2.3  Kerangka Konseptual
Produk  merupakan  salah  satu  alat  perusahaan  dan  kebijakan  pemasaran untuk  dapat  mencapai  tujuan  perusahaan  yaitu  laba  yang  maksimal.  Untuk
mencapai  tujuan  tersebut  perusahaan  perlu  melakukan  strategi-strategi  tertentu untuk dapat meningkatkan penjualannya dan memberi nilai lebih akan produk dari
perusahaan  tersebut.  Dalam  hal  ini  strategi  diferensiasi  produk  merupakan  salah satu strategi  yang berusaha memberikan dan menjual produk yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga membedakannya dari para pesaing. Penerapan  strategi  diferensiasi  ini  diharapkan  dapat  memuaskan  pelanggan,
sehingga pelanggan percaya bahwa produk yang terdiferensiasi tersebut dalam hal ini  sepeda  motor  Yamaha  mempunyai  nilai  lebih  dibanding  para  pesaing  yang
memproduksi produk sejenis. Seperti  yang dikemukakan oleh Griffin 2003:357 “Diferensiasi  produk  adalah  penciptaan  suatu  produk  atau  citra  produk  yang
cukup  berbeda  dengan  produk-produk  yang  telah  beredar  dengan  maksud  untuk menarik konsumen”.
Sebelum  membeli  suatu  produk,  konsumen  akan  terlebih  dahulu mempertimbangkan  berbagai  aspek  tertentu,  dimana  faktor-faktor  tertentu  dari
konsumen  baik  secara  psikologis,  budaya,  maupun  sosial.  Diharapkan  dengan pelaksanaan diferensiasi produk maka konsumen akan dapat melihat produk mana
yang  paling  dapat  memenuhi  kebutuhan  dan  keinginannya,  sehingga  kemudian akan sampai pada tahap dimana seorang konsumen memilih untuk mengkonsumsi
suatu  produk  bukan  hanya  berdasarkan  fungsi  dasar  produk  tersebut,  tetapi berkembang menjadi keinginan lain yaitu keinginan untuk mengkonsumsi produk
Universitas Sumatera Utara
dengan  bentuk,  keistimewaan,  kualitas  kinerja,  dan  gaya  tertentu  yang  sesuai dengan  minat  konsumen,  atau  bisa  dikatakan  produk  yang  sesuai  dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen. Sehingga  muncul  pertanyaan  apa  yang  menjadi  dasar  pemikiran  konsumen
dalam membuat keputusan pembelian ketika konsumen tersebut dihadapkan pada berbagai  alternatif  produk  dengan  kualitas,  bentuk,  gaya  berbeda  dan  saling
bersaing  satu  sama  lain.  Dari  uraian  kerangka  konseptual  tersebut,  maka  dapat dibuat  suatu  paradigma  hubungan  variabel,  yang  ditunjukkan  dengan  gambar
sebagai berikut:
Sumber: Kotler 2003:318, Griffin 2003:357, diolah
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian
2.4  Hipotesis