5.2.4 Penafsiran Intertekstual
Seperti anjuran Riffaterre, dalam analisis semiotika penting pula dilihat dalam konteks intertekstual. Bahwa mantra melaut ini sebagai hasil kebudayaan Melayu berkait
juga dengan berbagai tekstual yang hidup di dalam kebudayaan Melayu. Menurut penulis mantra ini memiliki dimensi keagamaan, yang diambil dari ayat Qur’an khususnya surah
Al-Fatihah, sebagai induk Qur’an. Surah ini selalu dibacakan dalam berbagai ritual keagamaan Islam, termasuk juga di dalam mantra melaut ini.
Selain itu, intertekstual lainnya yang berkaitan dengan mantra melaut ini adalah penggunaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. dan keturunannya. Dalam tradisi
agama Islam, pembacaan shalawat ini adalah sebagai pengharapan akan syafaat Nabi Muhammad di hari akhirat kelak kepada yang membacanya. Seterusnya syafaat ini juga
bukti cintanya setiap muslim kepada Rasulullah yang selalu menjaga komunikasi kepadanya.
Intertekstual lainnya adalah di dalam mantra melaut suku Melayu Aras Kabu ini terkandung unsur-unsur pantun puisi Melayu Lama, yang umumnya terdiri dari satu bait
empat baris kuatrin, menggunakan persajakan-persajakan atau rima di akhir setiap baris atau larik. Kemudian selain itu itu penggunaan kata dan suku kata sebagaimana pantun,
tetapi tetap kuat mengekspresikan mantra. Selain itu di dalam mantra melaut suku Melayu Aras Kabu ini terdapat hubungan
yang erat dengan mantra-mantra lainnya seperti mantra upacara jamuan laut, mantra tolak bala, mantra pengasih, mantra merawat tulang patah, mantra mandi berminyak, mantra
senam Melayu, mantra mandi bersih diri, dan lain-lain. Dalam semua jenis mantra ini terkandung nilai filsafat dan kosmologi Melayu yang terkodifikasi secara integral.
Selain dari mantra-mantra dalam budaya Melayu, mantra melaut suku Melayu Aras Kabu ini juga memiliki hubungan dengan berbagai genre sastra Melayu seperti nazam,
Universitas Sumatera Utara
gurindam, seloka, talibun, karmina, zikir Barat, endoi, sinandong, dan lain-lainnya. Dengan demikian dengan cara kajian intertekstual akan didapati kedalaman makna mantra melaut
ini dalam kebudayaan suku Melayu di Aras Kabu Deli Serdang. Selain itu di dalam mantra melaut ini terdapat kearifan-kearifan lokal.
5.3 Analisis Melalui Semiotik Peirce