Gabungan proksi investment oportunity set dan hubungan terhadap realisasi pertumbuhan dengan pendekatan analisis faktor konfirmatori : studi empirik pada perusahaan manufaktur yabg terdaftar di bei

(1)

GABUNGAN PROKSI INVESTMENT OPPORTUNITY SET DAN HUBUNGANNYA TERHADAP REALISASI PERTUMBUHAN DENGAN

PENDEKATAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI (Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)

Oleh Akibar NIM : 206081003966

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gabungan proksi peluang investasi set dan hubungannya terhadap realisasi pertumbuhan perusahaan dengan menggunakan model persamaan struktural (SEM) pada pendekatan analisis faktor konfirmatori. Metode sampel purposive sampling. Data yang digunakan sebanyak 25 perusahaan dari tahun 2006 sampai 2009 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara proksi IOS berbasis harga saham terhadap realisasi pertumbuhan sebesar 0.059. Dan terdapat hubungan yang signifikan antara proksi IOS berbasis investasi terhadap realisasi pertumbuhan sebesar 0.013.

Kata kunci : Peluang Investasi Set (IOS), Proksi Berbasis Harga Saham dan Investasi, Model Persamaan Struktural (SEM), Analisis Faktor Konfirmatori, Realisasi Pertumbuhan.


(3)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the composite proxy Investment Opportunity Set (IOS) and correlation to realized growth in corporate by using structural equation model with confirmatory factor analysis approach. The data analysis method for this research is purposive sampling. The population in researching manufacturing business which listed in Indonesia Stock Exchange, at period time 2006 to 2009 amount to 25 company. The result of this research is significant between price related IOS proxy with realized growth is 0,059 and investment related IOS proxy with realized growth is 0,013

Keyword : Investment Opportunity Set (IOS) Related Price and Investment Proxies Related price and investment, Structural Equation Model, Confirmatory Factor Analysis, Realized Growth.


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim, Assalamu’alakum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya yang diberikan kepada umatnya. Atas ridha-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gabungan Proksi Invesment Opportunity Set dan Hubungannya Terhadap Realisasi Pertumbuhan dengan Pendekatan Analisis Faktor Konfirmatori (Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)” Periode 2006-2009.

Pada kesempatan ini penyusun menyapaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga skripsi dapat diajukan untuk melengkapi gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Keuangan pada Universitas Islam Negeri Jakarta, kepada :

1. Ayanda Sugiman dan Ibunda jauriah, selaku orang tua yang tidak pernah berhenti memanjatkan do’a serta selalu mengiringi langkahku dengan penuh keikhlasan. Karena restu dari merekalah penyusun mendapatkan kekuatan menjadi lebih tegar dan kuat dalam menyelesaikan skripsi ini. Tanpa mereka skripsi ini bukanlah apa-apa.

2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan FEB menjadi lebih baik dan maju.

3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan selalu semangat dalam menjalankan segala tegasnya.

4. Ibu Amalia, SE. M.S.M, selaku pembimbing II, yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk memberikan arahan dengan ilmi-ilmu baru serta bimbingan sehingga penulis menjadi lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik.


(5)

5. Mas Gun dan ayuk Santi, yang telah meneteskan keringat untukku dan keluarga, atas do’a, motivasi dan dana segar yang selalu mas suntikan dengan mengucur deras pada adikmu ini, sehingga adikmu ini bisa merasakan bangku perkuliahan, semoga Allah SWT membalas semua pengorbanan dan kebaikan Mas Gun. Amin.

6. Kakak-kakakku tercinta (mba April, Mas Eka, Mas Tris, Mba Ningsih, Mas yalid, Mba Sap, Mba Mita) terima kasih atas do’a, motivasi, dan kasih sayangnya yang tak pernah berhenti tercurahkan kepada adikmu ini sehingga penulis tak pernah merasa terabaikan. 7. Ka Perdy Irmawan, S.Si, dan Ka Khoir, selaku pembimbing non

formal. Terima kasih banyak atas semua waktu luang dan pengertiannya. Atas ilmu yang diberikan, penulis jadi lebih berwawasan dan dapat dengan mudah menghadapi segala hambatan yang selama ini penulis alami.

8. Khania Vissiani Amrullah SE, my Friendship terima kasih atas waktu, dukungan dan segala pengorbanannya sekaligus selaku pembimbing non formal, berkat dirimu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Ka Herman yang banyak memberikan motivasi untuk cepat-cepat menyelesaikan kuliah agar bisa membanggakan orang tua, keluarga. 10. Temen – temen Manajemen A yang selalu memberikan semangat

dan warna kehidupan, yang menjadi hidup lebih hidup selama 4 tahun kita bersama dan selebihnya kita udah jarang bertemu. Walaupun begitu kita akan selalu bersama.

 Fajriah, terimah kasih atas waktu dan dukungannya selama ini yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

 Dewi Antika, teman seperjuangan terimah kasih yang dengan setia menunggu saya untuk menyelesaikan skripsi ini dan memberikan motivasi serta dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik


(6)

 Epi Saputri, berkat saran dan masukan dari nya lah penulis menjadi lebih bisa menjalani kenyataan pahitnya hidup. Terus semangat oke

 Avri dan Rama, dua sejoli dan sekaligus teman baik, terus perjuangkan apa yang kalian harus perjuangkan, meskipun dunia adalah tempat tinggal sementara tapi kita berhak mendapatkan apa yang harus kita dapatkan, dan selamat atas wisudanya januari kemaren.

 Ade terima kasih atas kebaikannya yang telah bersediah memberikan pinjaman buku Amosnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik.

 Seluruh teman-teman Manajemen Keuangan, teruslah berjuang, menumbuhkan rasa semangat dan motivasi belajar. Karena akan sangat bermanfaat baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Dan dan selalu pertahankan persaingan yang sportif dan sehat, karena itu adalah kunci kesuksesan yang murni. Karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.

11. Kepada semua pihak-pihak yang banyak membantu dari awal hingga skripsi ini selesai dengan baik, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Dan kepada semua pihak penulis meminta ma’af atas segala kekurangan yang penulis miliki dan kelebihan yang sempurnah hanya-Nya lah milik Allah SWT. Penulis ucapkan banyak terimah kasih.

Semoga dengan terselesainya penyusunan skripsi ini membawa banyak manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum waramatullahi wabarakatuh

Jakarta, Januari 2011


(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Riwayat Hidup……….. i

Abstrak………. ii

Abstract……… iii

Kata Pengantar………. iv

Daftar Isi………... vii

Daftar Tabel………... x

Daftar Gambar……….. xii

Daftar Lampiran………... xiii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Perumusan Masalah………... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 14

A. Pengertian Investment Opportunity Set (IOS)………… 14

B. Alternatif Proksi IOS………. 17

1. Proksi IOS Berbasis Harga Saham……… 17

2. Proksi IOS Berbasis Investasi……….. 20

C. Realisasi Pertumbuhan (Pertumbuhan Perusahaan)….. 23

D. Penelitian Terdahulu……….. 26

E. Kerangka Pemikiran...……… 28

F. Hipotesis………. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 32

A. Ruang Lingkup Penelitian………... 32

B. Metode Penentuan Sampel……….. 32


(8)

viii

D. Metode Analisis……….. 34

1. Uji Asumsi …….………. 35

2. Model Pengukuran………. 36

3. Uji Kesesuaian atau kelayakan model ... 37

E. Operasional Variabel Penelitian………...……... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data………. 46

B. Analisis Data dengan Menggunakan Structural Equation Modeling Proksi Berbasis Harga Saham...... 47

C. Menilai Indentifikasi Model Struktural Proksi Berbasis Harga Saham...…... 47

D. Menilai Kriteria Goodness of Fit Proksi Berbasis Harga Saham...... 51

E. Kelayakan Parameter Estimasi Proksi Berbasis Harga Saham...... 54

F. Evaluasi Multikolinieritas Proksi Berbasis Harga Saham... 56

G. Uji Discriminant Validity Proksi Berbasis Harga Saham... 56

H. Analisis Data Investasi Dengan Menggunakan SEM Proksi Berbasis Investasi...... 59

I. Menilai Identifikasi Model Structurak Proksi Berbasis Investasi……… 59

J. Menilai Kriteria Goodness of Fit Proksi Berbasis Investasi...... 63

K. Kelayakan Parameter Estimasi Proksi Berbasis Investasi... 66


(9)

ix

M. Uji Discriminant Validity Proksi Berbasis

Investasi... 68

N. Interpretasi ... 71

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 76

B. Saran... 77

DAFTAR PUSTAKA……… 78


(10)

x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1. Penelitian Terdahulu……….. 26

3.1. Data Sampel Perusahaan……… 33

4.1. Parameter Summary Proksi Harga Saham………. 48

4.2. Parameter Summary Proksi Harga Saham Konstrain……… 50

4.3. Nilai Chi-Square (CMIN) Proksi Harga Saham…..……….. 51

4.4. Goodness of Fit Index (GFI) dan Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Proksi Harga Saham……….. 51

4.5. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Proksi Harga Saham……...51

4.6. Nilai Modification Indices Proksi Harga Saham Terhadap Realisasi Pertumbuhan……….. 53

4.7. Standarized Regression Weights Proksi Harga Saham……….. 55

4.8. Variances Proksi Harga Saham……….. 55

4.9. Uji Multikolonieritas Proksi Harga Saham……… 56

4.10. Hubungan Proksi Harga Saham Terhadap Realisasi Pertumbuhan……….. 58

4.11. Korelasi antar Konstruk dan Akar Kuadrat AVE Proksi Harga Saham……….. 58

4.12. Parameter Summary Proksi Investasi……… 60

4.13. Parameter Summary Proksi Investasi Konstrain………62

4.14. Nilai Chi-Square (CMIN) Proksi Investasi..……….. 63

4.15. Goodness of Fit Index (GFI) dan Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Proksi Investasi………. 63

4.16. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Proksi Investasi………. 63

