76
IV. PENETAPAN WAKTU TANAM OPTIMAL
PADA WILAYAH TERKENA DAMPAK ENSO DAN IOD
4.1. Pendahuluan
Kondisi iklim dan ketersediaan air yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat diperlukan dalam upaya mendukung strategi
budidaya tanaman sesuai ruang dan waktu. Pola dan waktu tanam yang tidak sesuai dengan kondisi iklim dan ketersediaan air yang tepat dapat mengakibatkan
kehilangan hasil yang relatif tinggi. Pada umumnya petani mempunyai pengetahuan yang cukup dalam
menentukan sesuai atau tidaknya kondisi iklim bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian petani masih belum mampu
mengantisipasi dampak perubahan iklim yang akan merugikan tanaman tersebut. Frekuensi dan durasi anomali iklim yang semakin tinggi akibat ENSO maupun
IOD menyebabkan petani menghadapi permasalahan yang pelik dalam menentukan saat tanam. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah melakukan analisis ketersediaan air bagi tanaman dengan memadukan aspek iklim berupa curah hujan yang dikaitkan dengan kandungan
air tanah dan penggunaan air oleh tanaman itu sendiri. Penetapan potensi waktu tanam padi di wilayah yang terindikasi sering
dipengaruhi oleh kondisi anomali iklim perlu dilakukan guna membantu petani dalam meminimalisasi kehilangan hasil. Awal musim tanam onset padi
tergantung pada pola hujan pada suatu wilayah seperti halnya musim tanam pertama MT I dimulai pada musim hujan dan musim tanam kedua MT II
memasuki musim kemarau dan musim tanam ketiga MT III pada musim kemarau. Meningkatnya intensitas dan frekuensi anomali iklim tersebut dapat
mengakibatkan secara langsung gangguan terhadap sistem produksi padi. Untuk menetapkan pola tanam dan potensi waktu tanam padi salah satunya
dengan melakukan analisis neraca air agar diperoleh informasi periode kritis tanaman yang pada gilirannya lebih aplikatif untuk perencanaan waktu tanam dan
menekan resiko kekeringan. Penelitian tentang penentuan periode defisit air
77 berdasarkan neraca air tanaman telah dikembangkan oleh FAO sejak tahun 1973
dengan menghitung kebutuhan air tanaman dalam kaitannya dengan produksi.
4.2. Metodologi