KEBIJAKAN PROSEDUR
STRUKTUR IKLIM KERJA
BUDAYA ORGANISASI
LEADERSHIP PRAKTEK
MANAJEMEN
MISI STRATEGI
BAB IV KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN PERUBAHAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Organisasi sebagaimana layaknya tubuh manusia, terdiri dari organ dan struktur vital yang memberi kekuatan dan rigiditas, bentuk dan fungsi sebagai
komponen penting bagi kehidupan organisasi. Menurut Gilley dan Maycunich 2000, sistem organisasi terdiri dari atas tujuh unsur, yakni: struktur,
kepemimpinan, budaya organisasi, praktek manajerial, misi dan strategi, kebijakan dan prosedur, serta iklim kerja lihat Gambar.
Gambar 4.1 Kepemimpinan dan Komponen Sistem Organisasi
Pada gambar 1 terlihat bahwa kepemimpinan merupakan pusat sistem organisasi. Hal ini sesuai dengan pemahaman bahwa pemimpin merupakan
jantung organisasi. Kepemimpinan merupakan pusat dari setiap interaksi,
keputusan, komunikasi dan tindakan dalam organisasi. Kepemimpinan
diumpamakan seperti jantung manusia dan sistem sirkulasi yang menentukan 61
PENGARUH
TUJUAN ORGANISASI
KEPEMIMPINAN PEMIMPIN-
PENGIKUT
ORANG PERUBAHAN
hidup manusia. Elemen kunci kepemimpinan meliputi pemimpin-pengikut, pengaruh, orang, perubahan dan tujuan organisasi.
Gambar 4.2 Elemen Utama Definisi Kepemimpinan
Organisasi mepunyai dua klasifikasi pekerja, yakni manajer dan pekerja. Manajer memiliki bawahan dan kewenangan formal untuk menyatakan kepada
bawahan mengenai apa yang dikerjakan, sedangkan para pekerja tidak memiliki kedua hal yang dimiliki oleh manajer. Semua manajer memerankan empat
fungsi utama, yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Kepemimpinan merupakan bagian tugas manajer yang
menjalankan fungsi kepemimpinan secara efektif. Di sisi lain, ada juga sejumlah orang yang bukan manajer, namun mempunyai pengaruh besar terhadap
karyawan. Fenomena inilah yang menyebabkan mengapa Lussier dan Achua 2001 tidak mempertukarkan pemakaian kata manajer dan pemimpin. Kata
manajer dipakai untuk menunjukkan orang yang memiliki titel dan kewenangan formal. Sedangkan kata pemimpin dipakai untuk menunjukkan orang yang
dianggap sebagai manajer atau bukan manajer. Pemimpin selalu memliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, sebaliknya manajer mungkin saja
tidak memiliki kemampuan itu. Pemimpin tidak perlu orang yang memegang sejumlah posisi formal seperti manajer.
Pengikut. Pengikut adalah orang-orang yang dipengaruhi oleh pemimpin.
Pengikut dapat saja manajer atau non-manajer. Pengikut yang baik tidak selalu mengiyakan atau mengikuti pemimpin. Singkatnya, pemimpin yang efektif
62
mempengaruhi pengikutnya dan pengikut mempengaruhi pemimpinnya. Kualitas yang diperlukan bagi kepemimpinan yang efektif sama dengan kualitas yang
dibutuhkan oleh pengikut yang efektif.
Pengaruh. Mempengaruhi adalah proses di mana pemimpin
mengkomunikasikan gagasan dan memperoleh tanggapan atas gagasannya serta memotivasi pengikutnya agar mendukung dan mengimplementasikan
gagasannya dengan melakukan perubahan. Pengaruh merupakan esensi kepemimpinan. Mempengaruhi juga merupakan hubungan timbal-balik antara
pimpinan dan pengkitnya. Pimpinan memperoleh komitmen dan antusias pengikut yang dipengaruhi. Pemimpin yang efektif mengajarkan keahlian
kepemimpinan kepada stafnya.