4.17. Nilai Modification Indices Proksi Investasi Terhadap Realisasi Pertumbuhan……….. 64


(11)

xi

4.18. Standarized Regression Weights Proksi Investasi………. 66 4.19. Variances Proksi Investasi terhadap Realisasi Pertumbuhan……… 67 4.20. Uji Multikolonieritas Proksi Investasi……….. 68 4.21. Hubungan Proksi Investasi Terhadap Realisasi Pertumbuhan……. 69 4.22. Korelasi antar Kontruk dan Akar Kuadrat AVE Proksi Investasi…. 70


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran……….. 28

2.2. Model Gabungan Proksi Individu IOS Berbasis Harga Saham

Dan Hubungannya Terhadap Realisasi Pertumbuhan……… 29 2.3. Model Gabungan Proksi Individu IOS Berbasis Investasi dan

Hubungannya Terhadap Realisasi Pertumbuhan………... 30 4.1. Grafik Data Keseluruhan………... 46 4.2. Model SEM Proksi Harga Saham Terhadap Realisasi

Pertumbuhan……….. 47 4.3. Model SEM Proksi Harga Saham Terhadap Realisasi

Pertumbuhan Konstrain………. 49 4.4. Model SEM Proksi Saham dengan Modification Indices…………. 54 4.5. Model SEM Proksi Investasi Terhadap Realisasi Pertumbuhan……59 4.6. Model SEM Proksi Investasi Terhadap Realisasi Pertumbuhan

Konstrain……… 61 4.7. Model SEM Proksi Investasi dengan Modification Indices……….. 65


(13)

xiii

Daftar Lampiran

Halaman Lampiran 1 Data Laporan Keuangan dengan Perhitungan EP………. 82 Lampiran 2 Data Laporan Keuangan dengan Perhitungan MVEBVE…………. 86 Lampiran 3 Data Laporan Keuangan dengan Perhitungan EP………. 90 Lampiran 4 Data Laporan Keuangan dengan Perhitungan PER..……… 94 Lampiran 5 Data Laporan Keuangan dengan Perhitungan IONS………98 Lampiran 6 Data Laporan Keuangan dengan Perhitungan CAPBVA.…………102 Lampiran 7 Data Laporan Keuangan dengan Perhitungan GROWSAL………..110 Lampiran 8 Data Laporan Keuangan dengan Perhitungan GROWEAR……….114 Lampiran 9 Data Laporan Keuangan dengan Perhitungan GROWEQ…………118 Lampiran 10 Data Laporan Keuangan dengan Perhitungan GROWAS…………122 Lampiran 11 Data yang diolah………...126 Lampiran 12 Grafik yang dihasilkan dari data laporan keuangan……….132


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang di inginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen secara internal maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Prospek perusahaan yang bertumbuh bagi investor merupakan suatu prospek yang menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Setiap perusahaan pasti memiliki konsep

going concern dalam menjalankan kegiatan bisnisnya (Nopratiwi, 2004). Konsep going concern tersebut menuntut perusahaan untuk menjalankan kegiatan bisnisnya secara berkelanjutan. Dalam menjalankan keberlanjutan tersebut diharapkan perusahaan akan tumbuh dari tahun ke tahun. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan baik oleh kalangan internal maupun eksternal dari sebuah perusahaan. Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi membutuhkan lebih banyak dana karena banyak kesempatan investasi yang akan mereka lakukan. Dana tersebut dapat diperoleh perusahaan salah satunya adalah dengan penjualan saham. Perusahaan di dalam melakukan suatu investasi akan memerlukan pendanaan


(15)

2 di mana pendanaan tersebut dapat diperoleh dari pendanaan internal maupun eksternal.

Pendanaan internal merupakan pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan sendiri yang dapat diperoleh dari modal saham yang disetor ataupun laba ditahan yang tidak dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham, sedangkan pendanaan eksternal berasal dari hutang yang diperoleh dari pihak kreditor. Karena itu setiap perusahaan akan memiliki suatu kebijakan tersendiri di dalam menyediakan pendanaan untuk melaksanakan investasi.

Secara spesifik (Ross, 2005) menyatakan bahwa perencanaan keuangan memformulasikan metode yang akan menunjukkan tujuan-tujuan dari pendanaan yang akan dicapai, yang terdiri atas dua dimensi yaitu : rangkaian waktu (time frame) dan tingkatan dari agregasi (level of aggregation). Di

dalam melaksanakan investasi tersebut, manajemen perusahaan dituntut untuk dapat memaksimalkan nilai yang didapat dan yang akan diperoleh oleh perusahaan. Sehingga diperlukannya usaha untuk mengatasi hal tersebut dengan menetapkan suatu kebijakan yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Kekayaan materi suatu masyarakat pada akhirnya ditentukan oleh kapasitas produktif ekonomi barang dan jasa yang dapat diberikan kepada anggotanya. Kapasitas produktif ini merupakan fungsi dari real asset (asset riil) perekonomian, seperti: tanah, bangunan, pengetahuan dan mesin yang digunakan untuk memproduksi barang serta para pekerja yang keahliannya diperlukan untuk memanfaatkan sumber daya tersebut. Secara bersamaan,


(16)

3 asset fisik dan sumber daya manusia dapat menghasilkan keseluruhan

spectrum output yang diproduksi dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat Kebalikan dari aset riil adalah aset keuangan (financial asset) seperti saham atau obligasi. Aset ini secara terpisah, tidak mencerminkan kekayaan masyarakat. Saham hanya merupakan lembaran kertas atau mungkin jurnal komputer dan tidak secara langsung memiliki kontribusi terhadap kapasitas produktif dalam suatu perekonomian. Sebaliknya, aset keuangan memiliki kontribusi secara tidak langsung terhadap kapasitas produktif suatu perekonomian, karena aset ini memisahkan kepemilikan dan manajemen dalam suatu perusahaan dan memfasilitasi pemindahan dana untuk perusahaan dengan peluang investasi yang menarik. Aset keuangan memiliki kontribusi terhadap kekayaan individu dan perusahaan yang memilikinya. Karena aset keuangan merupakan klaim atas laba yang dihasilkan oleh aset riil (Bodie,et al, 2006).

Nilai perusahaan menurut (Gaver dan Gaver, 1993) digambarkan sebagai sebuah kombinasi antara assets in place (aset yang dimiliki) dengan

investment options (pilihan investasi) di masa depan. Dimana nilai investment options ini tergantung pada discretionary expenditures yang dikeluarkan oleh manajer di masa depan, sedangkan assets in place tidak memerlukan investasi semacam itu. Pilihan-pilihan investasi ini kemudian dikenal dengan istilah

Investment Opportunity Set (IOS) Pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dan besarannya tergantung


(17)

4 pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang (Saputro, 2003).

Investment Opportunity Set (IOS) menguraikan pengertian perusahaan yaitu sebagai suatu kombinasi antara aktiva riil (asset in place) dan opsi investasi masa depan. Opsi investasi masa depan tidak hanya ditunjukkan dengan adanya proyek – proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja namun juga kemampuan perusahaan dalam mengekploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibanding dengan perusahaan sejenis dalam kelompok industrinya. Bentuk yang membedakan pilihan investasi atau pertumbuhan adalah nilai perusahaan itu tergantung pada kebebasan pemilihan pengeluaran yang ditentukan oleh manajer dimasa depan. Faktor utama yang menentukan IOS adalah faktor industri seperti rintangan untuk masuk dan daur hidup produk. Faktor tersebut memungkinkan perusahaan untuk membuat investasi yang dapat meningkatkan rintangan untuk masuk (substitusi modal untuk tenaga kerja yang merupakan hasil dari skala ekonomi). Peluang pertumbuhan tidak hanya diwujudkan dalam proyek baru yang didukung oleh penelitian dan aktivitas pengembangan yang luas, tetapi juga mempunyai pilihan yang lebih untuk melaksanakan proyek baru. (Jefri Riyadi, 2008)

Investment Opportunity Set (IOS) merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif. IOS tidak dapat diobservasi


(18)

5 secara langsung (laten) sehingga dalam perhitungannya menggunakan proksi (Kallapur dan Trombley, 1999 dalam Hasnawati, 2005).

Proksi IOS yang banyak digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah: (1) Proksi IOS berbasis harga (price based proxies) mendasarkan pada perbedaan antara asset dan nilai pasar saham. Jadi proksi ini sangat tergantung pada harga saham. Proksi ini mendasarkan pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dengan harga-harga saham, selanjutnya perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif dari aktiva-aktiva yang dimiliki (assets in place). Harga saham dapat dijadikan proksi sebagai nilai perusahaan apabila pasar telah memenuhi syarat efisisen secara informasional. Namun harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price. (2) Proksi IOS berbasis investasi (investment based proxies) menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan (Kallapur dan Trombley, 1999 et al). Perusahaan dengan IOS tinggi akan memiliki investasi yang tinggi. Selanjutnya ditemukan bahwa aktivitas investasi modal yang diukur dengan ratio capital expenditures to assets sebagai proksi IOS mempunyai hubungan positif dengan realisasi pertumbuhan.

