kepala sekolah berusaha mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien dan
produktif. Rasional dan objektif, dimaksudkan bahwa kepala sekolah berusaha beritndak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif. Pragmatis,
dimaksudkan bahwa kepala sekolah berusaha menetapkan kegiatan atau target berdasarkan kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah. Keteladanan,
dimaksudkan bahwa kepala sekolah berusaha memberikan teladan dan contoh yang baik. Adaptable dan fleksibel, dimaksudkan bahwa kepala sekolah mampu
beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru serta berusaha menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga
kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan dan
melaksanakan berbagai pemabaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut misalnya moving class. Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran
dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat
lainnya. Moving class ini biasa dirangkaikan dengan pembelajaran terpadu, sehingga dalam suatu laboratorium bidang studi dapat dijaga oleh beberapa
guru, yang bertugas memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar.
Q. Kepala Sekolah sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan
berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan,
penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar PSB.
53
Pengaturan lingkungan fisik. Lingkungan yang kondusif akan
menumbuhkan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kepala sekolah harus membangkitkan motivasi tenaga
kependidikan agar dapat melaksanakan tugas secara optimal. Pengaturan lingkungan fisik tersebut antara lain mencakup ruang kerja yang kondusif, ruang
belajar, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, bengkel kerja, serta mengatur lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan.
Pengaturan suasana kerja. Seperti halnya iklim fisik, suasana kerja yang
tenang dan menyenangkan juga akan membangkitkan semangat kerja para tenaga kependidikan. Untuk itu, kepala sekolah harus mampu menciptakan
hubungan kerja yang harmonis dengan para tenaga kependidikan, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan.
Disiplin. Disiplin dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahm, kepala sekolah berusaha menanamkan disiplin kepada semua bawahannya. Melalui disiplin diharapkan
dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan produktivitas sekolah.
Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dalam membina disiplin para tenaga kependidikan adalah: 1 membantu para tenaga
kependidikan dalam mengembangkan pola berikutnya; 2 membantu para tenaga kependidikan dalam meningkatkan standar perilakunya; dan 3
melaksanakan semua aturan yang telah disepakati bersama. Peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan harus dimulai dengan
sikap demokratis. Oleh karena itu, dalam membina disiplin para tenaga kependidikan kepala sekolah berpedoman pada pilar demokrasi, yakni dari, oleh
dan untuk tenaga kependidikan, sedangkan kepala sekolah tutwuri handayani.
Dorongan. Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun datang dari lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu faktor yang
54
cukup dominan dan dapat menggerakan faktor-faktor lain ke arah efektivitas kerja, bahkan motivasi sering disamakan dengan mesin dan kemudi mobil, yang
berfungsi sebagai penggerak dan pengarah. Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik khusus, yang berbeda
satu sama lain, sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari pimpinannya agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan
profesionalismenya. Perbedaan tenaga kependidikan tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi dalam kondisi psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, kepala sekolah harus memperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktor-faktor lain yang
berpengaruh. Terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan kepala sekolah untuk
mendorong tenaga kependidikan agar mau dan mampu meningkatkan profesionalismenya. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan
yang dilakukannya menarik dan menyenangkan. 2.
Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui
tujuan dia bekerja. Para tenaga kependidikan juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut.
3. Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari
setiap pekerjaannya. 4.
Pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu- waktu hukuman juga diperlukan.
5. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dapat
dilakukan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa kepala sekolah memperhatikan
55
mereka, mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan.
Penghargaan rewards sangat penting artinya untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang
kurang produktif. Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan
produktif. Pelakasanaan penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga mereka memiliki peluang untuk
meraihnya. Kepala sekolah harus berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat, efektif dan efisien untuk menghindari dampak negatif yang
ditimbulkannya.
R. Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal