Financial Performance Kondisi Keuangan 1 Kemampuan Meningkatkan

50 Berikut hasil rangkuman diatas yang telah disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini : Tabel 2.3 Data Benefit, Cost, Opportunity, Risk dan Alternatif Solusi Hasil Studi Literatur No. INDIKATOR A. BENEFIT 1. Market a. Peningkatan perolehan pendapatan revenue b. Peningkatan market share c. Peningkatan market size

2. Financial

a. Peningkatan kemampuan menghasilkan laba profitabilitas b. Peningkatan kemampuan pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga likuiditas c. Pertumbuhan keuntungan yang stabil tidak fluktuatif stability d. Tingkat pengembalian atas investasi return

3. Intangible Benefit

a. Peningkatan reputasi perusahaan company image b. Peningkatan profesionalitas perusahaan

B. OPPORTUNITY

1. Market

a. Pertumbuhan pasar di industri perbankan market growth b. Peningkatan daya saing di pasar market competitiveness

2. Financial

a. Peningkatan pendapatan perusahaan income b. Perbaikan permodalan baik kemudahan mendapatkan modal c. Pertumbuhan laba yang stabil tidak fluktuatif d. Tingkat pengembalian atas investasi return

C. COST

51 1. Biaya jasa penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan 2. Biaya profesi dan lembaga penunjang pasar modal

3. Biaya operasional penyelengaraan IPO D.

RISK 1. Market a. Tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada penawaran umum b. Fluktuasi harga saham yang ditawarkan

2. Financial

a. Naik turunnya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah fluktuasi mata uang b. Risiko ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek likuiditas c. Risiko waktu pengembalian atas investasi

3. Management

a. Tidak mampu bersaing dalam pengendalian operasional b. Tidak mampu bersaing dalam inovasi produk c. Adanya kontrol dan presure oleh pihak-pihak eksternal perusahaan

E. Alternatif Strategi

1. Company Branding

a. Penguatan Branding

b. Penguatan Struktur Perusahaan

c. Peningkatan Ukuran Perusahaan

2. Financial Performance

a. Kemampuan meningkatkan asset dan liability b. Kemampuan menghasilkan laba c. Kualitas pelaporan Good Corporate Governance

3. Internal Policy

a. Penentuan waktu yang tepat timing b. Penentuan jumlah saham yang beredar c. Penentuan profesi dan lembaga penunjang yang berkualitas 52 C. Penelitian Terdahulu James C. Brau dan Stanley E. Fawcett melakukan penelitian dengan judul “Initial Public Offerings : An Analysis of Theory and Practice 58 ”. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan praktek atas teori dari Initial Public Offering IPO dimana variabel yang diteliti adalah motif, waktu, pemilihan underwriter, underpricing, signaling, dan keputusan untuk tetap menjadi perusahaan private. Metode analisis yang digunakan adalah Metode Dillman, yakni Total Design Method. Dengan objek penelitiannya adalah perusahaan yang tidak IPO, gagal IPO, dan berhasil dalam IPO. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan bahwa yang menjadi motif utama perusahaan yang melakukan IPO adalah untuk memfasilitasi akuisisi. Untuk segi waktu, perusahaan menentukan IPO berdasarkan pada kondisi pasar secara global. Dari segi underpricing, perusahaan mengharapkan tingkat underpricing yang mampu mengimbangi investor dalam mengambil resiko. Kemudian untuk signaling, catatan perusahaan di masa lampau merupakan sinyal positif yang kuat dalam menentukan keputusan IPO. Selain itu, untuk pemilihan underwriter diperlukan sertifikasi underwriter untuk meningkatkan kepecayaan emiten dalam bersaing. Lalu menemukan bahwa motif utama perusahaan yang tetap berstatus private adalah untuk mempertahankan pengambilan keputusan atas kontrol dan kepemilikan perusahaan. Fitri Ismiyati dan Rohmad Fuad Armansyah melakukan penelitian yang berjudul “Motif Go Public, Herding, Ukuran Perusahaan, Dan 58 James C. Brau Dan Stanley E. Fawcett. “Initial Public Offerings : An Anlysis of Theory and Practice”. The Journal Of Finance. No. 1 Februari 2006. 53 Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia 59 ”. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor yang berpengaruh terhadap tingkat underpricing saham dari perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dari tahun 1990 sampa dengan Juni 2009. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan analisis jalur dengan menggunakan metode regresi partial least square untuk menguji hubungan antara tujuan perusahaan go public, herding, dan ukuran perusahaan terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat underpricing dipengaruhi secara langsung oleh ukuran perusahaan dengan koefisien parameter bernilai negatif dan secara statistik signifikan, sedangkan ukuran perusahaan secara tidak langsung melalui herding tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Dengan demikian, secara langsung pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia yang memiliki asset besar akan cenderung memiliki tingkat underpricing yang rendah, sehingga persentase initial return yang diperoleh akan kecil, sedangkan informasi mengenai ukuran perusahaan tidak mempengaruhi terjadinya herding ketika saham tersebut diperdagangkan pertama kali di pasar sekunder. Hasbi Siraj melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Bank Panin Syariah 60 ”. Penelitian ini bertujuan untuk 1 menganalisis tingkat kesehatan keuangan 59 Fitri Ismiyati dan Rohmad Fuad Armansyah, “Motif Go Public, Herding, Ukuran Perusahaan, Dan Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. No. 01 April 2010. 60 Hasbi Siraj, Pengaruh Kebijakan Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Bank Panin Syariah, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.