Kesimpulan P E N U T U P

commit to user

BAB IV P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari serangkaian analisa data yang diperoleh di lapangan terkait pola pengaruh komunikasi politik dalam membentuk perilaku memilih masyarakat transisi Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Komunikasi Politik a. Menjelang diselenggarakannya pemungutan suara Pemilukada Sukoharjo 2010, masyarakat Desa Ngabeyan terlibat dalam komunikasi politik baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan saluran utamanya yakni komunikasi antar persona, kampanye terbuka, iklan politik melalui iklan media luar ruang, serta media massa. b. Dalam komunikasi politik antar persona, sumber informasi yang berpotensi menciptakan keterpengaruhan yaitu kandidat calon, tim sukses, tokoh masyarakat, keluarga, tetangga, dan teman. c. Ada dua jenis komunikasi politik antar persona yang berlangsung di tengah-tengah masyarakat Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura. Pertama, adalah komunikasi politik yang dilakukan atas dasar adanya kepentingan khusus untuk menggiring opini orang lain kepada satu calon tertentu. Sedangkan komunikasi politik antar persona yang kedua adalah komunikasi politik yang terjadi relatif tanpa tujuan. Berbeda dengan jenis 192 commit to user pertama yang memang diagendakan, komunikasi ini mengalir apa adanya, selayaknya pembicaraan biasa pada umumnya. Isu politik pemilukada yang menjadi muatannya murni hanya karena kegiatan tersebut memang tengah berlangsung dan menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat. d. Kampanye publik yang dilakukan oleh kandidat calon di Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura berupa kegiatan konser musik dangdut, sepeda santai, dan rapatpertemuan terbatas. e. Media luar ruang yang paling banyak digunakan sebagai sarana sosialisasi dan kampanye kandidat calon adalah baliho dan spanduk. f. Selain pemberitaan-pemberitaan di media cetak, komunikasi politik melalui media massa yang melibatkan masyarakat Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura sebagai komunikan adalah debat kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Sukoharjo 2010-2015 yang ditayangkan secara live oleh TATV Kamis, 20 Mei 2010 mulai pukul 19.30 WIB. 2. Perilaku Memilih a. Perilaku memilih masyarakat transisi Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura dapat digolongkan menjadi empat kategori, yaitu pemilih sekedar memilih, pemilih rasional, dan pemilih partisan 64,40 ; serta pemilih tidak memilih golongan putihgolput 35,60 . b. Kandidat pilihan mayoritas masyarakat transisi Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura adalah pasangan Wardoyo Wijaya - Haryanto 42,51 193 commit to user , di susul oleh Titik Suprapti - Sutarto di posisi kedua 32,17 , serta Muhammad Toha - Wahyudi di posisi ketiga 25,32 . 3. Pola Pengaruh Komunikasi Politik dalam Membentuk Perilaku Memilih a. Dalam konteks penelitian, komunikasi politik merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku memilih masyarakat transisi Desa Ngabeyan, di samping faktor sosiokultural dan karakteristik pribadi sebagai faktor internalnya. b. Di kalangan masyarakat transisi Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura, keempat saluran utama komunikasi politik yang ada semuanya mempengaruhi perilaku memilih, kecuali komunikasi politik dengan menggunakan saluran kampanye publik. Pengaruh tersebut memiliki polanya masing-masing dan tidak sama antara individu satu dengan yang lainnya, sesuai dengan karakteristik masyarakat transisi yang heterogen. c. Komunikasi politik antar persona dengan kandidat calon sebagai komunikator berpengaruh dalam membentuk perilaku memilih pemilih partisan, yaitu tim sukses kandidat. Sementara pada pemilih rasional, komunikasi antar persona dengan kandidat calon hanya berpengaruh dalam memperkuat keputusan memilih, tidak