73
3.3.4.1. Luas Sawah yang Dipengaruhi oleh ENSO dan IOD di Sentra Padi
Sumatera Barat
Pada saat memasuki periode Juni - Agustus meskipun sebagian besar wilayah Indonesia mulai terpengaruh oleh ENSO maupun IOD, namun di Pesisir
Selatan pengaruh tersebut belum terlihat. Pengaruh kedua fenomena tersebut baru terlihat saat memasuki periode September - November. Pada periode tersebut
tidak ada wilayah yang terpengaruh kuat baik oleh ENSO maupun IOD. Pengaruh ENSO di wilayah tersebut hanya terjadi pada tingkat lemah sampai
sedang dengan luas sawah masing-masing 8,08 dan 49,26 . Luas sawah yang tidak terkena dampak sekitar 42,66. Pengaruh IOD lemah di wilayah ini namun
dapat mempengaruhi luas sawah sekitar 58,02 dari seluruh wilayah tanam di Pesisir Selatan Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Luas sawah yang terpengaruh oleh ENSO dan IOD di Kabupaten
Pesisir Selatan
Korelasi ENSO IOD
Juni- Agustus
September - November
Juni- Agustus
September - November
Luas Luas Ha
Ha Ha
Ha Kuat -
- -
- -
- -
- Sedang -
- 3.660
8 - -
- -
Lemah - -
22.326 49
- -
26.295 58
Tidak nyata
- - 19.333
43 - -
19.024 42
3.4. Simpulan Dampak ENSO dan IOD terhadap Curah Hujan dan
Dinamika Kalender Tanam Di wilayah monsunal seperti propinsi Jawa Barat, pengaruh ENSO dan
IOD terhadap curah hujan baru terlihat setelah memasuki periode Juni – Agustus dan meningkat pada periode September – November. Pada periode Juni – Agustus
hanya 10 stasiun hujan yang terpengaruh kedua anomali iklim tersebut sedangkan pada periode September – November meningkat tajam menjadi 75
dari seluruh stasiun di Jawa Barat.
74 Wilayah yang terpengaruh kuat oleh ENSO pada periode September –
November meliputi Subang, Indramayu, Kuningan, Cirebon, Garut dan Ciamis. Dan wilayah yang terpengaruh kuat oleh IOD meliputi Cianjur Selatan, Garut,
Tasikmalaya dan Kuningan. Wilayah yang tidak terpengaruh baik oleh ENSO maupun IOD meliputi Bogor, Cianjur dan wilayah Barat Bandung.
Pada periode September – November hampir seluruh luas sawah di Jawa Barat atau sekitar 84 terpengaruh oleh ENSO dan IOD secara bersamaan dan
hanya sekitar 14 luas sawah terdapat pada wilayah yang tidak terpengaruh oleh kedua fenomena tersebut. Di wilayah yang terpengaruh oleh ENSO, puncak tanam
mundur 1 sampai 6 dasarian. Dan pergeseran puncak tanam tertinggi terjadi di Indramayu yaitu sekitar 5 sampai 6 dasarian. Pada wilayah yang terpengaruh oleh
IOD pada umumnya puncak tanam mundur 1 – 2 dasarian kecuali di Indramayu mundur 6 dasarian. Pada wilayah yang tidak terpengaruh kedua fenomena tersebut
seperti Bogor, Cianjur dan wilayah Barat Bandung, puncak tanam terjadi pada September IIIOktober I.