Investment Opportunity Set (IOS) mempunyai korelasi yang berbeda terhadap semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan baik untuk


(19)

6 perusahaan yang tumbuh maupun yang tidak tumbuh. Korelasi positif signifikan untuk perusahaan yang tumbuh terjadi antara M arket t o book value of equit y (MVEBVE) terhadap pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan ekuitas, M arket t o book value of asset s (MVABVA) terhadap pertumbuhan ekuitas, Rasio Capit al expendit ure t o book value of asset s (CAPBVA) terhadap pertumbuhan aset dan VPPE terhadap pertumbuhan penjualan dan ekuitas. Untuk perusahaan yang tidak tumbuh antara Rasio Capit al expendit ure t o book value of asset s (CAPBVA) terhadap pertumbuhan laba dan Rasio Capit al expendit ure t o market value of asset s (CAPM VA) terhadap pertumbuhan aset. Korelasi yang negatif signifikan untuk perusahaan yang tumbuh terjadi antara Rasio Capit al expendit ure t o market value of asset s (CAPMVA) terhadap pertumbuhan ekuitas. Untuk perusahaan yang tidak tumbuh terjadi antara Price of earning rat io (PER) terhadap pertumbuhan laba dan Rasio Current asset s t o net sales (CAONS) terhadap pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan ekuitas.

Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain-lain. Dari berbagai penelitian tentang IOS dapat dibuktikan bahwa IOS dijadikan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan


(20)

7 perusahaan sebagai kategori perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh, dan IOS memiliki hubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan (Nopratiwi, 2004).

Kesempatan investasi memainkan peranan penting dalam teori keuangan perusahaan. Kesempatan bertumbuh yang diukur dengan

Investment Opportunity Set (IOS) dipengaruhi oleh keunggulan perusahaan dalam bentuk reputasi perusahaan, jenis perusahaan multinasional, size dan profitabilitas perusahaan, sedangkan keterbatasan dalam bentuk leverage dan risiko sistematis. Hartono (2002) menunjukkan bahwa perusahaan yang bertumbuh akan direspon positif oleh pasar pertumbuhan yang selalu meningkat serta bertambahnya nilai asset perusahaan diharapkan tercapai sesuai dengan ekspektasi atau peramalan perusahaan.

Fijrijanti dan Hartono (2002) menyatakan kesempatan investasi atau pilihan-pilihan pertumbuhan (growth aptions) suatu perusahaan merupakan suatu yang melekat dan bersifat tidak dapat diobservasi (Inherenfly unobservable) oleh karena itu, Invesment 0pportunity Set (IOS) memerlukan sebuah proksi.

Proksi IOS digunakan untuk menilai apakah perusahaan itu dikategorikan perusahaan bertumbuh atau tidak bertumbuh. Proksi IOS dinyatakan sebagai proksi yang valid sebagai proksi pertumbuhan, jika proksi tersebut dapat digunakan sebagai sinyal kondisi perusahaan emiten. Berbagai penelitian tentang IOS menunjukkan bahwa IOS merupakan proksi realisasi pertumbuhan perusahaan yang berhubungan dengan berbagai variabel


(21)

8 kebijakan perusahaan. Sami et al, (2000) menunjukkan bahwa teori IOS memiliki explanatory power yang lebih tinggi dalam hal kebijakan pendanaan dan kompensasi dari pada aspek dividen.

Purwanto (2001) menyatakan bahwa perlu dilakukan pertimbangan untuk melakukan penyederhanaan data dengan menggabungkan variabel-variabel terukur (observed variabel). Penggabungan variabel-variabel terukur menjadi variabel gabungan dapat membantu peneliti dalam memahami fenomena yang sedang diteliti dan dapat digunakan sebagai deskripsi atau dapat pula digunakan dalam analisis lebih lanjut sebagai variabel dalam analisis regresi.

Iswahyuni dan Suryanto (2000) menganalisa perbedaan perusahaan dan tidak tumbuh dengan kebijakan pendanaan, deviden, perubahan harga saham dan volume perdagangan pada Bursa Efek Jakarta, dengan proksi Invesment Opportunity Set (IOS), yang terdiri dari book value of plant property and equitment to assets ratio (PPE/BVA), Price to earning (P/E), M arket t o book value of equit y (MVE/BE), M arket t o book value of asset s (MVA/BVA), Rasio Capit al expendit ure t o m arket value of asset s (CAP/MVA) dan VAR. hasil penelitiannya menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak bertumbuh dalam hal pengambilan kebijakan pendanaan (book debt/equity), deviden, respon perubahan harga dan volume perdagangan, sedangkan dalam hal pengambilan kebijakan pendanaan terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak bertumbuh (market debt/equity).


(22)

9 Prasetyo (2000) menyatakan bahwa penelitian pasar modal yang diasosiasikan dengan struktur modal perusahaan, terutama dengan set peluang investasi atau Investment Opportunity Set (IOS) masih sedikit sekali. Subekti dan Kusuma (2000) melakukan penelitian Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi dengan kebijakan Deviden perusahaan, serta implikasinya pada perusahaan Harga Saham. Proksi IOS digunakan dalam penelitian ini adalah book value of plant property and equitment to assets ratio (PPE/BVA), M arket t o book value of asset s (MVE/BVA), Price to Earning (P/E). M arket t o book value of asset s (MVA/BVA), dan M arket t o book value of asset s (CAP/BVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa IOS berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan dan harga saham yang tercerminkan pada perbedaan reaksi pasar terhadap growth firms dan

nongrwth firms.

Menurut Nopratiwi (2001) menguji korelasi antara IOS terhadap Return Saham dengan menggunakan proksi Rasio Market Value to Book of Asset

(MKTBKASS), Rasio Market Value to Book of Equity (MKTBKEQ), M arket t o book value of asset s (CAPBVA), dan Earning to Share/Price (EP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya Market Value to Book of Asset

(MKTBKASS), Rasio Market Value to Book of Equity (MKTBKEQ), dan M arket t o book value of asset s (CAPBVA) mempunyai hubungan signifikan terhadap Commulative Abnormal Return (CAR), sedangkan Earning to Share/Price (EP) tidak.


(23)

10 Nilai IOS dapat dihitung dengan kombinasi berbagai jenis proksi yang mengimplikasikan nilai aktiva di tempat yaitu berupa nilai buku aktiva maupun ekuitas dan nilai kesempatan untuk bertumbuh bagi suatu perusahaan dimasa depan. Berbagai penelitian tentang IOS telah berhasil membuktikan bahwa IOS merupakan proksi realisi pertumbuhan perusahaan dan berhubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan, yaitu antara lain kebijakan pendanaan atau struktur utang, kebijakan dividen, kebijakan

leasing kebijakan kompensasi.

Penelitian ini akan melakukan penggabungan variabel-variabel terukur dari proksi IOS individual menjadi satu variabel laten menggunakan

structural equation models dengan pendekatan confirmatory factor analysis,

yaitu membangun model dengan mendasarkan pada teori yang mendasari variabel-variabel terukur itu dalam variabel latennya. Gabungan proksi IOS ini akan dikorelasikan dengan realisasi pertumbuhan untuk melihat kemampuan dan konsistensi proksi IOS dalam memprediksi pertumbuhan perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan meneliti bagaimana Hubungan Gabungan Proksi Investment Opportunity Set dan Hubungannya Terhadap Realisasi Pertumbuhan Dengan Pendekatan Analisis Faktor Konfirmatori yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006-2009.

Masalah yang diteliti tidak terlalu luas pembahasannya maka penulis membatasi masalah pada laporan keuangan yang digunakan untuk menganalisa laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur


(24)

11 yang laporan keuangannya dipublikasikan di BEI, bukan lembaga keuangan, perbankan maupun perusahaan pemerintah, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya pengaruh regulasi dan industri yang dapat mempengaruhi variabel dalam penelitian ini. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah jumlah sampel yang digunakan tahunnya lebih sedikit, yaitu tahun yang diambil dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Tahun ini diambil sebagai sampel karena tahun-tahun yang diperkirakan masih terjadinya krisis moneter di Indonesia (1997 sampai 2000) tidak dimasukkan pada sampel ini karena dapat mengganggu analisis confirmatory factor, sehingga peneliti memutuskan untuk mengambil sampel 2006 sampai 2009 yang dapat dinilai tidak ada masalah krisis. sedangkan jenis sampel yang digunakan adalah manufaktur, Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan public kecuali bank dan lembaga keuangan bukan bank (asuransi, kredit agensi, perusahaan sekuritas). Alasan ini didukung oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam (Hasnawati, 2005:120) menyatakan bahwa : “highly regulatedindustries such as public utilities orbank will have higher debt equity ratios forequivalent level of risk than the average nonregulated firm.”


(25)

12 B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah model gabungan proksi IOS dengan klasifikasi IOS memiliki kesesuaian dengan data sesungguhnya?

2. Apakah gabungan proksi individual IOS berbasis harga memiliki korelasi positif dengan realisasi pertumbuhan?

3. Apakah gabungan proksi individual IOS berbasis investasi memiliki korelasi positif dengan realisasi pertumbuhan?

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis model gabungan proksi IOS dengan klasifikasi IOS memiliki kesesuaian dengan data sesungguhnya.

