Fungsi Hemoglobin Batas Nilai Kadar Hemoglobin Hb Cara Pengukuran Kadar Hemoglobin

29 Menurut William, Hemoglobin adalah suatu molekul yang berbentuk bulat yang terdiri dari 4 subunit. Setiap subunit mengandung satu bagian heme yang berkonjugasi dengan suatu polipeptida.Heme adalah suatu derivat porfirin yang mengandung besi.Polipeptida itu secara kolektif disebut sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin Shinta, 2005.

2.4.2 Fungsi Hemoglobin

Hemoglobin berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh sel tubuh, sedangkan mioglobin mengangkut dan menyimpan oksigen untuk sel-sel otot.Besi yang ada di dalam tubuh berasal dari tiga sumber yaitu besi yang diperoleh dari hasil perusakan sel-sel darah merah hemolisis, besi yang diambil dari penyimpanan dalam tubuh, dan besi yang diserap dari saluran pencernaan Soekirman, 2000. Hemoglobin merupakan komponen yang amat penting dalam mempertahankan keutuhan sistem sirkulasi tubuh.Fungsi utamanya adalah dalam mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh yaitu mengambil O2 dari paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar serta membawa CO2 dari jaringan tubuh hasil metabolisme ke paru untuk dibuang.Hemoglobin juga turut berfungsi dalam mempertahankan bentuk normal sel darah merah Hoffbrand, 2006. 30

2.4.3 Batas Nilai Kadar Hemoglobin Hb

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin Hb dalam darah kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin Depkes RI, 1996. Anemia menurut World Health Organization WHO yang dikutip Stuart Gillespie 1996 diartikan sebagai suatu keadaan dimana kadar haemoglobin Hb lebih rendah dari keadaan normal untuk kelompok yang bersangkutan. WHO telah menggolongkan penetapan kadar normal hemoglobin dalam berbagai kelompok seperti di bawah ini: Tabel 2.2 Kadar Hemoglobin Normal Usia Hemaglobin gdl Anak 6 bulan-5 tahun Anak 5 tahun-18 tahun Wanita dewasa 11 12 12-14 Sumber: Arisman, 2004

2.4.4 Cara Pengukuran Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin darah dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara. Cara yang banyak dipakai dalam laboratorium klinik ialah cara 31 fotoelektrik dan kalorimetrik visual dan yang banyak digunakan di lapangan penelitian ialah hemoglobinometer digital WHO, 2001 dalam Raptauli 2012. Metode pengukuran kadar hemoglobin yang paling sering digunakan di laboratorium dan paling sederhana adalah metode Sahli. Cara yang cukup teliti dan dianjurkan oleh International Committee for Standardization in Hematology ICSH adalah cara sian-methemoglobin. Pada metode ini, hemoglobin dioksidasi olehkalium ferrosianidamenjadi methemoglobinyang kemudian bereaksi dengan ion sianida CN2- membentuk sian- methemoglobin yang berwarna merah.Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan standar. Karena yang membandingkan alat elektronik, maka hasilnya lebih objektif. Penentuan Hb dengan cara ini memerlukan spektrofotometer yang harga dan biaya pemeliharannya mahal, maka cara ini belum dapat dipakai secaraluas di Indonesia. Mengingat bahwa membawa spektrofotometer dapat menyebabkan kerusakan pada alatnya. Metode ini baik untuk dipakai dalam pemeriksaan kadar Hb di laboratorium, namun akan mengalami kesulitan jika digunakan untuk survei lapangan Supariasa, dkk., 2002. Cara fotoelektrik atau sianmethemoglobin dilakukan dengan prinsip untuk mengubah hemoglobin darah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan yang berisi kalium sianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm atau filter hijau. Larutan Drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan 32 karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya dengan absorbansi standard sianmethemoglobin. Kelebihan dari metode ini adalah cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penerapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar sianmethemoglobinyang ditanggung kadarnya bersifat stabil. Kesalahan cara ini dapat mencapai kira- kira 2. Kelemahan dari cara ini adalah kekeruhan dalam suatu sampel darah dapat mengganggu pembacaan dalam fotokalorimeter dan menghasilkan absorbansi dan kadar hemoglobin yang lebih tinggi dari sebenarnya contohnya pada keadaan leukositosis dan lipemia Wijayanti, 2005. Cara pengukuran hemoglobin yang berikutnya adalah cara kalorimetrik visual atau sahli. Pada cara ini hemoglobin diubah menjadi asam hematin dengan menggunakan larutan HCl, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu. Di Indonesia cara sahli masih banyak digunakan di laboratorium-laboratorium kecil yang tidak mempunyai fotokalorimeter. Tetapi, cara ini tidak begitu dianjurkan karena bukanlah cara yang teliti dan hanya berlandaskan pengukuran secara visual dan kesalahan cara ini adalah kira-kira 10 Wijayanti, 2005. Hemoglobinometer digital merupakan metode kuantitatif yang terpercaya dalam mengukur konsentrasi hemoglobin di lapangan penelitian dengan menggunakan prinsip tindak balas darah dengan bahan kimia pada 33 strip yang digunakan. Bahan kimia yang terdapat pada strip adalah ferrosianida. Reaksi tindak balas akan menghasilkan arus elektrik dan jumlah elektrik yang dihasilkan adalah bertindak balas langsung dengan konsentrasi haemoglobin. Hemoglobinometer digital merupakan alat yang mudah di bawa dan sesuai untuk penelitian di lapangan karena teknik untuk pengambilan sampel darah yang mudah dan pengukuran kadar hemoglobin tidak memerlukan penambahan reagen. Alat ini juga memiliki akurasi dan presisi yang tinggi berbanding metode laboratorium yang standar.Alat ini juga stabil dan tahan lasak walaupun digunakan dalam jangka masa yang lama Hamill, 2010 2.5 Zat Besi 2.5.1 Pengertian Zat Besi