Berkaitan dengan maksud heuristik ini, akan disajikan transformasi sistem secara menyeluruh dalam bentuk model enam elemen dari Miles
1997 yang mencakup strategi, infrastruktur, budaya, kompetensi dan orang. Definisi keenam elemen tersebut ditunjukkan dalam tabel 3.
Konsepsi lain mungkin juga bisa digunakan namun model elemen sistem organisasi ini dianggap sederhana, efektif dan sesuai dengan model
populer dari McKinsey tentang Model 7-S’s style, strategy, structure, system, skill, shared value, staff yang diajarkan dalam sekolah bisnis.
19. Heuristik 10 : Analisis Dampak Keseluruhan Sistem
Sistem ada yang perlu dipahami minimal pada tingkat tinggi, sebelum mencoba mengubahnya. Begitu pula intrik inefisiensi penampilan sistem
yang rendah masih diperlukan agar sistem tetap berjalan dan memutuskan interaksi tersebut secara sewenang wenang dapat merusak sistem.
Selanjutnya, memutuskan bagian-bagiannya mungkin lebih sukar daripada yang terlihat sekaligus pada mulanya, karena menyebabkan sistem
terjebak ke dalam masalah kompleks dan tidak dapat dipecahkan. Miles 1997: 34 menyatakan bahwa perubahan besar dalam satu atau beberapa
elemen organisasi yang tidak dikaitkan dengan perubahan elemen lain cenderung menciptakan kekacauan chaos, karena elemen desain
penting mulai menekan organisasi dari arah yang berbeda.
20. Heuristik 11 : Inisiatif dibuat secara Baik
Sistem yang diubah perlu menggunakan inisiatif perubahan yang terpilih secara baik. Inisiatif perubahan yang dibentuk secara baik akan
mengarahkan keseluruhan sistem dengan cara yang terkonsentrasi secara cermat melalui perubahan bagian-bagian organisasi yang mendukung dan
menguatkan perubahan. Mengingat sistem organisasi dibentuk dari sejumlah sub-sistem yang terkait satu sama lain, maka inisiatif harus
memiliki fokus yang luas dan mampu mengubah banyak aspek organisasi secara bersamaan.
92
Target perubahan harus mencakup beberapa sub-sistem dan berusaha menghindari hambatan yang resisten atau menghalangi
perubahan. Jika inisiatif perubahan melalui cara ini tidak didesain untuk mendukung orang dalam pekerjaannya maka inisiatif tersebut membantu
menciptakan suasana kesepadanan climate of alignment yang dibutuhkan bagi keberhasilan yang akan dicapai Trahant, Burke dan
Koonce, 1997. Tabel 4 menyajikan petunjuk untuk membuat inisiatif yang baik.
Tabel 4.3 Petunjuk Membuat Inisiatif yang Baik di Sekolah
N o
Petunjuk
1 Masukkan inisiatif perbaikan kegiatan dan perubahan budaya:
Berikan perhatian pada perubahan fundamental mengenai keahlian dan orientasi orang, gaya manajemen, nilai dan
kompetensi sekolah.
2 Masukkan beberapa inisiatif yang terfokus pada aspek eksternal
dan internal.
3 Buat rancangan yang mencakup transformasi organisasi
sekolah yang membentang dari satu tahap ke tahap selanjutnya.
4 Adakan enam atau lebih inisiatif utama dalam keseluruhan,
meskipun setiap tahap memiliki sub-inisiatif. 5
Lakukan perubahan secara simultan yang mencakup seluruh dimensi organisasi.
6 Struktur yang dibuat secara unik bukan hanya sejajar dengan
visi melainkan pula saling menguatkan satu sama lain.
21. Heuristik 12 : Meletakkan Basis sebagai Organisasi Adaptif
Inisiatif perubahan yang berhasil harus diarahkan pada realitas perubahan yang berkelanjutan. Inisiatif yang dibuat bukan hanya
memuaskan organisasi dalam bentuk sederhana berupa tujuan akhir yang diharapkan dan transisi dari keadaan tersebut, melainkan pula karena
93
seketika terjadi transisi maka keadaan akan menjadi usang. Oleh karena itu, organisasi sekolah yang ingin bersaing dalam lingkungan e-learning
electronic learning pada akhirnya harus berencana menjadi organisasi pembelajar dengan cara terus-menerus beradaptasi terhadap lingkungan.
Hal ini menuntut penerapan praktek manajemen baru yang mendorong pembelajaran. Praktek ini harus mencakup kepercayaan lingkungan,
penekanan pada pemikiran sistem, berbasis pada pengambilan risiko, pemberdayaan dan kolaborasi Jaffe Merron, 1995; Senge et al, 1994.