2. Untuk menganalisis proksi individual IOS berbasis harga memiliki korelasi positif dengan realisasi pertumbuhan.

3. Untuk menganalisis proksi individual IOS berbasis investasi memiliki korelasi positif dengan realisasi pertumbuhan.


(26)

13 2. Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya yaitu:

a. Bagi investor, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan eksistensi dan konsistensi proksi IOS sebagai proksi prediksi pertumbuhan perusahaan.

b. Bagi akademis, hasil penelitian ini daharapkan menjadi literatur dan dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut. c. Bagi peneliti, penelitian ini akan menambah pengetahuan penulis

tentang gabungan proksi investment opportunity set dan hubungan terhadap realisasi pertumbuhan dengan pendekatan analisis faktor konfirmatori.


(27)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Invesment Opportunity Set (IOS)

IOS adalah set peluang investasi yang berfungsi sebagai prediktor pertumbuhan perusahaan. Subekti dan Kusuma (2002) mengurai set peluang investasi tersebut berupa: plant, property and aquipment to book value of asset ratio (PPE/BVA), market to book of equity ratio, (MVE/BE), price to earning (P/E), market to book asset ratio (MVA/BVA), dan capital addition to book of assets ratio (CAP/BVA),

Julianto dan Jogianto (2002) IOS (Invesment Opportunity Set) digunakan sebagai proksi keputusan investasi, karena keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung. Karena IOS sebagai variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung, maka perlu dibentuk atau dikonfirmasi dengan berbagai variabel terukur.

Adam dan Goyal (2003) menyatakan bahwa Invesment Opportunity

memainkan paranan yang penting didalam keuangan perusahaan dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan.

Myers et al yang dikutip dari Subekti dan Kusuma (2000), menyatakan bahwa perusahaan dalam kombinasi antara nilai aktiva riil (asset in place) dengan pilihan investasi dimasa yang akan datang, opsi masa depan tidak semata–mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan


(28)

15 kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable). Berdasarkan pengertian tersebut para peneliti telah mengembangkan proksi pertumbuhan perusahaan menjadi IOS sesuai dengan tujuan dan jenis data yang tersedia dalam penelitiannya. Investment Opportunity Set (IOS) dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi pertumbuhan dimasa depan.

Karekteristik perusahaan yang mengalami pertumbuhan dapat diukur antara lain dengan peningkatan penjualan, pembuatan produk baru atau diversifikasi produk, perluasan pasar, ekspansi atau peningkatan kapasitas, penambahan asset, pengakuisisi perusahaan lain, investasi jangka panjang, dan lain-lain. Pagalung (2000) menyatakan bahwa pilihan pertumbuhan memiliki pengertian yang fleksibel dan tidak hanya berupa projek baru. Perusahaan yang bertumbuh tidak selalu merupakan perusahaan kecil atau aktif melakukan penelitian dan pengembangan. Perusahaan kecil seringkali menghadapi keterbatasan atau kesulitan pilihan dalam menentukan dan menjalankan projek baru, atau kesulitan dalam merestrukturisasi asset yang ada, sementara perusahaan besar cenderung mendominasi posisi pasar dalam industrinya (Mueller dalam Gaver dan Gaver di kutip oleh Nugroho dan Hartono,2002). Bahkan perusahaan besar lebih memiliki keunggulan kompetitif dalam mengeksplorasikan kesempatan yang muncul.


(29)

16 Nilai pilihan investasi sangat tergantung pada nilai asset yang dimiliki oleh perusahaan. Kesempatan investasi tidak selalu berwujud fisik tetapi dapat berupa suatu kesempatan yang bersifat intangible namun memiliki peluang yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai contoh apabila perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan pembelian suatu brand name, maka perusahaan harus dapat memanfaatkan setiap celah keunggulan dan kelemahan brand name tersebut untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar dimasa yang akan datang.

Smith dan Watts dank Ester dalam Gaver & Gaver yang dikutip Jati (2003), menyatakan bahwa dalam membuat keputusan investasi dan

employment setiap perusahaan dapat menginvestasikan dalam bentuk modal fisik dan sumber daya manusia secara khas. Investasi spesifik perusahaan tersebut mengakibatkan adanya variasi dalam ksempatan investasi yang prosfektif serta ekspektasi distribusi hasil dari kesempatan investasi tersebut. Perbedaan keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan dalam rangka mengahadapi perusahaan pesaing yang hendak memasuki pasar serta variasi pilihan-pilihan strategi perusahaan dalam rangka memperoleh keunggulan kompetitif mengakibatkan IOS sangat bervariasi secara cross-section antar perusahaan (Gaver& Gaver dalam Nugroho dan Hartono, 2002).

Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan dimasa yang akan datang.


(30)

17 B. Alternatif Proksi IOS

Berbagai proksi IOS telah digunakan dalam bidang keuangan untuk memahami pemikiran IOS. Kallapur dan Trombley yang dikutip prasetyo (2000), menyatakan bahwa proksi-proksi tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Proksi IOS berbasis pada Harga Saham,

Merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi ini didasari pada anggapan yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara persial dinyatakan dalam harga-harga saham,dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada harga saham akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Pendekatan ini dimaksudkan untuk membandingkan antara nilai buku perusahaan dengan nilai pasar yang terefleksi dalam harga saham.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

Dalam melakukan investasi pada pasar modal khususnya saham, perubahan harga saham menjadi perhatian penting bagi investor selain kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi dipasar modal adalah harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan


(31)

18 dan penawaran pasar. Jadi harga saham yang digunakan bukanlah harga nominal dari saham tersebut. Menurut Agus Sartono (2000;41) harga saham adalah: Sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diterima. Sedangkan menurut Ridwan S. Sundjaja (2003;349) adalah: Saham yang dinilai per lembarnya telah tercantum dalam akta pendirian perusahaan.

Harga saham dibursa dipengaruhi oleh faktor, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif antara lain adalah: pengaruh peraturan saham, ketat tidaknya pengawasan atas pelanggaran oleh pelaku bursa, psikologi, pemodal, dan sebagainya. Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi harga saham di pasar modal:

1. Penawaran dan Permintaan

Harga saham akan terbentuk melalui jumlah penawaran dan permintaan akan mencerminkan kekuatan pasar. Jika jumlah penawaran lebih besar daripada jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga akan turun sebaliknya jika permintaan lebih besar dari pada jumlah penawaran maka harga saham akan cenderung naik.

2. Perilaku Investor,

Pasar investor yang masuk kepasar modal berasal dari bermacam-macam kalangan masyarakat dan berbagai tujuan. Jika ditinjau dari tujuannya, maka investor dapat dibagi kedalam empat kelompok :


(32)

19 a. Kelompok investor yang bertujuan memperoleh dividen. b. Kelompok investor yang bertujuan berdagang.

c. Kelompok investor yang berkepentingan dalam pemilihan saham perusahaan. d. kelompok spekulator.

3. Kondisi ekonomi dan politik pada umumnya,

Faktor ini akan mempengaruhi supply dan demand akan saham. Keadaan ekonomi yang stabil dan situasi politik yang aman akan menarik minat investor (terutama investor asing) untuk berinvestasi.

b. Rasio-rasio perusahaan yang telah digunakan dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar adalah sebagai berikut:

1. Market to book value equity, MKTBKEQ (Collins dan Kothari, 1989; Lewellwn et al., 1987; Chung dan Charoenwong, 1991) 2. Tobin’s Q (Skinner,1993; Kallapur dan Trombley 1999; dan

Denis 1994)

3. Ratio of proferty,plan, and aquipment to firm valie, PPE (Skinner 1993; Ho, et al 1999; Subekti dan Kusuma 2001; Jones dan Sharma,2001)

4. Ratio of depreciatiaon to firm value, VDEP (Amith dan Watts 1992; Kallapur dan Tombley 1999; Ho, Lam, dan Sami 1999, dan Jones dan Sharma,2001)


(33)

20 5. Market to book value of assets, MKTBKASS (Belkaouli dan picur 1998, smith dan Watts 1992; Cahan danHossain 1996; Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang 1996; Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999: Adam dan goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001, alnajjar dan Belkaouli 2001; Belkaouli dan Picur 2001, About 2001; Jones dan Sharma 2001)

6. Earnings to price ratio EP (Kester 1984; Belkaouli dan Picur 1998; Chung dan Charoenwong,1991, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang 1996, Cahan dan Hossein 1996, Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999, Adam dab Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001; Alnajjar dan Belkaouli 2001; Bekaouli dan Picur 2001; Jones dan Sharma 2001)

2. Proksi IOS Berbasis pada Investasi,

Merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Rasio-rasio yang sering digunakan oleh penelitian antara lain: Rasio Investment to net sales IONS. (Hartono 1999), Rasio capital expenditure to book assets CAPBVA. (Jones dan Sharma 2001),


(34)

21 Definisi Investasi, pada dasarnya investasi berkaitan dengan pasar modal dan pasar uang. Aktiva keuangan dapat pula menunjukan mata uang. Tabungan dibank-bank atau asset lainnya seperti saham-saham dan obligasi yang sering disebut sekuritas. Jogiyanto (2003;5) mendefinisikan investasi sebagai berikut : Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa investasi itu adalah suatu komitmen keuangan yang diharapkan tingkat pengembaliannya atas investasi tersebut secara positif. Hal ini diperjelas lagi dengan pengertian investasi menurut Kamaruddin (2004;3) yang menjelaskan bahwa: investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.

a. Tujuan investasi

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, diantaranya yaitu :

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana cara meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatannya agar tidak berkurang dimasa yang akan datang. 2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam


(35)

22 menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang tertentu.

b. Strategi Investasi

1. Strategi investasi pasif

Strategi investasi pasif mendasarkan diri pada asumsi bahwa (a) pasar modal tidak melakukan mispricing, dan (b) meskipun terjadi mispricing, para pemodal berpendapat mereka tidak bisa mengidentifikasikan dan memanfaatkannya. Tujuan dilakukannya strategi ini, untuk menyusun portofolio yang sesuai dengan preferensi resiko, atau pola arus kas yang mereka inginkan. Sebagau misal, kalau pemodal tidak ingin menanggung risiko yang tinggi, mereka akan membentuk dari portofolio yang terdiri dari saham-saham yang mempunyai harga rendah. Mereka yang ingin memperoleh arus kas tertentu, mungkin memilih saham-saham yang membagikan dividen secara teratur. Mereka yang mempunyai tarif pajak tinggi, akan cenderung membentuk portofolio yang tidak membagikan dividen yang terlalu tinggi. Dengan strategi pasif maka biaya


(36)

23 transaksi akan diminimumkan. Para pemodal dapat menganut strategi investasi sesuai dengan indeks pasar.

