Konsumsi Energi Dan Protein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsumsi Energi Dan Protein

Makanan adalah hal yang terpenting dalam kehidupan terutama untuk pertumbuhan. Tanpa asupan makanan dan nutrisi yang cukup, suatu organisme tidak bisa tumbuh dan berkembang secara normal. Makronutrien atau yang disebut sebagai zat gizi makro yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak adalah jenis zat gizi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak. Energi diperlukan untuk pertumbuhan, metabolisme, utilisasi bahan makanan, dan aktivitas. Kebutuhan energi disuplai terutama oleh karbohidrat dan lemak. Walaupun protein dalam diet dapat memberikan energi untuk keperluan tersebut, fungsi utamanya yaitu untuk menyediakan asam amino bagi sintesa protein sel, dan hormon maupun enzim untuk mengatur metabolisme Pudjiadi, 2005. Menurut Depkes RI 2002, kekurangan energi dan protein pada masa anak-anak akan berdampak secara langsung terhadap gangguan pertumbuhan, perkembangan dan produktifitas. Proses pertumbuhan yang terganggu tersebut akibat dari penggunaan protein tubuh sebagai sumber energi bukan pada fungsi sebagai sumber zat pembangun. Menurut Sediaoetama 1996, konsumsi energi dan protein lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi Universitas Sumatera Utara dalam suatu bahan pangan. Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualitas dan kuantitas harus dapat terpenuhi. Tingkat kesehatan biasanya dipengaruhi oleh asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh seseorang. Jika asupan gizi yang masuk dalam komposisi yang baik maka gizi seseorang juga akan baik. Namun jika yang terjadi adalah yang sebaliknya maka tubuh akan kekurangan zat gizi atau biasa disebut malnutrisi. Masalah tersebut disebabkan oleh kekurangan atau ketidakseimbangan antara energi dan protein yang masuk dalam tubuh Notoatmodjo, 1996. Kebutuhan nutrien tertinggi per kg berat badan dalam siklus daur kehidupan adalah pada masa bayi dimana kecepatan tertinggi dalam pertumbuhan dan metabolisme terjadi pada masa ini Kusharisupeni, 2007. Seorang anak sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Akan tetapi asupan zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan akan mempengaruhi pertumbuhan anak. Kekurangan asupan makanan akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari standar Khomsan, 2004. Asupan makanan terkait dengan ketersedian pangan namun tidak berarti jika tersedia pangan kemudian akan secara pasti setiap orang akan tercukupi konsumsi makanan yang dikonsumsinya. Apabila anak balita asupan makanannya tidak cukup maka daya tahan tubuhnya akan menurun sehingga akan mengalami kurang gizi dan mudah terserang penyakit infeksi, maka anak akan kehilangan nafsu makan sehingga intake makanan menjadi kurang. Dua hal ini lah yang menyebabkan gizi kurang. Selama masa pertumbuhan anak balita memerlukan Universitas Sumatera Utara asupan energi dan protein. Protein diperlukan oleh anak balita untuk pemeliharaan jaringan, perubahan komposisi tubuh dan pertumbuhan jaringan baru Nur’aeni, 2008. Menurut Arisman 2004, jika asupan protein kurang pada balita maka dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan jaringan dan organ, berat badan dan tinggi badan, serta lingkar kepala. Anak yang tidak cukup menerima asupan makan maka daya tahan tubuh imunitas melemah, sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya gizi kurang.

2.2 Penyediaan Pangan