Tabel 4.4 Pertanyaan Pemenuhan Heuristik Transformasi Organisasi
KRITERIA PERTANYAAN DIAGNOSTIK
Energi transformasi
Apakah rasa urgen melakukan perubahan telah
dikembangkan?
Apakah sekolah memahami posisinya ketika disandingkan dengan kompetitorsekolah lain?
Apakah kekuatan dan kelemahan organisasi
sekolah dipahami?
Apakah patokan kinerja telah dinaikkan?
Apakah keharusan pemaksaan melakukan perubahan telah tercipta? Apakah pemaksaan itu
tertulis? Dapatkah pemaksaan itu dikomunikasikan secara jelas dan efektif?
Fokus pelanggan
Apakah transformasi terfokus pada pelayanan
yang lebih baik terhadap pelanggan warga sekolah?
Komitmen eksekutif
Apakah pimpinan sekolah memiliki komitmen?
Apakah pemimpin transformasional berada pada
tingkat eksekutif?
Apakah model kepemimpinan transformasional mengarahkan perilaku warga sekolah?
94
Rencana implementasi
yang komprehensif
Apakah empat dimensi perubahan sudah menjadi
sasaran?
Apakah rancangan yang disusun mencakup perencanaan pembelajaran, revisi, eksperimentasi
dan trial and error?
Adakah rencana komunikasi yang komprehensif?
Adakah rencana kemenangan jangka pendek?
Adakah rencana untuk merayakan kemenangan?
Apakah ada metode pelatihan untuk guru dan staf
yang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan bagi perubahan dan mengarahkan keahlian
tersebut dalam proses perubahan?
Adakah rencana komprehensif untuk
menanamkan perilaku baru dalam budaya?
Apakah proses perubahan berdasarkan teori yang tepat?
Infrastruktur perubahan
yang handal
Adakah komite pengarah eksekutif?
Apakah dewan dan tim perubahan ditempati oleh para guru dan staf profesional?
Apakah ada bauran tim?
Apakah tim perubahan sesuai dalam menjalankan
transformasi?
Komitmen sumber daya
yang cukup
Apakah pemimpin dipersiapkan untuk menangani sumber daya penting dalam jangka waktu yang
lama?
Apakah sumber daya telah tersedia?
Apakah komitmen tersebut layak bagi para guru
dan staf?
Penilaian kesiapan
melakukan perubahan
Apakah kesiapan kepemimpinan dan organisasi
sudah diakses secara tepat?
Apakah penilaian kesiapan organisasi telah dilakukan?
Apakah pelatihan dan kebutuhan mempersiapkan
organisasi dipahami secara baik?
Apakah rencana yang ada ditujukan untuk mengatasi kekurangan?
Apakah peninjauan pentingan telah dilakukan?
Visi perubahan dibuat secara
baik
Apakah visi dipahami secara baik? Apakah visi itu jelas dan mengikat?
Apakah visi memenuhi kriteria sebagai visi yang
diformulasi secara baik tabel 2?
Apakah visi mengalir ke bawah mata rantai manajemen sehingga nyata dan dimiliki oleh
sebagian besar guru dan staf
95
Definisi kondisi masa depan
keseluruhan sistem
Apakah kondisi masa depan keseluruhan sistem
telah diidentifikasi?
Apakah kondisi masa depan yang diharapkan telah dipahami?
Apakah semua elemen sistem organisasi sekolah
dipertimbangkan? Analisis
dampak keseluruhan
sistem
Apakah dampak sistem telah dianalisis?
Apakah dampak tersebut dipahami secara baik?
Inisiatif dibuat secara baik
Apakah inisiatif dibuat secara baik?
Apakah inisiatif dirangkai dan disusun secara
baik?
Apakah perubahan ditujukan pada keseluruhan sistem?
Rencana pembelajaran
organisasi
Apakah rencana diimplementasikan bagi pembelajaran organisasi?
Apakah kebutuhan pembelajaran organisasi
dipahami oleh para pimpinan sekolah?
