a. Desain Produk Awal prototype
1
Rencana disusun berdasarkan penilaian terhadap bahan ajar yang dipakai guru lama. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya bahan ajar
tersebut. Kemudian melakukan penyusunan bahan ajar yang baru.
2
Tanggapan guru dan siswa tentang bahan ajar yang diinginkan atau yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah.
3
Mengkaji berbagai referensi mutakhir terkait dengan penyusunan bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia.
4
Menyusun desain bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia dengan pendekatan tematis untuk SMA kelas X semester I yang sesuai dengan
KTSP.
b. Koreksi Desain dari Para Pakar ex-pert judgment
Menilai rancangan penyusunan bahan ajar yang baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama. Dikatakan secara rasional, karena melalui proses validasi
pakar. Kemudian dilakukan penilaian berdasarkan pemikiran rasional dengan fakta yang ada di lapangan. Validasi desain dilakukan dengan menghadirkan beberapa
pakar atau datang konsultasi dengan pakar.
c. Revisi Desain
Setelah desain bahan ajar divalidasi melalui validasi dengan pakar, maka dapat ditemukan kelemahan dan masukan-masukan atau saran dari para pakar.
Berdasarkan kelemahan dan saran tersebut, selanjutnya dilakukan perbaikan desain penelitian bahan ajar tematis.
d. Uji Coba I Awal
Setelah revisi, dilakukan uji coba tahap I awal dengan simulasi penggunaan bahan ajar tematis pada sampel terbatas 10 siswa yang dilakukan oleh peneliti dan
guru. Berdasarkan pengujian akan diperoleh informasi tentang perbandingan efektif dan efesiennya bahan ajar baru. Selanjutnya peneliti melakukan eksperimen untuk
membandingkan bahan ajar lama dengan yang baru. Indikator yang digunakan berdasarkan penjabaran kompetensi kemampuan berbahasa dan bersastra.
e. Revisi Produk I
Pengujian keefektifan bahan ajar pada sampel yang terbatas tersebut, menunjukkan bahwa metode mengajar baru lebih efektif dari materi yang lama.
Untuk mendapatkan perbedaan yang sangat segnifikan, dilakukan uji coba bahan ajar tersebut pada sampel yang lebih luas satu kelas. Sebelum uji caba tahap II utama
desain produk perlu dikonsultasikan dengan gurupakar untuk dikoreksi dan revisi,
agar menghasilkan bahan ajar yang lebih efektif. f.
Uji Coba Produk II Utama
Setelah bahan ajar direvisi, dilakukan uji coba produk II utama pada kelas yang lebih luas, yakni mengambil satu kelas siswa sampel 33 siswa sampel dari
populasi yang berjumlah 3 kelas 99 orang siswa kelas X SMA Negeri 2 Sambas. Setelah uji coba bahan ajar berhasil, perlu ada revisi ringan demi kesempurnaan
bahan ajar berdasarkan temuan pada saat uji coba utama. Uji coba ini, dilakukan
oleh guru sebagai mitra peneliti. Peneliti melakukan pengamatan dalam proses uji coba produk II utama untuk melihat keunggulan dan kelemahan produk bahan ajar
tematis yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran di kelas sampel.
g. Revisi Produk II Utama
Revisi produk dilakukan jika bahan ajar telah selesai diujicobakan dalam pemakaian yang lebih luas minimal satu kelas. Dalam hal ini menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika ditemukan kekurangan atau kelemahan pada pelaksanaan uji coba II utama perlu dikoreksi dan direvisi demi
kesempurnaan bahan ajar yang disusun.
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi untuk menguji keefektifan implementasi bahan ajar dan evaluasi tehadap bahan ajar tematis yang dikembangkan di SMA. Evaluasi dilakukan
dengan angket untuk meminta tanggapan stakeholders tentang kelayakan bahan ajar baru tematis. Proses evaluasi dilaksanakan setelah seminar pengembangan bahan
ajar tematis. Koreksi dan direvisi dari stakeholders dijadikan bahan penyempurnaan produk yang dihasilkan. Jika bahan ajar baru telah dinyatakan efektif dalam beberapa
kali pengujian selanjutnya, disempurnakan untuk menghasilkan produk bahan ajar. Tahap-tahap penelitian pengembangan yang telah dipaparkan di atas,
selanjutnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
GAMBAR 2: TAHAP PENELITIAN PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASADASASTRA INDONESIA SMA
Gambar 5: Tahap-tahap Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Pendekatan Tematis
Studi Literatur
dan Studi
Lapangan
Studi literatur dan studi lapangan untuk
mengidentifikasi kebutuhan bahan ajar menurut guru dan
siswa
Analisis bahan ajar yang digunakan guru
Deskripsi Temuan dan Kebutuhan
Bahan Ajar
Desain Produk Awal
Prototype
Revisi Desain II Penyempurnaan
Bahan Ajar
Validitaskoreksi Desain oleh Pekar
Ex-pert Judgment
Revisi Desain I
Uji Coba I Awal
2. Tahap Studi Pengembangan
3. Tahap Evaluasi
Pengolahan Data Penelitian
a. Uji Efektifitas Bahan Ajar b. Kelayakan Bahan Ajar
Bahan Ajar
Tematis
1. Tahap Studi Pendahuluan
Analisis Pemelajaran
Uji Coba II Utama
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan bahan ajar lama dan pembelajaran yang menggunakan bahan
ajar baru. Observasi bertujuan mengamati perkembangan kemampuan guru dalam mengelola kelas dan kreativitas siswa dalam proses belajar-mengajar, sikap, bahan
ajar yang digunakan, dan minat siswa dalam menanggapi materi pelajaran. Obeservasi dilakukan dengan melibatkan guru sebagai mitra peneliti.
Hasil observasi didiskusikan dengan guru dan para pakar, kemudian dianalisis untuk mengetahui berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada, untuk dicarikan
solusinya. Selanjutnya, dilakukan proses revisi produk untuk menyempurnakan produk bahan ajar baru.
2. Diskusi dengan Para Pakar ex-pert judgment
Peneliti mempresentasikan proses desain produk bahan ajar. Kemudian dilakukan diskusi dengan beberapa pakar yang sudah berpengalaman untuk menilai
desain produk bahan ajar. Selanjutnya, kritikan dan saran pakar dijadikan acuan untuk kesempurnaan produk bahan ajar.
3. Teknik Wawancara Mendalam
Teknik ini untuk memperoleh data informan guru, kepala sekolah dan para pakar tentang masukan dalam menyusun prototype dan keefektifan penerapan bahan
ajar baru serta berbagai informasi mengenai kesulitankelemahan yang ditemui guru