2. Strategi investasi aktif

Strategi ini mendasarkan diri pada asumsi bahwa (a) pasar modal melakukan kesalahan dalam penentuan harga (mispriced), dan (b) para pemodal berpendapat bisa mengidentifikasikan

mispriced ini dan memanfaatkannya. Dalam strategi ini, digunakan tiga analisis yaitu, technical analysis, fundamental,

dan market timing. Market timing pada dasarnya menentukan kapan seharusnya pemodal membeli atau menjual. Dengan demikian analisis ini merupakan variasi dari analisis teknikal.

C. Realisasi Perusahaan (Pertumbuhan Perusahaan)

Kallapur dan Trombley (2001) dalam Riyadi (2008:19) memberi penjelasan bahwa untuk membedakan antara IOS dengan growth, kata growth

pada umumnya merujuk kepada kemampuan perusahan untuk meningkat dalam ukuran (size), sedangkan IOS adalah pilihan untuk berinvestasi pada proyek-proyek yang memiliki net present value positif. Disebutkan pula bahwa investment opportunities juga menghasilkan peningkatan dalan ukuran perusahaan, namun tidak semua growth opportunities memiliki net present value positif.

Dalam hampir setiap studi, ukuran perusahan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan perusahaan. Ukuran perushaan dapat


(37)

24 menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal (Sawir, 2004). Perusahaan yang sedang tumbuh akan membutuhkan dana yang besar sehingga cenderung untuk menahan sebagian besar pendapatannya. Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan semakin besar pula kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Dan semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan earning nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti makin rendah dividen payout ratio.

Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah "well establish" dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana eksternal lainnya maka keadaan adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan dividen payout ratio yang tinggi.

Tingkat pertumbuhan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan sedang mengadakan ekspansi. Semakin tinggi tingkat ekspansi perusahaan, semakin besar kebutuhan akan dana untuk mendanai ekspansi tersebut. Semakin besar kebutuhan dana masa depan semakin besar kemungkinan perusahaan menahan labanya. Memang bisa saja kebutuhan dana dipenuhi


(38)

25 dengan emisi saham baru, tetapi bila pendapatan semuanya dibayarkan sebagai dividen (yang juga merupakan subyek pajak pendapatan yang tinggi) hanya sebagian kecil yang dapat di investasikan kembali. Dengan demikian perusahaan yang sedang berkembang cenderung menahan laba disamping menerbitkan emisi baru.

Pertumbuhan suatu perusahaan diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti dapat menarik minat para investor untuk melakukan investasi diperusahaan tersebut. Investor dapat memilih akan melakukan investasi dalam bidang apa saja. Prospek perusahaan yang bertumbuh bagi investor merupakan suatu prospek yang menguntungkan, karena investor yang ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Penelitian Vogt (1997) menunjukan bahwa perusahaan yang bertumbuh akan direspon positif oleh pasar. Pertumbuhan perusahaan dapat diketahui dengan cara mengetahui nialai buku dan nilai pasar. Menurut Hartono (2003) nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten dan nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham. Pertumbuhan perusahaan menunjukan Investment Opportunity Set (IOS) atau Set Kesempatan Investasi dimasa datang.


(39)

26 D. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian Variabel yang digunakan Metode yang digunakan Hasil Penelitian Analisis Korelasi

Invesment Opportunity Set Terhadap Return Saham. Agustina M. V Nopratiwi (2001)

Variabel devenden(Y) Commulative abnormal return.Variabel

indevendennya(X) adalah MKTBKASS, MKTBKEQ, CAPBVA,EP RASIO.

Pengujian penelitian menggunakan

Nonparametric correlatioan Kendall’s Tau-b. Data pusposive sampling, dengan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2001-2003 yang dipublikasikan di BEJ

Hasil pengujian penelitian ini ditunjikan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara proksi IOS dengan return saham.

Analisis Hubungan Invesment Opportunity Set (IOS) dengan Realisasi Pertumbuhan Serta Perbedaan Perusahaan yang Tumbuh dan tidak Timbuh Terhadap kebijakan Pendanaan dan Dividen. Isnaeni Rokhayati (2005)

Variabel –variabel utama dalam penelitian ini adalah Dependen IOS, dan Variabel Indevenden adalah

MVEBVE, MVABVA

,PER, CAPBVA,

CAPMVA, VPPE, COANS

Teknik analisa yang digunakan adalah Data sekunder dan laporan keuangan tahunan yang terdiri dari neraca dan laporan laba/rugi, dari tahun 1999-2002 yang diperoleh dari BEI

Hasil pengujian penelitian IOS mempunyai korelasi terhadap semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan, baik untuk perusahaan yang tumbuh maupun yang tidak tumbuh .korelasi positif signifikan untuk perusahaan yang tumbuh terjadi antara MVEBVE, terhadap pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan ekuitas, MVABVA, terhadap pertumbuhan ekuitas, CAPMVA terhadap pertumbuhan asset dan VPPE terhadap pertumbuhan penjualan dan ekuitas, untuk perusahaan yang tidak tumbuh antara CAPBVA terhadap pertumbuhan laba dan CAPMVA terhadap pertumbuhan asset. Korelasi yang negatif signifikan untuk perusahaan yang tumbuh terjadi antara CAPMVA, terhadap pertumbuhan ekuitas, untuk perusahaan yang tidak tumbuh terjadi antara PER terhadap laba dan CAONS terhadap pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan ekuitas. Rasio market debt to equity tidak signifikan terhadap kebijakan pendanaan perusahaan Rasio deviden payout mempunyai korelasi yang tidak signifikan terhadap kebijakan deviden perusahaan.

Pengaruh Invesment opportunity set (IOS) dengan Tingkat

Pertumbuhan (Sustainable Growth) RM. Riadi, Ngadlan

Variabel Devenden (Y) adalah IOS dan Variabel Indevenden adalah MVEBVE, MVEBVA,

PER, CAPBVA,

CAPMVA, VPPE, COANS.

Penguijian penelitian menggunakan program Mikrosof Excell dan SPSS versi 13.00. Data sekunder yang difublikasikan dari tahun 2004-2005. yang terdaptar di BEI

Hasil pengujian penelitian menunjukan pada korelasi antara variable bebas yakni berupa marjin laba, kebijakan deviden, kebijakan keuangan, dan perputaran aktiva, hanya kebijakan keuangan dan perputaran aktiva saja yang mempunyai hubungan yang kuat yakni sebesar 0,642 akan tetapi tidak terlalu signifikan, sedangkan factor lainnya berkorelasi lemah dan tidak mempunyai hubungan yang signifikan.


(40)

27

Penelitian Variabel yang digunakan Metode yang digunakan Hasil Penelitian Dampak Set

Peluang Invesment Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta Sri Hasnawati (2005)

Variabel yang digunakan adalah data yang realisasi pertumbuhan investasi. Alas an menggunakan data realisasi kerena keputusan investasi perusahaan public pada umumnya sehingga sulit diobservasi dan apabila keputusan investasi diumumkan hal tersebut merupakan resolusi

Analisa yang digunakan adalah model Struktural Equation Modeling (SEM), populasi target yang dijadikan unit penelitian ini sebanyak 256 perusahaan dari kelompok industri yang tedaptar di BEI tahun 2002.

Hasilnya nilai loadingi factor indicator keputusan investasi menunjukan nilai diatas nilai kritis sebesar 0.30 (Bachurudin dan Tobing, 2003) dengan demikian semua indicator bermakna sebagai indicator yang membentuk variable keputusan investasi. Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25%, sisanya dipengaruhi oleh factor lain seperti: keputusan pendanaan, kebijakn deviden, factior eksternal perusahaan seperti: tingkat inflasi, kurs mata uang, pertumbuhan ekonomi, politik, dan psychology pasar, Searcing Proxies

Of Invesment Opportunity Set and Identifying Information Content.

Hermeindito Kaaro (2002)

Variabel tidak terukur : IOS, variabel laten : proksi IOS berdasarkan harga, investasi, & varian.

Penelitian ini

menggunakan structural equation models (SEM) dengan pendekatan confirmatory model. Universitas Kristen Petra

Hasil penelitian menunjukkan bahwa IOS tidak dapat dilakukan observasi langsung harus melalui proksi-proksi sesuai dengan laporan keuangan perusahaan yang ada.

Invesment Opportunity Set, Corporate Governance Practices and Firm Performance. Marion Hutchinson dan Ferdinant A. Gul

(2004)

Variabel independen : IOS dengan menggunakan tiga variabel proksi yaitu : MBVA, MBVE, & PPEMVA. Variabel dependen : ROE (Return on Equity). Variabel kontrol : ukuran perusahaan termasuk pada variabel kontrol dalam analisis karena untuk menentukan hubungan dari karakteristik variasi perusahaan

Penelitian ini

menggunakan analisis cross-sectional dari 500 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Australia. Sampel yang digunakan dari tahun 1998-1999.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian mendukung hipotesis yaitu hipotesis ini berdasarkan pada perusahaan yang negatif dan diramalkan pada perusahaan yang negatif tersebut menunjukkan lemahnya perusahaan.


