Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa kemampuan bersastra dalam penelitian ini terdiri dari empat kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator-
indikator melalui keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kompetensi dasar dalam keterampilan mendengarkan, menulis, dan membaca
memiliki keterkaitan yang erat karena sama-sama membicarakan materi pokok tentang puisi. Sehingga, ketiga keterampilan tersebut disajikan secara beruntun dan
berkesinambungan dalam satu tema. Dimulai dari keterampilan mendengarkan puisi, menulis puisi, dan membaca puisi. Sedangkan kompetensi dalam keterampilan
berbicara membicarakan materi pokok tentang cerpen, sehingga disajikan secara terpisah dalam tema yang berbeda.
a. Keterampilan Mendengarkan
Kompetensi dasar kemampuan bersastra dalam keterampilan mendengarkan dijabarkan melalui idikator-indikator. Indikator tersebut tidak hanya untuk mencapai
keberhasilan keterampilan mendengarkan, tetapi juga keterampilan berbicara dan menulis. Kompetensi dalam keterampilan mendengarkan tersebut, mambahas tentang
cara mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.
Keberhasilan keterampilan mendengarkan sastra, khususnya mendengarkan puisi didukung oleh keberhasilan: 1 keterampilan berbicara yang dijabarkan dalam
indikator: a menyebutkan tema puisi yang didengar, b menjelaskan rasa yang muncul setelah mendengarkan puisi, c mengungkapkan nada dan suasana yang
timbul dari puisi yang didengarkan, dan d menyebutkan amanat yang terdapat dalam puisi; dan 2 keterampilan menulis seperti indikator menuliskan isi puisi
dengan kata-kata sendiri. Ketiga keterampilan tersebut disampaikan secara tematis. Tema kemanusiaan
khususnya trafficking, dipilih untuk memayungi kompetensi tersebut. Proses mendengarkan puisi dapat disampaikan secara langsung maupun melaui rekaman
media elektronik. Selanjutnya, untuk mengantisipasi sekolah yang tidak memiliki media elektronik untuk merekam dan menanyangkan pembacaan sudah disediakan
puisi secara tertulis dalam LKS dan buku guru. Wacana tersebut dapat dibacakan oleh guru atau meminta salah satu siswa
untuk membacakannya di depan kelas. Sehingga, lengkap 4 aspek keterampilan yang dipelajari siswa mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang disampaikan
secara tematis.
b. Keterampilan Menulis
Kompetensi dasar kemampuan bersastra dalam keterampilan menulis dijabarkan melalui idikator tidak hanya untuk mencapai keberhasilan keterampilan
menulis, tetapi juga keterampilan berbicara dan membaca. Ketiga keterampilan tersebut disampaikan secara tematis dengan tema kemanusiaan, khususnya tentang
trafficking. Kompetensi tersebut mambahas tentang menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima.
Keberhasilan keterampilan menulis puisi dijabarkan dalam indikator: 1 menyebutkan jenis-jenis puisi baru; 2 mengidentifikasi bentuk puisi baru; 3
menulis puisi baru dengan memperhatikan tema, diksi, majas, bait, irama, rima, dan menggunakan ’model menuangkan ide dalam kata’; 4 menyunting puisi yang di
buat teman; 5 menentukan tema puisi yang dibuat teman; dan 6 menyimpulkan ciri-ciri puisi baru.
c. Keterampilan Membaca
Kompetensi dasar kemampuan bersastra dalam keterampilan membaca dijabarkan melalui idikator-indikat tidak hanya untuk mencapai keberhasilan
keterampilan membaca, tetapi juga keterampilan berbicara, menulis, mendengarkan. Keempat keterampilan itu, disampaikan secara tematis dengan tema kemanusiaan
khususnya tentang trafficking. Kompetensi dalam keterampilan membaca, mambahas tentang cara membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat.
