sama, lapangan penelitian kualitatif ini inheren dengan politik dan dibentuk oleh berbagai posisi etik dan politis.
Dari kedua kutipan di atas secara garis besar dapat dinyatakan bahwa
penelitian kualitatif umumnya ditujukan untuk mempelajari kehidupan kumpulan manusia. Biasanya manusia di luar kumpulan penelitian. Penelitian ini melibatkan
berbagai jenis disiplin, baik dari ilmu kemanusiaan, sosial, ataupun ilmu alam. Para penelitinya nya percaya kepada perspektif naturalistik, serta menginterpretasi
untuk mengetahui pengalaman manusia, yang oleh karena itu biasanya inheren dan dibentuk oleh berbagai nilai etika posisi politik.
3.3 Data dan Sumber Data
Pelaporan jenis data, sumber data dan teknik penjaringan data perlu diberikan dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang
dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa saja yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara
bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Denzin dkk., 2009:vi. Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini data dan sumber datanya adalah
sebagai berikut. i Data Primer. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan wawancara dengan pedoman daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan
kepada informan kunci. Data primer ini berupa data lisan hasil wawancara dan diperoleh dari sumber dukun atau bomoh yang menjalankan ritual melaut. ii Data
Sekunder. Data-data sekunder pada penelitian ini berupa: teks, dokumen, surat-surat, foto, hasil rekaman kaset, kombinasi teks, gambar dan suara: film ataupun video.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Prosedur Pengumpulan Data
Beberapa prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut ini. 1 Metode Partisipatoris. Metode partisipatoris adalah metode yang digunakan
dalam penelitian ini. Penelitian ini memerlukan kemampuan peneliti untuk terjun langsung ke lapangan bergabung dengan masyarakat yang hendak diteliti, pada
penelitian ini penulis langsung dan berbaur dengan kehidupan masyarakat suku Melayu Desa Aras Kabu Deli Serdang. Dengan demikian, penulis dapat menggambarkan liku-
liku kehidupan mereka secara mendetail berdasarkan data yang objektif. 2
Metode Observasi. Metode observasi berbeda dengan metode partisipatoris. Menurut Arikunto dalam Triswanto, 2010:32 menjelaskan bahwa
observasi disebut pengamatan atau peninjauan secara cermat. Pengamatan adalah pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan semua kemampuan
pancaindra. Biasanya observasi dapat dilakukan dengan cara melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasakan.
Sedangkan menurut Poerlvanto dalam Triswanto, 2010:32 mengatakan, observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Data berupa informasi faktual secara cermat dan terinci
mengenai keadaan lapangan, kegiatan, dan situasi sosial sesuai dengan konteks tempat kegiatan-kegiatan itu terjadi.
Dari uraian di atas, penelitian ini menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai prosesi ritual dan pembacaan mantra melaut serta
mengamati semua pola tingkah laku masyarakat suku Melayu di Desa Aras Kabu.
Universitas Sumatera Utara
1. Wawancara. Semula istilah wawancara diartikan sebagai tukar-menukar
pandangan antara dua orang atau lebih. Kemudian, istilah ini diartikan lebih lanjut, yaitu sebagai metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab sepihak,
dikerjakan secara sistemik dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Tujuan wawancara sendiri adalah mengumpulkan data atau informasi keadaan, gagasanpendapat,
sikaptanggapan, keterangan dan sebagainya dari suatu pihak tertentu. Subyantoro, dkk., 2006:97.
Dari uraian di atas dapat digambarkan bahwa penelitian ini menggunakan teknik wawancara dalam pengumpulan data. Wawancara pada penelitian, yakni ada dua orang
atau lebih yang melakukan tanya jawab, di mana pihak pertama yaitu orang yang bertanya pewawancara yang memerlukan data atau informasi dari pihak lain yang
diwawancarai. Pihak yang diwawancarai pada penelitian ini adalah dukun atau bomohh yang akan menjadi pemandu dalam acara melaut suku Melayu Aras Kabu ini.
2. Kajian Dokumen. Metode pengumpulan data selanjutnya pada penelitian
ini adalah kajian dokumen. Berbagai data baik fakta yang terkumpul dalam surat-surat, catatan harian, foto, laporan, artefak, naskah-naskah, dan sebagainya maupun dalam
bentuk yang lain, perlu disimpan dalam bentuk dokumentasi. Sifat data ini tidak terbatas ruang dan waktu sehingga penulis mengetahui hal-hal yang terjadi pada waktu yang
lalu. 3.
Rekaman. Perekaman merupakan salah satu metode pengumpulan data pada penelitian ini. Perekaman merupakan data pendukung untuk penelitian ini.
Perekaman dilakukan mulai dari persiapan, saat dilakukan, dan berakhirnya ritual melaut tersebut. Hasil dari perekaman akan dibuat dalam bentuk video atau dalam
bentuk film untuk mengecek kembali kesesuaian data.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Teknik Analisis Data