Tujuan pengambilan keputusan partisipatif ialah untuk meningkatkan efektivitas sekolah dan pembelajaran murid dengan cara peningkatan
komitmen staf dan menjamin bahwa sekolah lebih bertanggung jawab terhadap kebutuhan anak didik dan masyarakat. Keberhasilan anak didik
dan prestasi yang dicapai dipelihara dalam pencerahan pemikiran kita sebagai alasan untuk mengimplementasikan pemikiran tentang
pengambilan keputusan partisipatif. Penggunaan teknik pengambilan keputusan partisipatif ini bertujuan untuk pergantian akuntabilitas atau
mengabaikan tanggung jawab dari atas kepada pusat kekuatan staf, membuat sederhana pembagian pengambilan keputusan kepada yang
lain. Setiap orang yang berpartisipasi membuat keputusan harus dimintai tanggung jawab terhadap hasil yang dicapai.
24. Keuntungan Pengambilan Keputusan Partisipatif
Pengambilan keputusan partisipatif memiliki nilai potensial untuk meningkatkan mutu keputusan, mempermudah penerimaan keputusan
dan pelaksanaannya, membangkitkan kekuatan moral staf, meneguhkan komitmen dan tim kerja, membangun kepercayaan, membantu staf dan
administrator memperoleh keterampilan baru dan meningkatkan keefektifan sekolah.
Sejumlah alternatif besar dapat diajukan dan dianalisis bila banyak orang dilibatkan. Hal itu seringkali menghasilkan pendekatan inovatif
terhadap persoalan. Otonomi dapat dikembangkan, keputusan lebih baik dicapai dibandingkan dengan manajemen sekolah terpusat. Kepercayaan
sekolah juga ditingkatkan sehingga staf memperoleh pengertian tentang kompleksitas manajemen dan kepala sekolah mempelajari penghargaan
atas pertimbangan program. Pengambilan keputusan partisipatif membawa sejumlah tantangan.
Hal itu menempatkan tuntutan baru atas guru dan administrator. Semua warga sekolah harus mengusahakan dengan beban kerja berlebih dan
133
rasa kecewa atas kelambanan proses kelompok. Peningkatan tuntutan atas waktu warga sekolah mungkin diletakkan pada penyimpangan besar
untuk melaksanakan dan mempertahankan pengambilan keputusan bersama.
Dalam lingkungan pengambilan keputusan bersama, kepala sekolah dan para guru yang secara tipikal bekerja dalam keterbatasan juga harus
memperhatikan warga sekolah yang lain, bernegosiasi, memecahkan perbedaan dan membuat keputusan dengan memperhatikan persoalan
yang secara tradisional berada dalam ruang lingkup tugasnya. Untuk melakukannya secara efektif, kepala sekolah bersama guru dan staf harus
mengembangkan dirinya ke dalam lapangan baru sebagai tenaga ahli.
25. Perubahan Peran Kepala Sekolah
Keputusan untuk bekerjasama tidak menggantikan fungsi dan peran kepala sekolah sebagai pengambil keputusan atas semua persoalan di
sekolah. Kepala sekolah menjadi bagian dari tim pengambilan keputusan dan akan menyerupai membuat keputusan atas persoalan di luar ruang
lingkup dari kelompok pengambil keputusan atau panitia. Kepala sekolah memainkan peranan penting dalam membangun dan mempertahankan
pengambilan keputusan bersama. Stine 1993 menjelaskan bahwa peran baru kepala sekolah sebagai
pengorganisasi, pemberi nasihat dan pembangun konsensus memperoleh manfaat dari kelompok pemikir. Dengan kata lain, kepala sekolah
menggunakan pengambil keputusan bersama sebagai “konsultan internal, yaitu orang yang memberikan penelitian baru dan nasihat kepada staf.
Penekanan lain dalam aspek kemudahan adalah sebagai penemu ruang dan waktu bagi staf untuk bertemu dan menolong kelompok kerja secara
efektif serta meminimalisasi perpecahan dan penolakan bagi anggota pengambilan keputusan bersama. Kepala sekolah menolong sekolah agar
dapat mengambil keputusan secara bersama dengan menciptakan situasi 134
kooperatif, iklim percaya dan peluang bagi staf untuk menyatakan gagasan dan menempatkan prioritas atas pengembangan keprofesionalan.
26. Faktor-faktor Keberhasilan Pelaksanaan Keputusan