Pengertian Ritual KONSEP, TINJAUAN TEORETIS,

kuasa tersembunyi. Mengucapkan mantra atau formula dari leluhur akan dapat membangkitkan kekuatan spiritual, sama seperti yang dilakukan oleh nenek moyang zaman dahulu kala Kang, 2005:69. Menurut Goffman 1979, mantra meliputi tiga tingkatan penutur: a Tuhan sebagai penutur tertinggi mantra, b leluhur sebagai penulis author, dan c pelaku sekarang sebagai animator. Di luar perubahan penutur, mantra-mantra tetap efektif karena kata-kata itu sendiri mengandung kekuatan magis. Bahkan dengan mengulang- ulang kata-kata itu dalam konteks masa kini, akan membawa kekuatan kreatif yang sama seperti ketika digunakan oleh para leluhur. Melalui kata-kata yang sama dengan yang diucapkan oleh para leluhur, orang dapat membawa kekuatan magis dalam konteks masa kini.

2.2 Pengertian Ritual

Mantra melaut dalam budaya suku Melayu di Aras Kabu Deli Serdang dipraktikkan sebagai salah satu ritual upacara. Untuk itu penting diuraikan pengertian ritual. Menurut pendapat Muhammad 2011:1 kata ritual secara etimologis berarti perayaan yang berhubungan dengan kepercayaan tertentu dalam suatu masyarakat. Secara etimologis ritual merupakan ikatan kepercayaan antar orang yang diwujudkan dalam bentuk nilai, bahkan dalam bentuk tatanan sosial. Ritual merupakan ikatan yang paling penting dalam masyarakat beragama. 4 4 Dalam agama-agama baik yang penganutnya berjumlah relatif besar atau kecil, ritual menjadi tumpuan utama dalam tata ibadah mereka. Dalam agama Yahudi terdapat ritual tangisan dan ratapan di tembok Nabi Sulaiman. Di dalam agama Kristen terdapat ritual Ekaristi, misa Natal, Ritual Jumat Agung, pengakuan dosa, dan lain-lainnya. Di dalam agama Islam terdapat ritual haji, yaitu melakukan ibadah haji di dalam bulan Zulhijjah setiap tahunnya di Mekah dan Medinah, juga shalat Idul Fitri, Idul Adha, Jumat, Istisqa, puasa, dan lain-lainnya. Di dalam agama Hindu terdapat ritual pembacaan Veda, taipusam, dan lainnya. Dalam agama Budha dikenal ritual Waisyak, memperingati kelahiran Sidharta Gautama. Dalam religi Parmalim di Toba Sumatera Utara, terdapat ritual sipaha sada dan sipaha lima. Kemudian dalam religi Pemena di Taneh karo Simalem terdapat ritual erpangir kulau. Demikian pula dalam religi-religi lain seperti Karahyangan di Kalimantan, Hindu Dharma Bali, Kejawen, dan lainnya. Kepercayaan masyarakat dan praktiknya Universitas Sumatera Utara tampak dalam ritual yang diadakan oleh masyarakat. ritual yang dilakukan bahkan dapat mendorong masyarakat untuk melakukan dan mentaati nilai dan tatanan sosial yang sudah disepakati bersama. Dengan bahasa lain, ritual memberikan motivasi dan nilai- nilai mendalam bagi seseorang yang mempercayai dan mempraktikkan. Menurut Turner dalam Prasetya, 2008:6 ritual dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: pertama, ritual krisis hidup, artinya ritual yang berhubungan dengan krisis hidup manusia. Manusia pada dasarnya akan mengalami krisis hidup, ketika dia masuk masa peralihan. Pada masa ini, manusia akan masuk dalam lingkup krisis karena terjadi perubahan tahap hidup. Kedua, ritual gangguan, yaitu ritual sebagai negosiasi dengan roh agar tidak mengganggu hidup manusia. Turner juga menjelaskan bahwa ritual memiliki fungsi penting bagi keberlangsungan hidup. Fungsi ritual tersebut antara lain: 1 ritual akan mampu mengintegrasikan dan menyatukan rakyat dengan memperkuat kunci dan nilai utama kebudayaan melampaui dan di atas individu atau kelompok. Ritual menjadi alat pemersatu atau integritas; 2 ritual juga menjadi sarana pendukungnya untuk mengungkapkan emosi, khususnya nafsu-nafsu negatif, 3 ritual akan mampu melepaskan tekanan-tekanan sosial. Berdasarkan dari penjelasan mengenai ritual di atas, dapat dikatakan bahwa ritual merupakan suatu kegiatan yang unik, bersifat khas yang sarat akan makna, memiliki suatu kekuatan tertentu, dan juga mencerminkan identitas diri sebagai fenomena budaya. Boleh dikatakan juga, ritual sering bertolak belakang atau berbeda dalam praktik dan penerapan keyakinan serta agama. Namun demikian, antara ritual dan agama, keduanya sering bertemu dan hal ini sangat sering kita jumpai dalam praktik di kehidupan masyarakat atau individu penganut ritual tersebut. Dalam pelaksanaan ritual ini terdapat beberapa aspek yaitu: waktu dilaksanakannya ritual, tempat ritual, pemimpin ritual, pelaku ritual, benda-benda dan Universitas Sumatera Utara peralatan ritual, dan yang penting adalah tujuan diadakannya ritual. Kegiatan ritual ini ada yang sifatnya kolosal, terbuka, dan umum. namun tidak jarang ritual ada juga yang sifatnya tertutup, hanya untuk kalangan tertentu saja, dan rahasia. namun demikian pola umum dari ritual ini adalah hamper sama dalam setiap kebudayaan manusia di dunia, seperti penulis uraikan di atas.

2.3 Pengertian Tradisi Lisan