30
III. ANALISIS DAN DELINEASI DAMPAK ENSO
DAN IOD TERHADAP CURAH HUJAN DAN DINAMIKA KALENDER TANAM
3.1. Pendahuluan
Kondisi iklim dan cuaca di Indonesia sering dipengaruhi oleh fenomena yang terjadi di Samudera Pasifik Tropik. Model internal dari variabilitas iklim
yang telah banyak diketahui yang terjadi di Samudera Pasifik adalah sirkulasi Walker. Pada kondisi tertentu sering terjadi gangguan pada sirkulasi tersebut yang
dikenal sebagai fenomena ENSO El-Nino Southern Oscillation. Indikator yang biasa digunakan untuk menunjukkan terjadinya fenomena El Niño adalah
meningkatnya anomali suhu muka laut di kawasan Pasifik atau perbedaan tekanan antara Tahiti dan Darwin melebihi kondisi normalnya Boer, 1999. Hubungan
yang sangat erat antara curah hujan di Indonesia dengan suhu muka laut di Samudera Pasifik terdapat pada Nino-3.4 Allan 2000. Selain El Niño di
Samudera Pasifik, terdapat pula fenomena interaksi lautan-atmosfer lainnya yang diduga menyebabkan peristiwa kekeringan di Indonesia. Fenomena tersebut
merupakan kejadian dipole yang terjadi di Samudera Hindia berupa mode dari variabilitas iklim antar tahun yang menghasilkan anomali angin, suhu permukaan
laut dan curah hujan di seluruh wilayah Samudera Hindia dikenal dengan IOD Indian Ocean Dipole Saji et al. 1999.
Adanya indikator anomali iklim seperti ENSO di Samudera Pasifik dan IOD di Samudera Hindia tersebut, pada kenyataannya mempengaruhi fluktuasi
hujan di wilayah tertentu sehingga pada gilirannya mempengaruhi aktifitas budidaya pertanian, termasuk kalender tanam khususnya padi. Kalender Tanam
Padi Badan Litbang Pertanian disusun berdasarkan pola curah hujan dengan asumsi bahwa fluktuasi curah hujan sepenuhnya mempengaruhi pola dan waktu
tanam, dan karakteristik curah hujan itu sendiri mencerminkan karakteristik lokal. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan analisis kalender tanam dan luas tanam
pada wilayah yang memiliki korelasi kuat dengan anomali iklim ENSO dan IOD. Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan kalender tanam pada daerah-
daerah yang dipengaruhi oleh ENSO dan IOD, baik di wilayah monsunal maupun equatorial.
31
3.2. Metodologi