Keberhasilan keterampilan membaca puisi dijabarkan dalam indikator berikut: 1 membubuhkan tanda pembacaan lafal, tekanan, intonasi, dan lain-lain
pada teks puisi yang telah ditulisnya; 2 membaca puisi dengan memperhatikan tanda-tanda lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi tersebut;
3 menanggapi pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan, dan intonasi; 4 mempertunjukkan musikakisasi puisi; dan 5 menyimpulkan cara membaca puisi
yang baik.
d. Keterampilan Berbicara
Kompetensi dasar kemampuan bersastra dalam keterampilan berbicara dijabarkan melalui idikator-indikator. Indikator tersebut tidak hanya untuk mencapai
keberhasilan keterampilan berbicara, tetapi juga keterampilan membaca dan menulis. Ketiga keterampilan tersebut disampaikan secara tematis dengan tema lingkungan.
Kompetensi berbicara tersebut, mambahas tentang cara mengemukakan hal-hal yang menarik dari cerita pendek melalui kegiatan diskusi.
Keberhasilan keterampilan berbicara, membahas tentang cerpen dijabarkan dalam indikator: 1 menceritakan kembali isi cerpen yang dibaca dengan kata-kata
sendiri; 2 mengaitkan cerpen dengan kehidupan sehari-hari; 3 mendiskusikan unsur-unsur intrinsik tema, penokohan, alur, sudut pandang, latar, dan amanat dari
isi cerpen yang telah dibaca; 4 mengungkapkan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerpen; 5 dan mengubah akhir cerpen dengan imajinasi sendiri.
Untuk mendukung
tercapainya tujuan
indikator-indikator di
atas, pembelajaran menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang
digunakan dalam rencangan bahan ajar tematis terdiri dari: a media pandang, berbentuk gambar-gambar yang berkaitan dengan tema pembelajar. Media tersebut
dicantumkan dalam rancangan bahan ajar buku pegangan guru dan buku siswa; dan b media audiovisual berbentuk VCD, digunakan dalam kemampuan berbahasa
pada keterampilan mendengarkan dengan kompetensi dasar menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik berita dan nonberita.
Selanjutnya, sumber belajar yang digunakan tidak hanya buku bahasa dan sastra Indonesia untuk guru dan buku siswa. Tetapi juga menggunakan sumber
lainnya, seperti: komik ’Petualangan Wenning’, majalah, koran, teks puisi, dan cerpen. Sumber-sumber tersebut digunakan untuk menambahmemperluas wawasan
siswa tentang materi pelajaran yang dibicarakan dalam buku guru dan buku siswa. Penggunaan sumber belajar tersebut secara rinci tercantum dalam silabus.
3. ValidasiKoreksi Desain oleh Pakar ex-pert Judgment
Pengembangan desain produk awal prototype bahan ajar menjadi bahan ajar bahasa dan sastra Indoesia dengan pendekatan tematis di SMA. Selanjutnya,
dilakukan konsultasi untuk validasi dan revisi produk dengan pakar ex-pert judgment. Konsultasi terhadap produk yang akan diujicobakan, dilakukan dengan
pakar untuk mendapatkan komentar, saran, dan persetujuan. Sehingga prototype yang berupa produk awal ini menjadi sebuah produk bahan ajar bahasa dan sastra
Indonesia yang tematis. Validitas pakar terhadap produk ini diperoleh dari: 1 Etty Lestari, sebagai
penatar pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di LPMP Kalimantan Barat; 2 Leo Sutrisno, sebagai guru besar bidang pendidikan Universitas Tanjungpura UNTAN;
3 Sudarto, sebagai pakar dan konsultan pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat. Saran dan masukan ahli digunakan untuk memperbaiki
kekurangan yang terdapat dalam produk silabus, RPP, desain buku guru, desain
buku siswa, dan evaluasi pembelajaran. Hal itu dilakukan untuk memperoleh kelayakan produk jika diimplementasikan dalam skala luas.
