangan darah akibat perdarahan yaitu terlalu
banyaknya sesl-sel darah merah yang hilang dari tubuh seseorang, akibat dari kecelakaan dimana perdarahan mendadak dan banyak jumlahnya,
yang disebut perdarahan ekternal.Perdarahan dapat pula disebabkan karena racun, obat-obatan atau racun binatang yang menyebabkan
penekanan terhadap pembuatan sel-sel darah merah.Selain itu ada pula perdarahan kronis yang terjadi sedikit demi sedikit tetapi terus
menerus.Perdarahan ini disebabkan oleh kanker pada saluran pencernaan, peptic ulser, wasir yang dapat menyebabkan anemia.
26
2 Anemia karena pengrusakan sel-sel darah merah Anemia karena pengrusakan sel-sel darah merah dapat terjadi karena
bibit penyakit atau parasit yang masuk kedalam tubuh, seperti malaria atau cacing tambang, hal ini dapat menyebabkan anemia hemolitik.Bila
sel-sel darah merah rusak dalam tubuh, zat besi yang ada di dalam tidak hilang tetapi dapat digunakan kembali untuk membentuk sel-sel darah
merah yang baru dan pemberian zat besi pada anemia jenis ini kurang bermaanfaat.Sedangkan asam folat dirusak dan tidak dapat digunakan
lagi oleh karena itu pemberian asam folat sangat diperlukan untuk pengobatan anemia hemolitik ini.
3 Anemia karena gangguan pada produksi sel-sel darah merah Sumsum tulang mengganti sel darah yang tua dengan sel darah merah
yang baru sama cepatnya dengan banyaknya sel darah merah yang hilang, sehingga jumlah sel darah merah yang dipertahankan selalu
cukup banyak di dalam darah, dan untuk mempertahakannya diperlukan cukup banyak zat gizi. Apabila tidak tersedia zar gizi dalam jumlah yang
cukup akan terjadi gangguan pembentukan sel darah merah baru. Anemia karena gangguan pada produksi sel-sel darah merah, dapat
timbul karena, kurangnya zat gizi penting seperti zat besi, asam folat, asam pantotenat, vitamin B12, protein kobalt, dan tiamin, yang
kekurangannya biasa disebut anemia gizi. Selain itu juga kekurangan eritrosit, infiltrasi sum-sum tulang, kelainan endokrin dan penyakit
ginjal kronis dan sirosis hati.
27
2.3 Anemia Gizi Besi 2.3.1 Pengertian Anemia Gizi Besi