Keterbatasan Penelitian Analisis Data

commit to user

I. Keterbatasan Penelitian

Peneliti sangat menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan idealitas meskipun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk mereduksi atau meminimalisir segala bentuk kekurangan dan kelemahan yang ada. Adapun kelemahan dalam penelitian ini terletak pada teknik pengambilan sampel penelitian. Karena menggunakan teknik purpossive sampling , maka data yang dihasilkan tidak bisa digeneralisasikan untuk mewakili keseluruhan populasi. Generalisasi teoritis dalam hal ini lebih dimungkinkan sebab sumber data yang digunakan lebih cenderung mewakili informasi. Karena itulah, peneliti merasa penelitian ini belum cukup representatif untuk mewakili populasi masyarakat transisi di Desa Ngabeyan. Selain itu, peneliti juga menghadapi kendala pada aspek pengumpulan data melalui metode wawancara dan observasi. Peneliti belum mampu menggali data secara maksimal melalui metode observasi dikarenakan pada saat pemilukada berlangsung peneliti masih aktif mengikuti perkuliahan semester delapan dengan jadwal dan tugas kuliah yang sangat padat sehingga belum mampu memfokuskan diri sepenuhnya pada penelitian. Karena kesibukan kuliah juga lah, peneliti sempat melewatkan beberapa aktivitas komunikasi politik yang melibatkan masyarakat transisi Desa Ngabeyan sehingga hal ini berpengaruh terhadap kelengkapan data yang didapat. Sedangkan untuk metode wawancara, selain keterbatasan waktu, peneliti juga dihadapkan pada situasi dan kondisi di mana informan penelitian kurang terbuka pada saat wawancara. Terlebih, penggalian data mengenai 71 commit to user perilaku memilih mengharuskan peneliti untuk menanyakan kandidat pilihan informan serta latar belakangnya memilih kandidat tersebut. Bagi sebagian informan, pertanyaan ini dianggap kurang nyaman karena menyangkut sesuatu yang pada hakekatnya adalah sebuah rahasia pribadi, khususnya mereka yang dituntut untuk bersikap netral seperti PNS dan aparat pemerintah desa, meskipun peneliti sebelumnya telah berusaha menjalin keakraban dengan maksud agar informan lebih terbuka. Keterbatasan data hasil penelitian ini akhirnya mempengaruhi tingkat ketajaman dan komprehensifitas analisis penelitian serta penarikan kesimpulan atau konklusi penelitian ini. 72 commit to user

BAB II DESKRIPSI LOKASI

A. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo

Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dan termasuk dalam wilayah eks-Karesidenan Surakarta yang dikenal pula dengan nama Subosukowonosraten Surakarta Boyolali Sukoharjo Wonogiri Sragen Klaten. Memiliki luas wilayah 46.666 hektar, secara administratif Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan, yakni Kartasura 10 desa, 2 kelurahan, Gatak 14 desa, Baki 14 desa, Grogol 14 desa, Sukoharjo 14 kelurahan, Mojolaban 15 desa, Polokarto 17 desa, Bendosari 13 desa, 1 kelurahan, Nguter 16 desa, Tawangsari 12 desa, Bulu 12 desa dan Weru 13 desa. Kabupaten Sukoharjo berbatasan langsung dengan Kota Solo dan Kabupaten Karanganyar di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar di sebelah timur, Kabupaten Wonogiri dan Gunungkidul DIY di sebelah selatan, serta Kabupaten Klaten dan Boyolali di sebelah barat. Sungai Bengawan Solo membelah kabupaten ini menjadi dua bagian. Bagian utara pada umumnya merupakan dataran rendah dan bergelombang, sedangkan bagian selatan adalah dataran tinggi dan pegunungan. Sebagian daerah di perbatasan merupakan wilayah perkembangan dari Kota Surakarta, diantaranya kawasan Grogol dan Kartasura. Kartasura merupakan persimpangan jalur Solo- Yogyakarta dengan Solo-Semarang. 73