Simpulan Adaptasi Petani DAYA DUKUNG SUMBERDAYA AIR DAN

137 Tabel 6.8 Respon petani terhadap kekeringan di Solok dan Pesisir Selatan Tipe Irigasi Solok Pesisir Selatan Tetap Menanam Mencari Air Mundur 2 Minggu Mundur 4 Minggu Tetap Menanam Mencari Air Mundur 2 Minggu Mundur 4 Minggu ……………………………………………..…………………………………………… Teknis 100 100 Semi Teknis 80 20 100 Non Teknis 60 40 33 67 Tadah Hujan 50 50 100

6.4. Simpulan Adaptasi Petani

Di wilayah monsunal yang terkena dampak anomali iklim seperti di Indramayu, selain menggunakan air sungai dan hujan, petani harus menambah pasokan irigasi dengan pompanisasi dan sumur. Di wilayah equatorial, seperti di Pesisir Selatan, petani kebanyakan mengandalkan air hujan dan sungai sebagai pasokan irigasinya. Petani di Indramayu berupaya untuk menambah air ataupun dengan menyesuaikan waktu tanam dengan mundur sampai lebih dari 3 dasarian. Petani di lahan yang tidak terpengaruh Cianjur tetap menanam atau kalau pun memundurkan waktu tanam hanya sampai 2 dasarian. Di wilayah equatorial yang tidak terpengaruh Solok pada umumnya tidak mengalami masalah kekurangan air kecuali pada lahan tadah hujan memundurkan waktu tanam sampai 2 dasarian sedangkan yang terkena pengaruh Pesisir Selatan sebagian petani memundurkan tanam 2 – 3 dasarian. Di wilayah monsunal petani lahan irigasi yang biasanya menerapkan rotasi tanam padi-padi-padi berubah menjadi padi-padi atau padi-palawija, sedangkan untuk lahan tadah hujan, petani mengubah dari padi-padi menjadi padi-palawija atau padi. Di wilayah equatorial, pada lahan petani yang tidak terpengaruh anomali iklim, umumnya tidak merubah rotasi tanam. Tetapi untuk lahan yang terpengaruh, perubahan terjadi dari padi-padi-padi bergeser menjadi padi-padi- palawija atau padi-palawija. 138

VII. STRATEGI ADAPTASI KALENDER TANAM

TERHADAP VARIABILITAS IKLIM Strategi adaptasi kalender tanam dibangun berdasarkan hasil karakterisasi dan delineasi wilayah yang terindikasi terkena dampak ENSO dan IOD maupun yang tidak terkena dampak kedua anomali tersebut. Selanjutnya diperkuat dengan hasil analisis neraca air baik pada lahan sawah tadah hujan maupun lahan irigasi ditambah dengan hasil analisis prediksi curah hujan sebagai bahan masukan untuk rencana tanam serta informasi daya dukung sumberdaya air dan kemampuan adaptasi petani dalam menyiasati variabilitas iklim. Adaptasi kalender tanam disusun melalui penentuan awal waktu tanam onset, potensi waktu tanam serta pola tanam di wilayah monsunal dan equatorial pada tahun normal, kejadian El Niño dan IOD positif.

7.1. Lahan Tadah Hujan

Pada tahun normal, onset dan pola tanam lahan sawah tadah hujan di wilayah monsunal seperti di Indramayu dan Cianjur terdapat perbedaan. Onset di Indramayu pada Oktober IIINovember I dengan pola tanam Padi – Padipalawija – Palawijabera sedangkan di Cianjur lebih awal 3 dasarian yaitu pada September IIIOktober I dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija. Di wilayah equatorial seperti di Pesisir Selatan, onset terdapat pada September IIIOktober I dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija sedangkan di Solok onset dimulai pada Mei IIIII dengan pola tanam Padi – Padi – Padi Gambar 7.1 Pada tahun El Niño, onset di Indramayu terdapat pada November I - Desember III mundur 3 - 6 dasarian dari tahun normal dengan pola tanam Padi – Palawija – bera sedangkan di Cianjur tidak berbeda dengan tahun normalnya yaitu pada September IIIOktober I dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija. Di wilayah equatorial seperti di Pesisir Selatan, onset mundur 1 dasarian terdapat pada Oktober III dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija sedangkan di Solok onset sama dengan tahun normalnya dimulai pada Mei II - Juni I dengan pola tanam Padi – Padi – Padi Gambar 7.2.

Dokumen yang terkait

Determination of The Rice Cropping Calendar based on ENSO (El Niño Southern Oscillation) and IOD (Indian Ocean Dipole) phenomena in Monsoon and Equatorial Regions

0 9 211

Pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) terhadap propagasi Madden Julian Oscillation (MJO)

3 27 31

Identifikasi Fenomena ENSO (El Nino-Southern Oscillation) DAN IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap Dinamika Waktu Tanam Padi di Daerah Jawa Barat (Studi Kasus Kabupaten Indramayu dan Cianjur)

3 29 184

Pengaruh ENSO (El Nino- Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap Dinamika Waktu Tanam Padi di Wilayah Tipe Hujan Equatorial dan Monsunal (Studi Kasus Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat)

2 24 60

Variabilitas arus, suhu dan angin di Perairan Barat Sumatera dan inter-relasinya dengan Indian Ocean Dipole Mode (IODM) dan El Nino Southern Oscillation (ENSO)

3 15 160

Pengaruh El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) terhadap Produktivitas Kelapa Sawit

1 2 56

Keragaman curah hujan indonesia saat fenomena indian ocean dipole (iod) dan el nino southern-oscillation (enso)

1 5 39

Hubungan Kejadian Simultan El Niño Dan Indian Ocean Dipole (Iod) Terhadap Variasi Suhu Virtual Serta Estimasi Suhu Virtual Menggunakan Metode Arima Dan Holt-Winters

0 5 46

Pengaruh El Nino, La Nina Dan Indian Ocean Dipole.

0 0 1

Pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino Southern Osscillation (ENSO) Terhadap Variabilitas Upwelling Di Perairan Selatan Jawa.

0 1 1