X. Karakteristik Organisasi Sekolah yang Efektif
Asumsi yang dianut dalam membahas sekolah efektif adalah manajemen sekolah yang baik akan menciptakan proses pendidikan dan pengajaran yang
berkualitas dan pada gilirannya akan menghasilkan keluaran pendidikan yang diharapkan Arismunandar, 2007: 1. Dengan posisi itu manajemen sekolah
selain perlu lebih dinamis dalam menjawab perubahan yang terjadi, terutama yang berkaitan dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap
pengelolaan sekolah, juga yang terpenting ialah memiliki konsep yang jelas mengenai wujud sekolah efektif yang diharapkan. Hal ini penting dipahami
bersama mengingat semakin maraknya pencitraan sekolah seperti sekolah unggulan, sekolah efektif, sekolah berstandar nasioanl SBN dan sekolah
berstandar internasional SBI dan sebagainya. Tanpa mengurangi kredibilitas pencitraan tersebut, Moejiato 1980
mengatakan bahwa penelitian tentang sekolah efektif di Indonesia masih sangat jarang dilakukan. Oleh karena itu, menurut Scheeners 1992, sebelum
96
menentukan karakteristik sekolah yang efektif lebih dahulu perlu menentukan orientasi produk sekolah. Misalnya, lulusan yang diharapkan, kelengkapan
organisasi yaitu pemerolehan sumber daya, karakteristik pengajaran dan motivasi kerja guru serta model evaluasi dan pengukuran hasil belajar yang
disepakati dan berkesinambungan. Karakteristik organisasi yang demikian ini menurut Edmons 1979 secara lebih sederhana menunjuk kepada lima
karakteristik keefektifan, yakni: 1 harapan yang tinggi dari keefektifan pengajaran, 2 kepemimpinan instruksional yang kuat oleh kepala sekolah, 3
iklim yang teratur, tenang dan berorientasi kerja sekolah, 4 melaksanakan kegiatan administrasi keuangan dan akademik, dan 5 pemantauan atas
kemajuan belajar peserta didik. Karakteristik organisasi sekolah yang efektif tersebut menggambarkan bahwa pendekatan proses internal merupakan ukuran
keefektifan yang memusatkan pada proses pengelolaan semua program sekolah dengan baik dan benar.
Dilihat dari aspek mutu sebagai gambaran keefektifan manajemen sekolah tampak bahwa keefektifan sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor yang
melingkupinya. Croghan dalam Sagala, 2004: 82 telah melakukan suatu penelitian yang luas tentang kemampuan kepala sekolah di Florida yang
menyimpulkan bahwa kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memiliki kompetensi yang mampu menciptakan sekolah efektif. Penelitian
Croghan ini memberi gambaran bahwa kemampuan kepala sekolah menjadi jaminan tingkat keefektifan sekolah, karena kepala sekolah merupakan motor
penggerak utama pelaksanaan program sekolah. Fakor-faktor tersebut menggambarkan dedikasi guru yang tinggi, kepemimpinan kepala sekolah yang
kuat, harapan peserta didik dan staf yang terpenuhi, pemantauan kemajuan peserta didik, iklim belajar yang positif, kesempatan yang cukup untuk belajar,
pelibatan orang tua dan masyarakat dalam program sekolah. Hasil penelitian di atas sejalan dengan karakteristik keefektifan sekolah
yang dikemukakan oleh Ornstein dan Levine 1989 yakni: 1 lingkungan sekolah yang aman dan teratur dalam mendukung proses belajar mengajar, 2
97
misi dan komitmen kerjasama staf sekolah yang jelas, 3 karakteristik kepemimpinan instruksional yang lugas dan kuat oleh kepala sekolah, 4 iklim
yang mendukung bagi murid untuk mencapai keterampilan yang tinggi, 5 perencanaan dan pelaksanaan yang dapat memberikan mutu yang terukur
terhadap hasil belajar peserta didik, 6 adanya pemantauan atas kemajuan belajar peserta didik dan perbaikan pengajaran, 7 hubungan sekolah dan
keluarga yang positif dan harmonis, yaitu orang tua memainkan peranan penting dalam mendukung misi dasar sekolah untuk membantu pencapaian tujuan dan
target sekolah. Sementara itu, karateristik organisasi sekolah yang efektif menurut hasil
penelitian Purkey dan Smith 1983 didasarkan pada tiga belas 13 indikator organisasi yang efektif, yakni: 1 Fokus manajemen didasarkan pada
kapabilitas sekolah; 2 Kepemimpinan yang kuat; 3 stabilitas staf, 4 Konsensus tujuan; 5 Pengembangan dan pembinaan staf sekolah; 6
Dukungan orang tua; 7 Hasil akademik yang berkualitas; 8 Penggunaan waktu yang efektif; 9 Ada dukungan kuat dari pemerintah daerah; 10
Hubungan kolegial dan perencanaan; 11 Komitmen organisasi; 12 Tujuan yang jelas dan harapan yang tinggi di sekolah; dan 13 Aturan yang baik dan
kuat. Mengacu pada komponen karakteristik keefektifan sekolah menurut hasil
penelitian pakar dan sesuai dengan model atau pendekatan efektivitas organisasi, yang meliputi antara lain model tujuan rasional, model proses
internal, model sistem terbuka, model kepuasan pelanggan, model konstituen strategis, nilai yang bersaing, dan sebagainya Simatupang dan Akib, 2007,
dapat disederhanakan ke dalam beberapa aspek yakni, manajemen dan kepemimpinan sekolah yang partisipatif, komitmen warga sekolah, iklim sekolah
dan lingkungan strategis yang mendukung, komitmen dan peran pemerintah daerah.
