Bahan Penelitian Pengumpulan Data Persiapan Data Penyusunan Model Prediksi Curah Hujan

101 irigasi menggunakan neraca air lahan sawah irigasi Kartiwa 2009. Penelitian mengambil studi di wilayah yang dipengaruhi oleh fenomena ENSO dan IOD yaitu di Indramayu pada wilayah monsunal serta di Pesisir Selatan pada wilayah Equatorial. Untuk pembanding dilakukan pula analisis di wilayah yang tidak terkena dampak baik di wilayah monsunal maupun di equatorial masing-masing di Cianjur dan Solok.

5.2.1. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Data curah hujan harian dari tiga stasiun di Indramayu masing-masing Anjatan, Krangkeng dan Kertasemaya, di Cianjur masing-masing di Warungkondang dan Ciranjang, dua stasiun Pesisir Selatan masing-masing Tarusan dan batang Kapas serta satu stasiun di Solok yaitu Sumani. Periode tahun 1990-2010. 2. Data nilai SST Sea Surface Temperature di wilayah Nino 3.4 periode tahun 1990-2010 dan prediksi ENSO tahun 20102011. 3. Data nilai SST Sea Surface Temperature dan DMI Dipole Mode Index Samudera Hindia periode tahun 1990-2010 dan prediksi IOD tahun 20102011. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat PC personal computer dengan piranti lunak untuk pengolah kata dan pengolah data Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Arc View.

5.2.2. Pengumpulan Data

Tahap awal penelitian adalah pengumpulan data yang dibutuhkan sebagai bahan penelitian di Indramayu, Cianjur, Solok dan Pesisir Selatan. Data yang dikumpulkan adalah data curah hujan harian dari semua stasiun curah hujan, peta informasi stasiun curah hujan dan klimatologi di wilayah penelitian. Pengumpulan data dilakukan secara langsung, yaitu dengan mendatangi beberapa lembaga instansi yang menyediakan data-data tersebut. 102

5.2.3. Persiapan Data

Data yang terkumpul kemudian dientri dalam bentuk data digital dengan format yang siap untuk dianalisis. Data kosong diduga dengan menggunakan interpolasi spasial menggunakan Arc View.

5.2.4. Penyusunan Model Prediksi Curah Hujan

Model prediksi dibangun untuk memprediksi curah hujan ke depan dari rata-rata normalnya yang disajikan curah hujan dasarian. Keluaran model Y merupakan nilai curah hujan pada waktu tiga dasarian ke depan Y=CHt+3, sedangkan data masukan yang digunakan adalah nilai kode dasarian X 1 =t , nilai curah hujan pada dasarian ini X 2 =CHt , nilai curah hujan dasarian depan X 3 = CHt+1 dan nilai curah hujan dua dasarian berikutnya X 4 = CHt+2 , nilai DMI pada dasaian ini X 5 =DMIt dan nilai Anomali Nino-3.4 pada dasarian ini X 6 =AnoNino-3.4t Untuk mendapatkan model terbaik dalam penyusunan model dilakukam coba-coba trial and error yang mengkombinasikan peubah-peubah X 1, X 2, X 3, X 4, X 5,dan X 6 dengan melakukan langkah-langkah training analisis jaringan syaraf untuk menetapkan koefisien persamaan sebagai berikut: 1 Inisialisasi: Langkah ini meliputi a Normalisasi data input X i dan nilai target t k kedalam kisaran [0 ... 1], dan b Penetapan nilai awal untuk semua pembobot w ij untuk matriks X dan v jk untuk matriks H, yaitu suatu matrik antara yang disembunyikan. Gambar 5.1 Skema jaringan recurrent neural network . 103 Simpul neuron atau node dalam model jaringan saraf adalah unsur-unsur atau satuan pengolahan yang terhubungkan satu sama lain dan membentuk suatu jaringan. Dimana hubungan antar simpul tersebut memiliki sebuah nilai tertentu yang disebut dengan bobot. 2 Langkah Maju Tahap untuk pendugaan t dan y ; mencakup a menentukan training set untuk data input X i dan nilai target t k , b menghitung h j dan y k melalui persamaan berikut: dimana: Σwijxi = w0j + w1j X1 + w2j X2 + w3j X3 + w4j X4 + w5j X5 + w6j X6 Y k = X t+3 subskrip j akan merujuk pada urutan dalam matrik H. 3 Penentuan nilai galat Nlilai galat e ditentukan per tahun dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: E = p 0.5 tkp – ykp2 dimana t kp = nilai target data ke-p dari training set node k, dan y kp = nilai dugaan data ke-p dari training set node k. 4 Proses learning atau training set Proses ini untuk menentukan nilai bobot v jk dan w ij melalui iterasi. Target dari proses iterasi adalah menentukan nilai y sedekat mungkin dengan nilai t sehingga menghasilkan galat yang mendekati nilai nol. Proses dihentikan jika galat pada iterasi ke-m dengan iterasi ke-m-1 berselisih 0,00001.

5.2.5. Validasi model prediksi curah hujan

Dokumen yang terkait

Determination of The Rice Cropping Calendar based on ENSO (El Niño Southern Oscillation) and IOD (Indian Ocean Dipole) phenomena in Monsoon and Equatorial Regions

0 9 211

Pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) terhadap propagasi Madden Julian Oscillation (MJO)

3 27 31

Identifikasi Fenomena ENSO (El Nino-Southern Oscillation) DAN IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap Dinamika Waktu Tanam Padi di Daerah Jawa Barat (Studi Kasus Kabupaten Indramayu dan Cianjur)

3 29 184

Pengaruh ENSO (El Nino- Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap Dinamika Waktu Tanam Padi di Wilayah Tipe Hujan Equatorial dan Monsunal (Studi Kasus Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat)

2 24 60

Variabilitas arus, suhu dan angin di Perairan Barat Sumatera dan inter-relasinya dengan Indian Ocean Dipole Mode (IODM) dan El Nino Southern Oscillation (ENSO)

3 15 160

Pengaruh El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) terhadap Produktivitas Kelapa Sawit

1 2 56

Keragaman curah hujan indonesia saat fenomena indian ocean dipole (iod) dan el nino southern-oscillation (enso)

1 5 39

Hubungan Kejadian Simultan El Niño Dan Indian Ocean Dipole (Iod) Terhadap Variasi Suhu Virtual Serta Estimasi Suhu Virtual Menggunakan Metode Arima Dan Holt-Winters

0 5 46

Pengaruh El Nino, La Nina Dan Indian Ocean Dipole.

0 0 1

Pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino Southern Osscillation (ENSO) Terhadap Variabilitas Upwelling Di Perairan Selatan Jawa.

0 1 1