commit to user
10 3
Fase Evaluasi tahap penilaian materi Dalam fase evaluasi ini, seorang siswa akan menilai sendiri sampai sejauh
manakah pengetahuan dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi.
Di dalam fase-fase tersebut diperlukan keaktivan siswa. Keaktivan tersebut tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya di
sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich dalam Sardiman A.M 2001: 100 menggolongkan keaktivan siswa menjadi 8 bagian, yaitu:
1
Visual active,
yang termasuk di dalamnya, misalnya: membaca, memperhatikan gambar, percobaan.
2
Oral active students,
misalnya: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi, interupsi. 3
Listening active student,
misalnya: mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4
Writing active students,
misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5
Drawing active students,
misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6
Motor active students,
misalnya: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model reparasi, bermain.
7
Mental active students,
misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8
Emosional active students,
misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, berani, gugup, tenang.
2. Kualitas Proses Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu hal yang menyangkut proses belajar mengajar. Suatu proses dikatakan baik, apabila proses tersebut dapat
membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Bagi pengukur suksesnya pengajaran, syarat utamanya adalah hasil. Dalam menilai suatu hasil harus cermat
commit to user
11 dan tepat yaitu dengan memperhatikan bagaimana prosesnya, dalam proses ini
siswa akan beraktivitas. Dengan proses yang tidak baik atau tidak benar maka akan diperoleh hasil yang tidak baik pula atau misalnya diperoleh hasil yang baik
maka hasil itu dikatakan hasil semu Sudirman, 2007: 49. Suatu proses pembelajaran dikatakan meningkat kualitasnya apabila unsur-
unsur yang ada di dalamnya menjadi lebih sesuai relevan dengan karakteristik pribadi siswa, tuntunan masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu hasil pendidikan. Yang mendukung hal tersebut yaitu proses pembelajaran yang diselenggarakan
berlangsung secara efektif dan efisien Kasihani Kasbolah, 2001: 27 Menurut Moh. Uzer Usman 2005: 22, dalam sistem siswa belajar aktif
dapat menciptakan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Cara apapun yang digunakan pada waktu belajar keaktifan pada diri siswa meskipun kadarnya
berbeda-beda. Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada
lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
1. Melibatkan siswa secara akif
Aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga murid yang seharusnya banyak aktif, sebeb murid sebagai
subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sebdiri yang melaksanakan belajar.
2. Menarik minat dan perhatian siswa
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Menurut william james, minat siswa merupakan
faktor utama yang menentukan derajat keaktifan dari belajar siswa. Perhatian bersifat sementara sedangkan minat bersifat menetap.
3. Membangkitkan Motivasi
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisme yang
menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau
commit to user
12 perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuai dalam mencapai tujuan tertentu.
4. Prinsip Individualisme
Pengajaran individual bukanlah semata-mata pengajaran yang hanya ditujukan kepada seorang saja, tetapi dapat saja ditujukan kepada
sekelompok siswa atau kelas, namun dengan mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan siswa sehingga p[engajaran itu memungkinkan
berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. 5.
Peragaan Dalam Pengajaran Belajar yang efektif harus dimulai dengan pengalaman langsung atau
pengalaman konkret dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pegajaran
dibanding bila siswa belajar tanpa dibantu alat pengajaran Suatu kualitas proses belajar dapat dilihat dari strategi, model atau metode
pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui kualitas proses belajar maka perlu adanya penilaian proses belajar itu sendiri.
Penilaian merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar siswa secara menyeluruh, baik pengetahuan konsep, sikap, nilai maupun
ketrampilan proses. Hal ini dapat digunakan untuk guru sebagai balikan maupun keputusan yang sangat diperlukan dalam memnentukan strategi mengajar yang
tepat maupun dalam memperbaiki proses belajar mengajat. Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan penilaian, baik proses maupun hasil belajar
siswa. Penilaian proses dapat diartikan penilaian terhadap proses belajar yang
sedang berlangsung, yang dilakukan oleh guru dengan memberikan umpan balik secara langsung kepada seorang siswa atau sekelompok siswa. Dalam melatih
ketrampilan proses sekaligus dikembangkan sikap-sikap yang dikehendaki seperti
commit to user
13 kreatif, kerjasama, bertanggung jawab dan berdisiplin sesuai dengan penekanan
bidang studi yang bersangkutan. Dari penialian proses tersebut dapat mengarahkan kepada pengembangan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan
sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
3. Hakikat Pembelajaran Kooperatif a.