Optimalisasi setiap komponen tersebut menjadi karakteristik utama manajemen perubahan dan pengembangan organisasi sekolah menuju sekolah
98
efektif, efisien dan berkualitas. Sekolah yang beroperasi dengan baik sangat memperhatikan manajemen pengajaran, metode dan perilaku guru dalam
mengajar, kurikulum dan desain pengajaran yang dijadikan acuan, terknologi pembelajaran yang up-to-date, layanan teknis pendidikan yang memuaskan
stakeholders sekolah dan layanan kepala sekolah terhadap guru, staf dan warga sekolah. Di lain pihak, hal yang mempengaruhi keefektifan sekolah
adalah sikap dan perilaku kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan karyawan sekolah.
Tabel 4.5 Komponen Karakteristik keefektifan Sekolah
KOMPONEN KARAKTERISTIK
Manajemen
Fokus manajemen didasarkan pada lembaga pendidikan yang bersangkutan yaitu prosesnya menekankan pada
prosedur pengembangan organisasi yang akurat dan penggunaan waktu yang efektif, berpusat pada hasil dan
tujuan yang jelas dan terukur, semua warga sekolah memiliki komitmen dan harapan yang tinggi terhadap
sekolahnya.
Kepemimpinan
Berfungsinya komponen organisasi secara optimal dan keefektifan manajerial ditandai dengan kepemimpinan
instruksional yang lugas dan kuat oleh kepala sekolah, performansi guru dan tenaga kependidikan yang
profesional ditopang oleh kemampuan teknologi, perkembangan lingkungan, peluang yang baik,
kecakapan individu dan motivasi yang kuat dengan penuh kreativitas dan inovasi.
Komitmen
Kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan menggambarkan sikap: 1 konsisten, 2 memiliki
komitmen, 3 memiliki integritas yang tinggi, 4 berpikir luas dan terbuka, 5 bersikap jujur, 6 percaya diri, 7
kreatif, dan sebagainya, yang ditandai dengan hubungan perencanaan dan sikap kolegialitas dan
didukung dengan aturan yang baik, kuat dan memadai serta dipahami secara luas.
Lingkungan Strategis
Keterlibatan secara sinergis kelompok informal, kebutuhan individu dan tujuan birokrasi yang secara
bersama-sama berperan optimal sehingga terwujud
99
stabilitas staf ditandai dengan suasana hubungan antar manusia yang harmonis dan teratur.
Harapan
Harapan yang tinggi dan keefektifan pengajaran oleh para pengajar dengan penggunaan waktu secara efisien
dan pengembangan staf lembaga pendidikan yang memadai serta perhatian terhadap kondisi fasilitas fisik
untuk pembelajaran.
Iklim Sekolah
Suasana yang teratur dan berorientasi kerja, tenang, berorientasi pendidikan, terpelihara dan tercapai hasil
akademik serta pemantauan secara rutin terhadap kemajuan aktivitas personal maupun kemajuan belajar
peserta didik.