(41)

28 E. Kerangka pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Data Laporan Keuangan Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2006 - 2009

IOS Realisasi Pertumbuhan

Proksi Berbasis Harga Saham Proksi Berbasis Investasi

MVABVA MVEBVE PER EP

IONS CAPBVA CAPMVA

GROWSAL GROWEAR GROWEQ GROWAS

Uji Structural Equation Model

Uji Asumsi

Identifikasi Model

Model Pengukuran (Confirmatory Factor Analysis)

Uji Kesesuaian Model

Uji Kelayakan Parameter Estimasi

Interpretasi


(42)

29 Gambar 2.2

Model Gabungan Proksi Individual IOS Berbasis Harga Saham dan Hubungannya terhadap Realisasi Pertumbuhan

Model gabungan proksi IOS berbasis harga saham dan realisasi pertumbuhan pada gambar 2.2 menunjukkan berbagai variabel yang digunakan yaitu variabel terukur (dalam bentuk empat persegi panjang) dan variabel laten (bentuk lingkaran). Variabel terukur endogenous (observed endogenous) adalah MVEBVA, MVEBVE, EPR, PER, GROWSAL, GROWEAR, GROWEQ, dan GROWAS, yang merupakan variabel tidak terukur exogenous (unobserved exogenous) adalah Err1, Err2, Err3, Err4, Err5, Err6, Err7, Err8, IOS Berbasis Harga Saham dan Realisasi Pertumbuhan. Parameter yang diestimasi berjumlah 17, yaitu variance dari

error (Err) berjumlah 8 (ditunjukkan dengan garis lurus dengan satu anak panah), variance dari variabel terukur berjumlah 8 (ditunjukkan dengan garis lurus dengan satu anak panah), dan korelasi dari variabel laten berjumlah 1 (ditunjukkan dengan garis lengkung dengan dua anak panah).


(43)

30 Gambar 2.3

Model Gabungan Proksi Individual IOS Berbasis Investasi dan Hubungannya terhadap Realisasi Pertumbuhan

Model gabungan proksi IOS berbasis investasi dan realisasi pertumbuhan pada gambar 2.3 menunjukkan berbagai variabel yang digunakan yaitu variabel terukur dan variabel laten. Variabel terukur

endogenous adalah IONS, CAPBVA, CAMPVA, GROWSAL, GROWEAR, GROWEQ, dan GROWAS. Variabel tidak terukur exogenous adalah Err1, Err2, Err3, Err4, Err5, Err6, Err7, IOS Berbasis Investasi dan Realisasi Pertumbuhan. Parameter yang diestimasi berjumlah 15, yaitu variance dari

error (Err) berjumlah 7, variance dari variabel terukur berjumlah 7, dan korelasi dari variabel laten berjumlah 1.


(44)

31 F. Hipotesis

H0 : Model gabungan proksi IOS dengan klasifikasi IOS tidak memiliki

kesesuaian dengan data sesungguhnya.

Ha : Model gabungan proksi IOS dengan klasifikasi IOS memiliki kesesuaian dengan data sesungguhnya

H0 : Gabungan proksi individual IOS berbasis harga saham tidak memiliki

korelasi positif dengan realisasi pertumbuhan.

Ha : Gabungan proksi individual IOS berbasis harga saham memiliki korelasi positif dengan realisasi pertumbuhan.

H0 : Gabungan proksi individual IOS berbasis investasi tidak memiliki

korelasi positif dengan realisasi pertumbuhan.

Ha : Gabungan proksi individual IOS berbasis investasi memiliki korelasi positif dengan realisasi pertumbuhan


(45)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian yang akan diamati dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006 hingga Desember 2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel digunakan dengan metode purposive sampling, dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut : (1) Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2006; (2) Mempublikasikan datanya berupa laporan keuangan, harga penutupan saham, dan jumlah saham yang beredar yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory; (3) Tidak memiliki laba dan total ekuitas negatif pada tahun 2006 sampai tahun 2009.

Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 25 (dua puluh lima) perusahaan, sebagaimana diuraikan di bawah ini:


(46)

33 Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No Kode Nama Perusahaan Tanggal Pencatatan

1 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk 1 Januari 1992

2 KBLI PT. GT Kabel Indonesia Tbk 6 Juli 1992

3 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 24 Maret 1982

4 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 8 Mei 1995

5 CLPI PT. Colorpak Indonesia Tbk 30 Nopember 1991

6 UNTR PT. United Tractor Tbk 19 September 1989

7 SMGR PT. Semen Gresik Persero Tbk 8 Juli 1991

8 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 27 Juli 1995

9 SMSM PT. Selamet Sempurna Tbk 9 September 1996

10 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 15 Juni 1998

11 LTLS PT. Lautan Luas Tbk 21 Juli 1997

12 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk 3 Oktober 1994

13 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk 20 Juli 1982

14 ASII PT. Astra International Tbk 4 April 1990

15 BRAM PT. Branta Mulia Tbk 5 September 1990

16 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk 11 Januari 1993

17 INTA PT. Intraco Penta Tbk 23 Agustus 1993

18 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk 21 Januari 1991

19 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk 18 Nopember 1992

20 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 6 Mei 1995

21 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 30 Oktober 1990

22 MERK PT. Merk Tbk 23 Juli 1991

23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 11 Januari 1982

24 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 4 Juli 1990

25 AQUA PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 1 Maret 1990

C. Metode Penentuan Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder, meliputi laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan yang dimuat dalam

Indonesia Capital Market Directory. Sumber data yang digunakan untuk menghitung variabel-variabel dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai 2009.


(47)

34 D. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan structural equation models dengan pendekatan confirmatory factor analysis. Pendekatan ini digunakan karena model yang dibuat menggunakan variabel-variabel terukur yang mendefinisikan sebuah variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung atau dengan kata lain mengkonfirmasi berbagai variabel terukur untuk sebuah variabel laten yang didasarkan pada berbagai teori. Selain itu pendekatan ini digunakan untuk menguji kesesuaian model berdasarkan data empiris yang diteliti. Karena penelitian ini juga akan menguji korelasi antara gabungan proksi IOS dengan realisasi pertumbuhan, maka confirmatory factor analysis

yang dilakukan menggunakan multidimensional model yang ditunjukkan dengan garis lengkung dengan dua anak panah pada masing-masing ujungnya. Metode estimasi yang digunakan pada pendekatan confirmatory factor analysis adalah dengan maximum likelihood. Analisis ini dilakukan dengan bantuan program AMOS 16.0 student version.

Analisis yang akan dilakukan uji asumsi, yang meliputi ukuran sampel, normalitas, multivariate outliers, dan multikolonieritas. Adapun model pengukuran dilakukan untuk menyelidiki variabel-variabel terukur yang menjelaskan sebuah variabel laten. Uji kesesuaian dilakukan dengan melihat ukuran indeks kesesuaian. Indeks kesesuaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-Square (X2), CMIN/DF (the minimum sample discrepancy function dibagi dengan degree of freedom), goodness of fit index


(48)

35

Tucker-Lewis Index (TLI). Uji yang terakhir adalah uji hipotesis untuk menguji apakah hipotesis pada penelitian ini diterima atau ditolak.

1. Uji Asumsi

a. Ukuran Sampel

Ukuran sampel yang digunakan sebaiknya berjumlah minimum 100 atau menggunakan perbandingan 5 observasi untuk setiap parameter yang diestimasi (Hair, 1995).

b. Normalitas Data

Asumsi data terdistribusi normal didasarkan pada central limit theorem, yang mengatakan bahwa selama ukuran sampel yang diambil relatif besar, maka distribusi penyampelan dari rata-rata sampel akan mendekati normal (Nester,dkk, 1993; Dillon, 1984; Dielman, 1991). Ukuran sampel dapat dikatakan cukup besar jika mempunyai ukuran 30 atau lebih (Dielman, 1991), dengan demikian maka asumsi bahwa data terdistribusi normal telah terpenuhi karena jumlah sampel lebih dari 30.

c. Uji Multivariate Outliers

Uji multivariate outliers dilakukan dengan menggunakan Mahalanobis distance (Hair, 1995; Arbuckle, 1997). Anggota sampel dengan nilai Mahalanobis distance terbesar dianggap outlier dan tidak digunakan sebagai anggota sampel.


(49)

36 d. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas dilakukan dengan dasar nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance, yang menunjukkan tidak adanya indikasi multikolonieritas pada semua variabel yang digunakan pada penelitian ini. Multikolonieritas bisa dideteksi dengan melihat korelasi linear antara variabel independen di dalan regresi. Jika korelasi cukup tinggi yaitu di atas 0.85 maka dapat diduga terdapat multikolonieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi kurang dari 0.85 maka diduga model tidak mengandung unsur multikolonieritas. (Widarjono, 2010:77).

2. Model Pengukuran

Metode pengukuran variabel laten ini menggunakan metode analisis faktor konfirmatori. Analisis faktor konfirmatori merupakan model pengukuran di mana variabel indikator membentuk variabel laten. Model pengukuran mendefinisikan atau membentuk baik variabel independen laten maupun variabel dependen laten. Pada gambar 2.1 dan 2.2 menunjukkan model pengukuran dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori. Yang menggambarkan dua variabel independen laten yang berubah berkorelasi di mana setiap variabel independen laten dibentuk oleh beberapa variabel indikator. Korelasi antara variabel independen laten ini ditunjukkan oleh anak panah dua arah (Widarjono, 2010:306).