Tujuan Organisasi. Pemimpin yang efektif mempengaruhi pengikutnya
dalam berpikir bukan saja untuk kepentingannya tetapi juga untuk kepentingan orgnisasi. Kepemimpinan muncul ketika para pengikut terpengaruh untuk
melakukan apa yang dianggap etis dan bermanfaat bagi organisasi sehingga perlu bekerja secara bersama-sama agar memperoleh hasil yang diinginkan
baik oleh pimpinan maupun oleh pengikut, termasuk meraih masa depan yang diharapkan atau berbagai tujuan yang dapat memotivasi kedua pihak untuk
meraih hasil yang lebih baik.
Perubahan. Mempengaruhi pihak lain dan menentukan tujuan yang akan
dicapai merupakan salah satu bentuk perubahan. Organisasi perlu melakukan perubahan secara terus-menerus agar dapat beradaptasi terhadap perubahan
yang cepat dalam lingkungan global. Pemimpin yang efektif memahami perlunya melakukan kegiatan ke arah tujuan organisasi yang diharapakan di
masa depan.
Orang. Meskipun istilah orang tidak secara spesifik dikemukakan dalam
definisi kepemimpinan yang dibuat, namun setelah membaca elemen definisi lain tentang kepemimpinan dapat dipahami bahwa kepemimpinan adalah
63
mengarahkan orang. Hal ini sejalan dengan pengertian umum bahwa organisasi adalah komunitas orang-orang Lussier dan Achua, 2001: 6-8.
Salah satu cara untuk mengklasifikasikan teori atau penelitian mengenai kepemimpinan dapat dilihat dari tingkat analisisnya. Adapun tingkat analisis teori
kepemimpinan adalah tingkat individu, kelompok dan organisasi. Pada tingkat analisis individu, teori kepemimpinan terfokus pada individu pemimpin dan
hubungannya dengan individu pengikutnya. Tingkat analisis individu pemimpin disebut dyadic process yaitu proses pengaruh mempengaruhi antara pemimpin
dan pengikutnya. Hal ini mengandung makna bahwa efektifitas kepemimpinan tidak dapat dipahami tanpa menjelaskan bagaimana cara pemimpin dan
pengikutnya saling mempengaruhi satu sama lain sepanjang waktu. Konsep mempengaruhi juga menyangkut hubungan antara pemimpin dan pengikutnya.
Tingkat analisis teori kepemimpinan kedua terfokus pada hubungan antara pemimpin dengan pengikut kolektif. Tingkat analisis ini juga disebut proses
kelompok. Teori proses kelompok memfokuskan pada bagaimana kontribusi seorang pemimpin terhadap efektivitas kelompok. Tingkat analisis teori
kepemimpinan ketiga terfokus pada organisasi. Kinerja organisasi dalam jangka panjang tergantung pada penyesuaian secara efektif terhadap lingkungan dan
perolehan sumber daya yang dibutuhkan untuk tetap hidup serta proses transformasi organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa. Hasil penelitian
pada level organisasi memperlihatkan bagaimana pengaruh pimpinan level puncak terhadap kinerja organisasi.
Jika dianalisis lebih lanjut hubungan ketiga tingkat analisis teori kepemimpinan terlihat bahwa individu menempati posisi di bawah dari sebuah
segitiga, karena kelompok dan kinerja organisasi berbasis pada kinerja individu. Oleh karena itu, Williams 1991: 1 menyatakan bahwa organisasi adalah
kumpulan dari transaksi seluruh karyawan. Kinerja individu tergantung pada ukuran kelompok dan organisasi tempat individu bekerja, karena kinerjanya
dapat mempengaruhi kinerja kelompok dan organisasi baik sifatnya negatif maupun positif. Jika kinerja individu rendah maka bentuk hubungan yang
64
diumpamakan seperti sebuah segitiga tersebut akan runtuh, karena organisasi tidak memiliki fondasi yang kokoh.
