25
Selain itu, menurut Syamsu Yusuf L. N. 2006: 54, Kematangan emosi pada remaja ditandai oleh:
a. Adekuasi Emosi Remaja yang memiliki kematangan emosi ditandai dengan cinta
kasih, simpati, altruis senang menolong orang lain. Selain itu remaja juga memiliki respek sikap hormat atau menghargai orang lain, dan
sikap ramah terhadap orang lain di lingkungan sekitarnya. b. Pengendalian Emosi
Remaja yang matang emosinya ditandai dengan tidak mudah tersinggung, tidak agresif, dan bersikap optimis. Remaja juga dapat
menghadapi situasi frustasi secara wajar. Berdasarkan aspek kematangan emosi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa aspek-aspek kematangan emosi meliputi sikap untuk belajar pada individu, memiliki rasa tanggung jawab,memiliki kemampuan
untuk berkomunikasi dengan efektif, memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan sosial, beralih dari egosentrisme ke sosiosentrisme, falsafah hidup
yang terintegrasi, adekuasi emosi, dan pengendalian emosi pada remaja.
4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kematangan Emosi
Kematangan emosi pada remaja bukan hal yang diperoleh dengan sendirinya. Ada beberapa faktor yang menentukan kematangan emosi
remaja. Kematangan emosi pada remaja dipengaruhi oleh faktor dari internal remaja dan faktor eksternal remaja. Menurut Syamsu Yusuf L. N.
26
2009: 128, matang tidaknya emosi remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:
a. Usia
Semakin bertambahnya usia, maka individu semakin banyak belajar, sehingga perkembangan emosinya semakin matang. Individu
lebih dapat menguasai, mengendalikan dan mengelola emosinya secara lebih stabil. Remaja mampu meninggalkan sifat kekanak-kanakan dan
mulai belajar untuk berperilaku secara matang. Selain itu, remaja juga mampu menampilkan perilaku yang tidak impulsif lagi, tetapi yang
didasarkan atas pertimbangan yang matang, yaitu memikirkan tentang dampak atau resiko dari perbuatannya.
b. Sikap dan Perlakuan Orang Tua
Kehidupan dalam lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam proses kematangan emosi seseorang, terutama sikap dan perlakuan orang
tua. Sikap dan perlakuan orang tua berpengaruh pada kondisi emosi remaja. Orang tua yang memberikan sikap dan perlakuan positif, maka
kondisi emosi remaja dapat lebih positif dan stabil. Sebaliknya jika orang tua memberikan sikap dan perlakuan yang negatif membuat remaja
cenderung labil dan mudah marah. c.
Kualitas Interaksi Sosial Komunikasi Kualitas komunikasi dengan orang tua, teman sebaya, dan orang
lain yang bermakna bagi individu dapat mempengaruhi kematangan
27
emosinya. Komunikasi yang baik dapat berpengaruh baik pula pada kondisi emosi seseorang, begitu juga sebaliknya.
Selain itu Shyrock Anggia K. E. M., 2009: 73, menyebutkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi, yaitu:
a. Kemampuan Mental
Faktor ini ditunjukkan oleh bagaimana cara berpikir individu dan tindakannya yang logis. Selain itu, mampu mempertimbangkan segala
sesuatu secara seimbang, keterbukaan dalam menerima kritik orang lain, dan mampu memahami serta menilai suatu pengalaman dapat
mempengaruhi kematangan emosi individu. b.
Kontrol Diri Kontrol
diri merupakan
kemampuan individu
untuk mengendalikan emosi dan kemarahannya, serta mampu bertindak
berdasarkan akal sehat. Individu yang memiliki kontrol diri yang baik, tidak meledakkan emosinya dan melakukan hal-hal yang bersifat negatif
serta merugikan dirinya maupun orang lain di sekitarnya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan faktor yang
mempengaruhi kematangan emosi adalah perkembangan usia seseorang, sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak dalam kehidupan keluarga, dan
kualitas komunikasi dengan orang-orang yang bermakna dalam kehidupan seseorang. Selain itu, kemampuan individu dalam berpikir dan bertindak,
serta mengendalikan emosi juga dapat mempengaruhi kematangan emosi.
28
5. Karakteristik Kematangan Emosi Remaja