(50)

37 Analisis faktor merupakan cara untuk mencari atau mendapatkan sejumlah variabel indikator yang mampu memaksimumkan korelasi antara variabel indikator. Ada dua jenis analisis faktor yaitu: analisis faktor eksploratori (Exploratory Factor Analysis/EFA) dan analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA). Pada analisis faktor eksplanatori, mencari sejumlah indikator untuk membentuk faktor umum (common factor) tanpa ada landasan teori sebelumnya. Dengan kata lain analisis faktor eksplanatori merupakan sebuah metode untuk membangun sebuah teori (theory building). Sedangkan pada analisis faktor konfirmatori, mencari sejumlah variabel indikator yang membentuk variabel yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. (Widarjono, 2010:275)

3. Uji Kesesuaian/Kelayakan Model

Setelah melakukan estimasi analisis faktor konfirmatori, maka langkah pertama dalam menginterpretasikan hasil dari analisis faktor konfirmatori adalah mengevaluasi kebaikan sesuai model secara menyeluruh (overall model fit) atau uji kelayakan model. Ada beberapa metode untuk melihat kebaikan sesuai model secara menyeluruh yaitu: (1) uji statistika Chi Square; (2) Goodness of Fit Index (GFI); (3) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI); dan Root Mean Squares Residual (RMSR). Dari beberapa uji kelayakan model tersebut, model dikatakan layak jika paling tidak salah satu model uji kelayakan model terpenuhi. Bila uji


(51)

38 kelayakan model bisa memenuhi lebih dari satu kriteria kelayakan model, model analisis konfirmatori akan jauh lebih baik daripada hanya satu yang terpenuhi.

a. Chi-Square (X2)

Uji statistika Chi Square (X2) digunakan untuk menguji kelayakan model analisis faktor konfirmatori. Hipotesis nol dalam uji

Chi Squares ini adalah perbedaan antara sampel dan matriks kovarian yang diestimasi adalah nol sedangkan hipotesis alternatifnya menyatakan ada perbedaan antara sampel dan matriks kovarian yang diestimasi. Nilai df untuk uji Chi Squares ini besarnya sama dengan jumlah elemen kovarian matriks yang tidak sama dikurangi dengan jumlah parameter yang diestimasi. Jika nilai Chi Squares lebih besar dari Chi Squares kritis maka menolak hipotesis nol dan sebaliknya jika nilai Chi Squares lebih kecil dari Chi Squares kritisnya maka menerima hipotesis nol. Atau bisa menerima maupun menolak hipotesis nol dengan membandingkan antara p-value dengan besarnya α yaitu derajat kepercayaan yang dipilih. Jika nilai p-value lebih kecil dari α maka kita menolak hipotesis nol dan sebaliknya jika p-value

lebih besar dari α maka menerima hipotesis nol. Jika menerima hipotes nol atau menolak hipotesis alternatif berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara sampel dan matriks kovarian. Artinya model yang kita pilih adalah layak. Sedangkan bila menolak


(52)

39 hipotesis nol atau menerima hipotesis alternatif maka model tidak layak (Widarjono, 2010:282).

b. Goodness of fit index (GFI)

Uji kelayakan model analisis faktor konfirmatori juga dapat dievaluasi dengan menggunakan Goodness of Fit Index (GFI). GFI dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :

di mana : tr = trace matriks

S = kovarian matriks awal S = kovarian matriks model I = identitas matriks

Uji kelayakan GFI seperti nilai koefisien determinasi (R2) di dalam uji kelayakan atau kebaikan hasil regresi, nilainya 0 ≤ GFI ≤ 1. Semakin tinggi nilai GFI atau mendekati 1 maka semakin layak model sedangkan nilai GFI semakin mendekati model maka semakin tidak layak model. Sebagai rule of thumb biasanya model dianggap layak bila nilai GFI ≥ 0.90 sebagai cut off value-nya (Widarjono, 2010:283). c. Adjusted goodness of fit index (AGFI)

Uji kelayakan Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) merupakan uji kelayakan GFI yang disesuaikan. AGFI, analog dengan koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R2) dalam regresi

tr ( ∑ - 1 S – I )2 GFI = 1 –

tr (∑ - 1 S )2

^


(53)

40 berganda. AGFI merupakan GFI yang disesuaikan dengan derajat kebebasan (degree of freedom). Adapun formula untuk AGFI sebagai berikut :

di mana : P = Jumlah indikator df = degree of freedom

Nilainya terletak antara 0 ≤ GFI ≤ 1. Sebagaimana uji kelayakan GFI, semakin nilainya mendekati 1 maka semakin baik model dan sebaliknya semakin mendekati angka 0 maka semakin tidak layak model. Namun, tidak ada nilai yang pasti AGFI untuk menentukan apakah model layak. Sebagai rule of tumb, cut off value adalah bila AGFI ≥ 0.80 sebagai model yang layak (goodness of fit) (Widarjono, 2010:284).

d. Root Mean Squares Error of Approximiation (RMSEA)

Kelemahan uji Chi Squares adalah sangat sensitif terhadap jumlah sampel. Sebagai alternatif dan pembanding uji Chi Squares para telah mengembangkan uji kelayakan analisis faktor konfirmatori. Salah satunya adalah Root Mean Squares Error of Approximiation

(RMSEA). Sebagai rule of tumb untuk melihat kelayakan model, cut off value adalah bila RMSEA ≤ 0.08. jika nilai RMSEA besarnya 0.08

p ( p + 1 )

AGFI = 1 - 1 – GFI


(54)

41 atau lebih kecil maka model dianggap layak. Sebaliknya jika nilainya di atas 0.08 maka model dianggap tidak layak

e. Tucker-Lewis Index (TLI)

Tucker-Lewis Index atau dikenal dengan nonnormed fit index (NNFI) pertama kali diusulkan sebagai alat untuk mengevaluasi analisis faktor, tetapi sekarang dikembangkan oleh SEM. Ukuran ini menggabungkan ukuran parsimony kedalam indek komparasi antara

proposed model dengan null model dan nilai TLI berkisar dari 0 sampai 1.0. nilai TLI yang direkomendasikan adalah ≥ 0.90.

f. Normed Fit Index (NFI)

Normed Fit Index merupakan ukuran perbandingan antara proposed model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi dari 0 (no fit all) sampai 1 (perfect fit). Seperti halnya TLI tidak ada nilai absolut yang dapat digunakan sebagai standar, tetapi umumnya direkomendasikan sama atau > 0.90.

E. Operasional Variabel Penelitian 1. Proksi IOS

a. Proksi berbasis pada harga saham 1. Market to Book Value of Asset Ratio

Aset – Total Ekuitas + (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham) MVABVA =


(55)

42

Rasio Market to book value of asset (MVABVA) dengan dasar pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham. Pasar penilai perusahaan yang sedang tumbuh lebih besar dari nilai bukunya ( Isnaeni Rokhayati, 2005).

2. Market to Book Value of Equity Ratio

Rasio Market to book value of equity (MVEBVE) dengan dasar pemikiran bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan dimasa yang akan depan lebih besar dari pada return yang diharapkan dari ekuitasnya (Isnaeni Rokhayari, 2005). 3. Earnings to Price ratio

Houston and Brigham (2001) berpendapat, laba per lembar saham atau EPS adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham, mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya.

Jumlah Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham MVEBVE =

Total Ekuitas

Laba per lembar saham EP / Price =


(56)

43 4. Price to Earnings Ratio

Rasio price to earning ratio (PER) dengan dasar pemikiran bahwa nilai ekuitas merupakan jumlah nilai kapitalisasi laba yang dihasilkan dari pengelolaan asset plus nilai sekarang neto (NPV) dari pilihan investasi dimasa datang. Semakin besar rasio PER maka semakin besar pula perusahaan kemungkinan untuk tumbuh ( Isnaeni Rokhayati, 2005).

b. Proksi berbasis pada investasi 1. Rasio Investment to net sales

Rasio invesment to net sales (IONS) menggunakan investasi modal sesungguhnya sebagai suatu ukuran nilai buku gross property, plant dan equipment ( Hartono,1999).

2. Rasio capital expenditure to book value asset

Rasio Capital expenditure to book of assets (CAPBVA) menunjukan adanya aliran tambahan modal saham perusahaan

Harga Penutupan Saham PER =

Laba per lembar saham beredar

Investasi IONS =

Penjualan bersih

Nilai Buku Aktiva Tetapt – Nilai Buku Aktiva Tetapt-1

CAPBVA =


(57)

44 yang dapat digunakan untuk tambahan investasi aktiva produktifnya ( Isnaeni Rokhayati, 2005).

3. Rasio capital expenditure to market value of assets

Rasio Capital expenditure to market value of asset

(CAVMVA) dengan dasar pemikiran bahwa perusahaan yang tumbuh memiliki level aktivitas investasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang tidak tumbuh ( Isnaeni Rokhayati, 2005).

2. Realisasi Pertumbuhan a. Pertumbuhan penjualan

Menurut Basu Swasta (1990: 9) dalam Abdul Azis (2005) , penjualan adalah bagian dari promosi, dan promosi adalah bagian dari keseluruhan. Dalam perekonomian kita (ekonomi uang) seseorang yang menjual sesuatu akan mendapatkan imbalan berupa uang. Jadi dengan adanya penjualan dapat tercipta suatu pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli.