Pendekatan tingkat kelompok memberikan suatu pemahaman yang lebih baik mengenai efektivitas kepemimpinan bila dibandingkan dengan tingkat
individu. Tetapi, fungsi kelompok di dalam suatu sistem sosial yang lebih luas tidak dapat dipahami keefektifannya jika fokus penelitian dibatasi hanya pada
level analisis proses internal kelompok. Jadi, kelompok merupakan bagian yang mendukung segitiga sisi organisasi. Jika kelompok tidak efektif, maka segitiga
tersebut akan jatuh atau kinerja organisasi akan rendah. Demikian pula sebaliknya, kinerja kelompok dan organisasi mempengaruhi kinerja individu.
Istilah kepemimpinan digunakan dalam berbagai dimensi, baik dimensi waktu maupun konteks. Dalam konteks organisasi, kepemimpinan dianggap
sebagai salah satu komponen terpenting di antara komponen yang lain seperti struktur, budaya, praktek manajerial, misi dan strategi, kebijakan dan prosedur,
serta iklim kerja. Gibson, Ivancevich dan Donnelly 1994, Robbins, et.al 1994 serta Manz
dan Sims mengartikan kepemimpinan sebagai upaya mempengaruhi atau memotivasi individu untuk mencapai beberapa tujuan. Kepemimpinan adalah
proses saling mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi melalui perubahan. Sedangkan Gilley dan Maycunich 2000
mengartikan kepemimpinan sebagai proses keputusan mengenai bagaimana berinteraksi dengan pekerja agar termotivasi dan menerjemahkan keputusan
dalam bentuk tindakan nyata. Kepemimpinan didefinisikan secara luas sebagai proses mempengaruhi tindakan para pengikut dan memilih tujuan bagi
kelompok atau organisasi. Selanjutnya Burke 1992 mengartikan kepemimpinan sebagai perilaku manajer dan eksekutif yang menunjukkan arah
dan membesarkan hati orang lain untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Berbagai definisi yang dikemukakan oleh pakar tersebut mengandung
makna bahwa pengikut yang baik juga menunjukkan peran kepemimpinan jika 65
PER UBA
HAN
Seak an m
engik ut
Sabda Alam
h uku
m alam , Su
nna tullah
, s em
ua hal
m eng
alami p eru
bah an ap
akah be
ran gsur
-an gsur
, at auk
ah d ras
ts. Sifat
pe rub
ahan : th
e c ons
tan t is
cha nge
. Per
ubah an d
apat be
rup a pe
rub ahan
fs ik, m
ent al dan
lin gku
ngan . P
eru bah
an p ast
ter jadi m
au t dak
m au, s
uka td
ak s uka.
Dalam ko
nte ks o
rgan isas
i s eko
lah, mun
cul per
tan yaan
m eng
apa per
ubah an s
ulit dilak
ukan ?
Jaw aban
nya kar
ena fun
gsi m anaje
r – PO
AC – t
dak be
rjalan .
diperlukan. Artinya, para pengikut juga mempengaruhi pemimpinnya. Dengan demikian proses mempengaruhi terjadi antara pemimpin dan para pengikutnya.
Dalam hal ini, bukan hanya pemimpin yang mempengaruhi pengikutnya, tetapi pengikut juga mempengaruhi pemimpinnya. Dengan kata lain, aktivitas saling
pengaruh mempengaruhi berlangsung dalam dua arah. Definisi para penulis di atas juga mempertegas bahwa kepemimpinan merupakan inti dari seluruh
komponen sistem organisasi di mana semua aktivitas organisasi berlangsung. Konsep ini merefleksikan bahwa tugas utama pemimpin adalah sebagai
motivator bagi orang lain untuk melakukan tindakan yang mengarah pada tujuan yang ditetapkan.
S. Pengertian dan Tujuan Manajemen Perubahan