Peran Pemerintah
Adanya dukungan pemerintah pusat terhadap standarisasi dan dukungan pemerintah daerah
kabupaten, kota terhadap pelayanan anggaran dan fasilitas sekolah serta adanya dukungan orang tua dan
masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami karakteristik sekolah efektif yang pada dasarnya meliputi aspek-aspek proses persekolahan yang
berkontribusi terhadap peningkatan kualitas dan nilai tambah hasil belajar siswa. Organisasi sekolah yang efektif didukung dengan manajemen sekolah yang
efektif. Berdasarkan pandangan pakar dan hasil penelitian dapat diidentifikasi dua
kelompok kajian mengenai karakteristik manajemen sekolah efektif dalam Depdiknas, 2007: 34. Pertama, kajian yang memusatkan analisisnya terhadap
karakteristik tertentu yang berkontribusi terhadap sekolah efektif, di antaranya adalah karakteristik budaya organisasi sekolah Cheng, 1993, proses
pembuatan keputusan Taylor Levine, 1991, perubahan organisasi dan manajemen Louis Miles, 1991 dan keefektifan pengajaran Virgilio, Teedlie
Oesher, 1991. Kedua, kajian yang memusatkan pada berbagai karakteristik umum sekolah, seperti ditemukan dalam kajian Martimore 1993, penelitian
Moedjiarto 1990 dan penelitian Witte dan Walsh 1990. Dari berbagai sumber di atas dapat diidentifikasi berbagai karakteristik
proses sekolah efektif, sebagaimana diilustrasikan pada gambar 3. 100
Tim Pengembang UMN, 2005
MANAJEMEN SEKOLAH
EFEKTIF
Perenc Pengemb
Sekolah Akunta-
bilitas Sekolah
Pengelo- laan
Kurikulum
Tata Tertib
Disiplin Penghar-
gaan Insentif
Iklim Budaya
Sekolah Peman-
tauan siswa
Kepemim- pinan
Sekolah
Pengemb Guru
Staf Pember-
dayaan OTM
Pengem- bangan
Siswa
Gambar 4.4 Karakteristik Manajemen Sekolah Efektif
Berdasarkan karakteristik manajemen sekolah efektif tersebut, khusus mengenai elemen kepemimpinan kepala sekolah dapat dikemukakan secara
singkat berikut ini dengan asumsi bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap prestasi akademik dan semua aspek kinerja sekolah.
Terdapat dua dimensi proses kepemimpinan, yaitu: 1 Beban kepemimpinan yang terkait dengan seberapa besar tanggung jawab diambil alih
atau didelegasikan oleh kepala sekolah. Kemudian 2 bentuk atau gaya kepemimpinan, yakni cara kepala sekolah bermain peran, misal situasional
sesuai tingkat kematangan bawahan dilihat dari dimensi kemampuan
101
keterampilan, pengetahuan dan dimensi kemauan tanggung jawab, komitmen.
Kombinasi kemampuan dan kemauan tersebut melahirkan empat tipe kematangan manusia bawahan dan gaya kepemimpinan yang sesuai, yakni:
1. Kematangan rendah gaya direktif
2. Kematangan rendah-sedang gaya konsultatif;
3. Kematangan sedang-tinggi gaya partisipatif
4. Kematangan tinggi gaya delegatif
Sementara itu, indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif meliputi antara lain:
1. Penerapkan pendekatan partisipatif dan demokratis;
2. Menyiapkan waktu untuk berkomunikasi dgn warga sekolah;
3. Menekankan kpda guru staf utk memenuhi norma pembljrn;
4. Memantau kemajuan belajar siswa via guru;
5. Aktif melakukn pertemuan dgn warga sekolah ttg topik aktual;
6. Dana dialokasikan sesuai prioritas yang ditentukan;
7. Melakukan kunjungan kelas;
8. Peka terhadap kebutuhan guru, staf, siswa warga sekolah;
9. Menunjukkan sikap dan perilaku sebagai model u teladan;
10. Mengarahkan inovasi organisasi sekolah; 11. Akuntabel, transparan dan profesional khususnya keuangan;
12. Membangun kelompok kerja aktif;
102
13. Memiliki komitmen terhadap penjaminan mutu sekolah; 14. Memberikan ruang pemberdayaan sekolah
15. Dan lain-lain.
LATIHAN 1. Jelaskan pengertian kepemimpinan menurut pendapat Anda?
2. Jelaskan mengapa dikatakan bahwa kepemimpinan diumpamakan seperti
jantung manusia dan sistem sirkulasi yang menentukan hidup manusia? 3. Jelaskan pengertian dan tujuan manajemen perubahan dalam organisasi
sekolah? 4. Uraikan langkah-langkah atau tahap-tahap manajemen perubahan?
5. Jelaskan elemen-elemen manajemen perubahan? 6. Jelaskan karaktertistik keefektifan sekolah?
103
BAB V KEPALA SEKOLAH DALAM PROBLEM SOLVING
A. Pengertian Keputusan
Para pakar memberikan pengertian keputusan sesuai dengan sudut pandang dan latar belakang pemikirannya. Menurut Ralp C. Davis, keputusan
adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa
tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. Menurut Mary Follet, keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi.
Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperoleh dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukum atau ketentuan maka
tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi hal itu merupakan wewenang dari hukum situasi. Sementara itu, menurut James
A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: 1 ada pilihan atas dasar logika atau
pertimbangan; 2 ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan 3 ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin
mendekatkan pada tujuan tersebut. Pengertian keputusan yang lain dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo
bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. Dari
pengertian keputusan tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang
dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.
104