Ketiga pakar di atas memberikan tanggapan, saran perbaikan, dan revisi tentang desain silabus, RPP, buku guru, buku siswa atau LKS, dan evaluasi pelajaran
bahasa dan sastra Inonesia dengan pendekatan tematis, sebagai berikut: a. Format rancangan komponen silabus sebagai berikut: 1 bagian awal format,
dicantumkan judul silabus, nama sekolah, mata pelajaran, kelassemester, tahun pelajaran, dan tema yang digunakan; dan 2 komponen format
meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi
waktu, dan
sumberbahanalat belajar. b. Format komponen rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, meliputi: 1
bagian awal format, dicantumkan judul rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, mata pelajaran, kelassemester, tahun pelajaran, alokasi waktu, dan
tema; dan 2 komponen format meliputi: kompstandar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, mediaalatsumber belajar, penilaian hasil belajar, skor penilaian, analisis
hasil belajar dan program tindak lanjut. c. Format komponen rancangan buku guru terdiri dari: a judul pembelajaran,
b tema pembelajaran, c aspek keterampilan yang dilengkapi SK, KD,
indikator, tujuan pembelajaran, dan alokasi waktu, d pengantar, e uraian materi, f rangkuman, g tugaslatihan, dan h skor penilaian
d. Format komponen rancangan buku siswaLKS terdiri dari: a judul pembelajaran, b tema pembelajaran, c aspek keterampilan yang dilengkapi
SK, KD, indikator, tujuan pembelajaran, dan alokasi waktu; e rangkuman materi ; f tugaslatihan; dan g lembar kerja.
e. Evaluasiuji kompetensi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tematis yang semula dilakukan dengan buntuk tes essay disarankan berbentuk soal
obyektif pilihanan
ganda mengingat
keterbatasan waktu
dalam menganalisisnya. Butir soal dibuat sesuai dengan indikator kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra. Soal berjumlah 50 butir, terdiri dari 25 butir soal kemampuan berbahasa dan 25 butir soal kemampuan bersastra.
4. Uji Coba Awal Produk Bahan Ajar
Setelah dilakukan revisi desain bahan ajar berdasarkan tanggapan dan saran perbaikan pakar. Selanjutnya dilakukan uji coba awal. Kegiatan tersebut dilakukan
untuk mengujicobakan produk awal bahan ajar. Uji coba awal atau uji validasi adalah untuk mendapatkan masukan dari pengguna bahan ajar guru dan siswa tentang
desain awal bahan ajar efektif dengan menggunakan pendekatan tematis. Uji coba awal ini dilakukan di kelas X ª SMA Negeri 2 Sambas pada tanggal 6 Agustus s.d. 19
September 2008. Pelaksanaan uji coba dibantu oleh Ibu Emi Zarianty, S. Hut. dan Bapak Serly, S.Pd.I.
Uji coba awal dilakukan dengan menerapkan bahan ajar kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Sebelum uji coba awal, dilaksanakan pretes dan
setelah uji coba dilaksanakan postes pada kompetensi kemampuan berbahasa dan bersastra.
Uji coba awal kemampuan berbahasa dilaksanakan dengan 4 kompetensi dasar yang dimulai dari pelajaran 1 sampai pelajaran 4. Setelah selesai uji coba awal
dilakukan uji kompetensi 1 uji kemampuan berbahasa untuk melihat efektif desain produk awal kemampuan berbahasa. Uji kompetensi tersebut, menggunakan 25 butir
soal pilihan berganda yang disesuaikan dengan indikator kemampuan berbahasa. Selanjutnya, dilaksanakan uji coba awal kemampuan bersastra dengan 4 kompetensi
dasar yang dimulai dari pelajaran 5 sampai pelajaran 8. Setelah selesai uji coba awal dilakukan uji kompetensi 2 uji kemampuan bersastra untuk melihat efektif desain
produk awal kemampuan bersastra. Uji kompetensi tersebut juga menggunakan 25 butir soal pilihan berganda yang disesuaikan dengan indikator kemampuan bersastra.
Proses pelaksanaan uji coba awal desain bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia dengan pendekatan tematis, meliputi kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra, seperti berikut:
a. Uji Coba Awal Kemampuan Berbahasa
Pelaksanaan uji coba awal kemampuan berbahasa mengambil sampel pelajaran 1 pada pembahasan hasil penelitian ini. Uji coba tersebut dilaksanakan
Rabu, 6 Agustus 2008, berlangsung selama 2 x 45 menit. Proses uji coba dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, berdasarkan kompetensi dasar yang