17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kematangan Emosi
1. Definisi Kematangan Emosi
Kematangan emosi dapat dipahami dengan mengetahui pengertian istilah kematangan dan emosi terlebih dahulu. Istilah kematangan menurut
Skinner Endah Puspita Sari Sartini Nuryoto, 2002: 78, menunjukkan adanya proses menjadi matang. Menjadi matang berarti adanya usaha
peningkatan dan perbaikan. Individu yang dianggap telah memenuhi persyaratan untuk disebut matang masih terus berkembang, sehingga pada
tiap-tiap saat individu menunjukkan taraf kematangan yang berbeda antara waktu yang lalu dengan waktu mendatang.
Menurut Du Preez Anthony Dio Martin, 2008: 91, emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu dan hasil reaksi kognitif
terhadap situasi spesifik. Selain itu, Anthony Dio Martin 2008: 24, menyebutkan bahwa emosi pada prinsipnya menggambarkan “perasaan
manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda”. Definisi lain diungkapkan oleh Goleman 2004: 411, bahwa emosi merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan
psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Ada ratusan emosi bersama dengan campuran, variasi, mutasi, dan nuansanya. Sejumlah teoritikus mengelompokkan emosi ke dalam
golongan-golongan besar, seperti amarah, kesedihan, rasa takut,
18
kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu. Ekman Goleman, 2004: 412, menemukan bahwa ada empat emosi inti dalam penelitiannya yaitu
takut, marah, sedih, dan senang. Berdasarkan beberapa definisi emosi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu reaksi dalam
menghadapi situasi tertentu yang disertai oleh perasaan dan pikiran sehingga menimbulkan kecenderungan untuk bertindak.
Hurlock 2004 :
213, mendefinisikan kematangan emosi sebagai tidak meledaknya emosi dihadapan orang lain melainkan menunggu saat
dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara- cara yang lebih dapat diterima. Senada dengan hal itu, Sartre dalam Gusti
A. S. dan Margareta M. S. P, 2010: 36-37, mengungkapkan bahwa kematangan emosi adalah keadaan individu yang tidak cepat terganggu oleh
rangsangan yang bersifat emosional, baik dari dalam maupun dari luar individu, selain itu dengan kematangan emosi individu dapat bertindak
dengan tepat dan wajar sesuai dengan situasi dan kondisi. Kartono dalam Gusti A. S. dan Margareta M. S. P, 2010: 36,
mendefinisikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional, oleh karena itu
pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosional seperti pada masa kanak-kanak. Individu yang telah mencapai kematangan emosi
dapat mengendalikan emosinya. Lebih lanjut Davidoff dalam Gusti A. S. dan Margareta M. S. P, 2010: 36-37, menjelaskan bahwa kematangan
emosi merupakan kemampuan individu untuk dapat menggunakan emosinya
19
dengan baik serta dapat menyalurkan emosinya pada hal-hal yang bermanfaat dan bukan menghilangkan emosi yang ada dalam dirinya.
Kematangan emosi dapat diartikan sebagai suasana atau respon emosi yang terhindar dari sifat-sifat impulsif bertingkah laku berdasarkan
dorongan sesaat tanpa pertimbangan yang matang, atau kekanak-kanakkan Syamsu Yusuf L. N., 2009: 127. Anthony Dio Martin 2008: 73
menjelaskan bahwa kematangan emosional tercapai ketika seseorang mampu menerima hal-hal negatif dari lingkungan tanpa membalasnya
dengan sikap negatif pula, melainkan dengan kebaikan. Menurut Alport Anggia K. E. M., 2009: 72, individu yang sehat dan matang emosinya,
tidak dikontrol dan
dikuasai
oleh kekuatan-kekuatan tidak sadar. Covey dalam Nurul F., 2011: 4, mengemukakan bahwa kematangan
emosi adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan yang ada dalam diri secara yakin, berani, seimbang dengan pertimbangan-pertimbangan
akan perasaan, dan keyakinan individu lain. Chaplin 1999: 291 mengartikan bahwa kematangan emosi sebagai kedewasaan psikologis
merupakan perkembangan sepenuhnya dari intelegensi, proses internal, dan minat.
Kesimpulan dari banyak definisi di atas bahwa seseorang yang mempunyai kematangan emosi adalah orang yang telah mencapai tingkat
kedewasaan dari perkembangan emosionalnya, menunjukkan emosi yang stabil tidak meledak-ledak, mampu mengendalikan atau mengontrol emosi
20
dan mewujudkannya melalui respon emosional yang baik dan bertanggung jawab serta mengantisipasi secara kritis situasi yang dihadapi.
2. Ciri-ciri Kematangan Emosi