Wilayah sentra padi paling kuat dipengaruhi ENSO dan IOD adalah Indramayu. Hampir seluruh wilayahnya terpengaruh oleh ENSO dan IOD, sekitar
55 luas sawah di wilayah tersebut terpengaruh kuat oleh ENSO dan 13 oleh IOD. Puncak tanam terdapat pada November IIIDesember I. Sentra padi yang
sebagian besar sawahnya terdapat pada wilayah yang tidak terpengaruh oleh ENSO dan IOD adalah Cianjur dengan puncak tanam terdapat pada September
IIIOktober I. Pengaruh ENSO dan IOD terhadap curah hujan baru terlihat setelah
memasuki periode Juni – Agustus dan meningkat pada periode September – November. Pada periode Juni – Agustus hanya 20 stasiun hujan yang
terpengaruh ENSO sedangkan pada periode September – November pengaruh IOD baru terjadi. Sekitar 15 stasiun berkorelasi nyata dengan ENSO dan IOD
secara bersamaan. Wilayah equatorial yang terpengaruh kuat oleh ENSO pada periode
September – November meliputi Padang dan Pesisir Selatan. Dan wilayah yang terpengaruh kuat oleh IOD meliputi Padang Panjang, Padang dan Pesisir Selatan.
75 Pada periode September – November hampir seluruh luas sawah di
Sumatera Barat atau sekitar 73 tidak terpengaruh oleh ENSO dan IOD secara bersamaan dan hanya sekitar 20 luas sawah terdapat pada wilayah yang
terpengaruh oleh kedua fenomena tersebut. Puncak tanam pada umumnya terjadi pada Mei IIIJuni I. Namun pada daerah-daerah yang diindikasikan terkena
pengaruh iklim ENSO dan IOD puncak tanam bergeser 1 sampai 2 dasarian Wilayah sentra padi yang dipengaruhi ENSO dan IOD adalah Pesisir
Selatan. Tetapi tidak ada wilayah yang terpengaruh kuat baik oleh ENSO maupun IOD. Pengaruh ENSO di wilayah tersebut lemah sampai sedang yang
mempengaruhi luas sawah masing-masing 8 dan 49 . Luas sawah yang tidak terkena dampak sekitar 43. Demikian pula dengan IOD yang berpengaruh lemah
pada luas sawah sekitar 58.
76
IV. PENETAPAN WAKTU TANAM OPTIMAL
PADA WILAYAH TERKENA DAMPAK ENSO DAN IOD
4.1. Pendahuluan
Kondisi iklim dan ketersediaan air yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat diperlukan dalam upaya mendukung strategi
budidaya tanaman sesuai ruang dan waktu. Pola dan waktu tanam yang tidak sesuai dengan kondisi iklim dan ketersediaan air yang tepat dapat mengakibatkan
kehilangan hasil yang relatif tinggi. Pada umumnya petani mempunyai pengetahuan yang cukup dalam
menentukan sesuai atau tidaknya kondisi iklim bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian petani masih belum mampu
mengantisipasi dampak perubahan iklim yang akan merugikan tanaman tersebut. Frekuensi dan durasi anomali iklim yang semakin tinggi akibat ENSO maupun
IOD menyebabkan petani menghadapi permasalahan yang pelik dalam menentukan saat tanam. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah melakukan analisis ketersediaan air bagi tanaman dengan memadukan aspek iklim berupa curah hujan yang dikaitkan dengan kandungan
air tanah dan penggunaan air oleh tanaman itu sendiri. Penetapan potensi waktu tanam padi di wilayah yang terindikasi sering
dipengaruhi oleh kondisi anomali iklim perlu dilakukan guna membantu petani dalam meminimalisasi kehilangan hasil. Awal musim tanam onset padi
tergantung pada pola hujan pada suatu wilayah seperti halnya musim tanam pertama MT I dimulai pada musim hujan dan musim tanam kedua MT II
memasuki musim kemarau dan musim tanam ketiga MT III pada musim kemarau. Meningkatnya intensitas dan frekuensi anomali iklim tersebut dapat
mengakibatkan secara langsung gangguan terhadap sistem produksi padi. Untuk menetapkan pola tanam dan potensi waktu tanam padi salah satunya
dengan melakukan analisis neraca air agar diperoleh informasi periode kritis tanaman yang pada gilirannya lebih aplikatif untuk perencanaan waktu tanam dan
menekan resiko kekeringan. Penelitian tentang penentuan periode defisit air