Rumus :

Nilai Buku Aktiva Tetapt – Nilai Buku Aktiva Tetapt-1

CAPMVA =

Total asset – Total Ekuitas + (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham

Total Penjualan Bersiht – Total Penjualan Bersiht-1

GRWOSAL =


(58)

45 b. Pertumbuhan laba

Menurut Simamora (2000), laba suatu perusahaan dari tahun ke tahun dapat meningkat atau mengalami penurunan. Peningkatan laba yang stabil dari suatu perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan baik. Demikian juga sebaliknya, penurunan laba dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan kurang baik.

Rumus :

c. Pertumbuhan nilai buku ekuitas

Pertumbuhan nilai buku ekuitas dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

d. Pertumbuhan aset

Pertumbuhan aset dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : Labat – Labat-1

GROWEAR =

Labat-1

Total Ekuitast – Total Ekuitast-1

GROWEQ =

Total Ekuitas-1

Total Asett – Total Asett-1

GROWAS =


(59)

46 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Data

Pada skripsi ini, data permasalahan terdiri dari variabel laten (tidak terukur) dan variabel eksogen (terukur). Adapun variabel latennya adalah proksi berbasis harga saham, proksi berbasis investasi, dan realisasi pertumbuhan sedangkan variabel eksogennya adalah MVEBVA, MVEBVE, EPR, PER, IONS, CAPBVA, CAMPVA, GROWSAL, GROWEAR, GROWEQ, dan GROWAS. Variabel-variabel ini didapat dari data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006-2009.

Grafik 4.1 Data Keseluruhan Data Seluruh -5000000 0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000 40000000

1 11 21 31 41 51 61 71 81 91

Perusahaan N il a i MVABVA MVEBVE EP PER IONS CAPBVA CAPMVA GROWSAL GROWEAR GROWEQ GROWAS


(60)

47 B. Analisis Data dengan Menggunakan Structural Equation Modeling

Gambar 4.2

Model SEM Proksi Harga Saham Terhadap Realisasi Pertumbuhan C. Menilai Identifikasi Model Structural Proksi Berbasis Harga Saham

Pengujian pertama untuk model persamaan structural adalah mengindentifikasi model. Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi terhadap model SEM, yaitu :

1. model unidentified, jika nilai

2

s t

2. model justidentified, jika nilai 2

s t

3. model overidentified, jika nilai 2

s t


(61)

48

s = jumlah varian dan kovarian antara variable manifest yang merupakan (pq)(pq1)

p = jumlah variable y (indicator variable laten endogen)

q = jumlah variable x (indicator variable laten exogen) Pengujian tersebut dapat dilakukan dengan menghitung jumlah data kovarian dan varian dibanding dengan jumlah parameter yang akan diestimasi. Output model summary (table variable counts dan table

parameter summary) dapat digunakan untuk menghitung hal tersebut. Tabel 4.1

Parameter Summary Proksi Harga Saham

Weights Covariances Variances Means Intercepts Total

Fixed 10 0 0 0 0 10

Labeled 0 0 0 0 0 0

Unlabeled 6 1 10 0 0 17

Total 16 1 10 0 0 27

Sumber : data diolah

Pada tabel 4.1 menampilkan ringkasan parameter dalam model. Dapat dilihat terdapat 16 regression weight dimana 10 dengan nilai tetap (fixed) dan 6 yang diestimasi. 10 fixed regression weight meliputi loading pertama dari 2 faktor dan 8 error term. Ada 1 kovarian dan 10 variansi yang diestimasi. Secara total ada 27 parameter dan 17 yang diestimasi.

Untuk menilai apakah model just-identified, overidentified, atau unidentified dapat dilakukan dengan menghitung jumlah data kovarian dan varian dibandingkan dengan jumlah parameter yang akan diestimasi, yaitu (p + q)(p + q +1)/2 = (0 + 8)(0 + 8 + 1)/2 = 36 sampel moment sedangkan jumlah parameter yang akan diestimasi 17, sehingga nilai degree of


(62)

49 freedomnya adalah 19 (36 – 17 = 19). Jadi dapat disimpulkan bahwa

model yang diteliti adalah overidentified ( 2

s

t ) berdasarkan perhitungan

yang dilakukan. Namun berdasarkan hasil output bahwa model tersebut

unidentified. Hal ini bisa dilihat dari hasil output di bawah ini.

Berdasarkan hasil output ini, maka kita akan mengkonstrain (memberi nilai kecil pada eror, yaitu 0.005) 1 nilai eror pada model persamaan structural ini. Di bawah ini adalah gambar setelah model dikonstrain.

Gambar 4.3

Model SEM Saham terhadap Realisasi Pertumbuhan Konstrain Setelah mengkonstrain model tersebut, maka kita akan melihat hasil perhitungan untuk mengindentifikasi model persamaan structural


(63)

50 tersebut dengan menggunakan nilai-nilai yang ada di table variable counts

dan parameter summary di bawah ini.

Tabel 4.2

Parameter Summary Proksi Harga Saham Konstrain

Weights Covariances Variances Means Intercepts Total

Fixed 10 0 1 0 0 11

Labeled 0 0 0 0 0 0

Unlabeled 6 1 9 0 0 16

Total 16 1 10 0 0 27

Sumber : data diolah

Pada tabel 4.2 menampilkan ringkasan parameter dalam model. Dapat dilihat terdapat 16 regression weight dimana 10 dengan nilai tetap (fixed) dan 6 yang diestimasi. 10 fixed regression weight meliputi loading pertama dari 2 faktor dan 8 error term. Ada 1 kovarian dan 9 variansi yang diestimasi. Secara total ada 27 parameter dan 16 yang diestimasi.

Untuk menilai apakah model just-identified, overidentified, atau unidentified dapat dilakukan dengan menghitung jumlah data kovarian dan varian dibandingkan dengan jumlah parameter yang akan diestimasi, yaitu (p + q)(p + q +1)/2 = (0 + 8)(0 + 8+1)/2 =36 sampel moment sedangkan jumlah parameter yang akan diestimasi 16, sehingga nilai degree of freedomnya adalah 20 (36 – 16 = 20). Jadi dapat disimpulkan bahwa

setelah dikonstrain model yang diteliti tetap overidentified ( 2

s t )

berdasarkan perhitungan yang dilakukan. Dan berdasarkan hasil output

bahwa model juga overidentified. Hal ini terlihat dari tidak adanya notes


(64)

51 D. Menilai Kriteria Goodness of Fit Proksi Berbasis Harga Saham

Menilai goodness of fit merupakan tujuan utama dalam persamaan structural, yaitu ingin mengetahui sampai seberapa jauh model yang dihipotesis “fit” atau cocok dengan sample data.

Tabel 4.3

Nilai Chi-Square (CMIN) Proksi Harga Saham

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 16 220.849 20 .000 11.042

Saturated model 36 .000 0

Independence model 8 398.508 28 .000 14.232 Sumber : data diolah

Tabel 4.4

Goodness of Fit Index & Adjusted Goodness of Fit Index (GFI dan AGFI) Proksi Harga Saham

Model RMR GFI AGFI PGFI

Default model 457263043.647 .810 .657 .450

Saturated model .000 1.000

Independence model 470177940647.952 .729 .652 .567 Sumber : data diolah

Tabel 4.5

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Proksi Harga Saham

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Default model .318 .281 .357 .000

Independence model .366 .334 .398 .000 Sumber : data diolah

Berdasarkan hasil goodness of fit seperti terlihat pada output diatas bahwa nilai Chi-Square 220.849 dan nilai probabilitas 0.000. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan model sama dengan data empiris ditolak yang berarti model tidak fit. Model yang baik harus


(1)

134

MVABVA

0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 8000000 9000000

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100 Perusahaan

N

il

a

i

MVABVA

Grafik M arket to Book Value of Asset Ratio

MVEBVE

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000 40000000

1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 Perusahaan

N

il

a

i

MVEBVE


(2)

135

EP

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

1 9 17 25 33 41 49 57 65 73 81 89 97 Perusahaan

N

il

a

i

EP

Grafik Earning to Price

PER

0 200 400 600 800 1000 1200

1 9 17 25 33 41 49 57 65 73 81 89 97 Perusahaan

N

il

a

i

PER


(3)

136

IONS

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

1 9 17 25 33 41 49 57 65 73 81 89 97 Perusahaan

N

il

a

i

IONS

Grafik Investment to Net Sales

CAPBVA

-450 -400 -350 -300 -250 -200 -150 -100 -50 0 50 100

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100

Perusahaan

N

il

a

i

CAPBVA


(4)

137

CAPMVA

-0.015 -0.01 -0.005 0 0.005 0.01 0.015

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100

Perusahaan

N

il

a

i

CAPMVA

Grafik Capital Expenditure to M arket Value of Asset

GROWSAL

-0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100

Perusahaan

N

il

a

i

GROWSAL


(5)

138

GROWEAR

-100 0 100 200 300 400 500 600 700 800

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100 Perusahaan

N

il

a

i

GROWEAR

Grafik Pertumbuhan Laba

GROWEQ

-200 0 200 400 600 800 1000 1200

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100 Perusahaan

N

il

a

i

GROWEQ


(6)

139

GROWAS

-200 0 200 400 600 800 1000 1200

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100 Perusahaan

N

il

a

i

GROWAS


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Investment Oportunity Set Terhadap volume perdagangan Saham Perusahaan Go Public Di...

0 18 3

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR MODAL, LIKUIDITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

3 7 15

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 1 8

PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITY SET DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 94