mengubahnya. d. Dari komunikasi politik antar persona dengan tim sukses, ada dua macam pengaruh yang ditimbulkan. Pertama, pengaruh tim sukses bersifat menambah keyakinan pemilih rasional terhadap preferensi awal mereka. Kedua, tim sukses tidak memberikan perubahan apapun pada perilaku 194 commit to user memilih pemilih partisan dan pemilih rasional yang tidak memiliki preferensi awal terhadap kandidat yang sama seperti yang disarankan oleh tim sukses. e. Tokoh masyarakat struktural sebagai komunikator politik di Desa Ngabeyan menciptakan dua pola pengaruh. Pertama, tidak berpengaruh sama sekali terhadap perilaku memilih atau tidak memberikan perubahan apapun pada keputusan memilih pemilih partisan dan rasional. Kedua, tokoh masyarakat struktural berpengaruh memperkuat keyakinan pemilih rasional yang memiliki preferensi awal sama dengan apa yang disarankannya. Sementara itu, tokoh masyarakat kultural dalam hal ini tokoh agama sanggup memberikan informasi yang mampu membentuk perilaku pemilih partisan. f. Komunikasi politik antar persona mempengaruhi perilaku memilih sebuah keluarga di mana salah satu anggotanya merupakan pemilih partisan. Sedangkan pada keluarga pemilih rasional, pengaruh yang dihasilkan tidak membawa perubahan sama sekali karena pada umumnya komunikasi antar persona yang dilakukan hanya sebatas bertukar pikiran saja, tidak untuk menggiring opini. g. Pemilih sekedar memilih adalah pihak yang paling kuat mendapat pengaruh dari komunikasi antar persona dengan lingkaran terdekat mereka seperti tetangga dan teman. Pengaruh yang ditimbulkan mampu merumuskan preferensi dan membentuk perilaku mereka memilih satu kandidat tertentu. 195 commit to user h. Kampanye publik Pemilukada Sukoharjo 2010 tidak memberikan pengaruh apapun dalam perilaku memilih masyarakat transisi, baik membentuk perilaku memilih, ataupun memperkuat keputusan memilih. Hal ini disebabkan karena rata-rata masyarakat Desa Ngabeyan paham akan tujuan dari kampanye itu sendiri yakni menggalang massa untuk mendongkrak perolehan suara kandidat calon sehingga apa yang disampaikan cenderung yang baik-baik saja. Kehadiran masyarakat dalam kampanye publik semata-mata hanya ingin memperoleh hiburan serta hadiah yang ditawarkan oleh sang kandidat. i. Iklan media luar ruang sebagai saluran komunikasi politik memberikan tiga macam pola pengaruh terhadap perilaku memilih masyarakat transisi Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura. Pertama, iklan media luar ruang berpengaruh membentuk perilaku pemilih sekedar memilih pada situasi dan kondisi di mana mereka tidak memperoleh akses informasi terhadap sumber pengaruh yang lain, seperti komunikasi antar persona. Kedua, pengaruh iklan media luar ruang sebatas memperkuat dan memperkokoh preferensi awal pemilih terhadap kandidat yang diiklankan. Sedangkan pengaruh ketiga, iklan media luar tidak memberikan pengaruh apapun terhadap perilaku memilih ketika pemilih telah mendapatkan informasi dari sumber lain yang lebih berpengaruh terhadap perilakunya. Jenis pengaruh kedua dan ketiga berlaku baik untuk pemilih rasional, partisan, maupun pemilih sekedar memilih. j. Sama seperti iklan media luar ruang, pengaruh media massa terhadap perilaku memilih juga beragam. Pertama, media massa dapat berpengaruh 196 commit to user dalam membentuk perilaku memilih pemilih rasional yang relatif terpelajar dan tidak memiliki ikatan emosional dengan partai atau kandidat manapun. Selain itu, mereka cenderung tidak pernah terlibat dalam komunikasi politik antar persona. Kedua, pada pemilih partisan dan pemilih rasional, media massa berpengaruh memperkuat keyakinan mereka terhadap kandidat yang sebelumnya telah menjadi preferensi awal. Sedangkan pengaruh ketiga, media massa tidak memberikan pengaruh apapun terhadap perilaku memilih. Hal ini berlaku untuk pemilih rasional yang melakukan penilaian retrospektif.

B. Implikasi