Hubungan antara Asupan Zat Gizi dengan Anemia pada Siswi MTs Ciwandan

106

5.5.3 Hubungan antara Kebiasaan Makan dengan Anemia pada Siswi MTs Ciwandan

5.5.3.1 Hubungan antara Asupan Zat Gizi dengan Anemia pada Siswi MTs Ciwandan

5.5.3.1.1Hubungan antara Asupan Energi dengan Anemia pada Siswi MTs Ciwandan Tabel 5.21 Hubungan antara Asupan Energi dengan Anemia pada Sisiwi MTs Ciwandan Cilegon-Banten Tahun 2014 Asupan Energi Anemia Total OR Pvalue Anemia Normal N n N 8,379 37,378-1,878 Tidak Baik 36 38,3 58 61,7 94 100 0,001 Baik 2 6,9 27 93,1 29 100 Total 38 30,8 85 69,1 123 100 Berdasarkan hasil analisis hubungan antara asupan energy dengan kejadian anemia diperoleh bahwa kasus anemia terjadi pada siswi yang memiliki asupan energi tidak baik lebih banyak 36 responden 38,3 daripada siswi yang memiliki asupan energi baik sebanyak 2 responden 6,9. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.001 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan kejadian anemia remaja putri. Berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh OR= 8,379 95 Cl 37,378-1,878. Artinya responden dengan asupan energi tidak baik memiliki peluang 8,379 kali 107 untuk menderita anemia defisiensi besi dibandingkan dengan responden dengan asupan energi. 5.5.3.1.2 Hubungan antara Asupan Protein denganAnemia pada Siswi MTs Ciwandan Tabel 5.22 Hubungan antara Asupan Protein dengan Anemia pada Sisiwi MTs Ciwandan Cilegon-Banten Tahun 2014 Asupan Protein Anemia Total OR Cl 95 Pvalue Anemia Normal N n N 5,687 16,474-2,089 Tidak Baik 33 42,3 45 57,7 78 100 0,000 Baik 5 11,1 40 88,9 45 100 Total 38 30,8 85 69,1 123 100 Berdasarkan hasil analisis hubungan antara asupan protein dengan kejadian anemia diperoleh bahwa kasus anemia terjadi pada siswi yang memiliki asupan protein tidak baik lebih banyak 33 responden 42,3 daripada siswi yang memiliki asupan protein baik sebanyak 5 responden 11,1. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.000 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan kejadian anemia remaja putri. Berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh OR= 5,687 95 Cl 16,474-2,089. Artinya responden dengan asupan protein tidak baik memiliki peluang 5,687 kali untuk menderita anemia defisiensi besi dibandingkan dengan responden dengan asupan protein baik. 108 5.5.3.1.3 Hubungan antara Asupan Vitamin C dengan Anemia pada Siswi MTs Ciwandan Tabel 5.23 Hubungan antara Asupan Vitamin C dengan Anemia pada Sisiwi MTs Ciwandan Cilegon-Banten Tahun 2014 Asupan Vit.C Anemia Total OR Cl 95 Pvalue Anemia Normal N n N 1,585 1,837-1,367 Tidak Baik 38 36,9 65 63,1 103 100 0,000 Baik 20 100 20 100 Total 38 30,8 85 69,1 123 100 Berdasarkan hasil analisis hubungan antara asupan vitamin C dengan kejadian anemia diperoleh bahwa kasus anemia terjadi pada siswi yang memiliki asupan vitamin C lebih banyak 38 responden 36,9 daripada siswi yang memiliki asupan vitamin C baik sebanyak 0 responden 0. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.000 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada hubungan yang bermakna antara asupan vitamin C dengan kejadian anemia remaja putri. Berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh OR= 1,585 95 Cl 1,837-1,367. Artinya responden dengan asupan vitamin C tidak baik memiliki peluang 1,585 kali untuk menderita anemia defisiensi besi dibandingkan dengan responden dengan asupan vitamin C baik. 109 5.5.3.1.4 Hubungan antara Asupan Fe dengan Anemia pada Siswi MTs Ciwandan Tabel 5.24 Hubungan antara Asupan Fe dengan Anemia pada Sisiwi MTs Ciwandan Cilegon-Banten Tahun 2014 Asupan Fe Anemia Total OR Cl 95 Pvalue Anemia Normal N N N 5,906 26,650-1,309 Tidak Baik 36 36 64 64 100 100 0,011 Baik 2 8,7 21 91,3 23 100 Total 38 30,8 85 69,1 123 100 Berdasarkan hasil analisis hubungan antara asupan Fe dengan kejadian anemia diperoleh bahwa kasus anemia terjadi pada siswi yang memiliki asupan Fe tidak baik lebih banyak 36 responden 36 daripada siswi yang memiliki asupan Fe baik sebanyak 2 responden 8,7. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.011 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada hubungan yang bermakna antara asupan Fe dengan kejadian anemia remaja putri. Berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh OR= 5,906 95 Cl 26,650-1,309. Artinya responden dengan asupan Fe tidak baik memiliki peluang 5,906 kali untuk menderita anemia defisiensi besi dibandingkan dengan responden dengan asupan Fe. 110

5.5.3.2 Hubungan antara Frekuensi Makan dengan Anemia pada Siswi MTs Ciwandan