pembelajaran; 5 tugaslatihan dimungkinkan dapat mengaktifkan siswa; 6 materi pelajaran dapat menarik minat siswa, jelas, dan mudah dipahami; dan 7 relatif siap
pakai pada kondisi fasilitas pempelajaran di sekolah yang minimal.
b. Kebutuhan Bahan Ajar dengan Informan Siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan siswa IF, NH, D , A, dan S, bahwa bahan ajar merupakan sumber belajar satu-satunya sumber utama untuk
belajar. Untuk itu siswa sangat membutuhkan bahan ajar. Menurut siswa, bahan ajar yang diinginkan hendaknya: 1 materinya lengkap, padat, dan mudah dipahami; 2
mengangkat tema-tema yang ada disekitar siswa sebagai sumbar bahan ajar; dan 3 memiliki gambarilustrasi yang menarik dan sesuai dengan materi ajar.
3. Analisis Bahan Ajar yang Digunakan Guru
Bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia yang sedang berlangsungdigunakan guru di SMA Negeri 2 Sambas pada kelas X semester 1, hanya menggunakan 2
sumber literatur yakni: 1 buku Bahasa dan Sastra Indonesia karangan Dr. Dawud dkk, jilid 1 untuk SMA kelas X tahun 2004, penerbit Erlangga dan Proyeksi Prima
Bahasa Indonesia karangan Dra. Sutuyarsih dkk, untuk SMA kelas X tahun 2008 penerbit Tiara Prima Media. Berdasarkan dua buku tersebut dapat dikatakan wajar
apa yang disampaikan informan guru dan siswa di atas, tentang tidak relevannya buku yang digunakan guru dengan buku siswa, karena guru menggunakan buku yang
mengacu Kurikulum 2004 KBK sedangkan buku siswa sudah menggunakan KTSP. Sehingga dalam menyajikan materi ajar, guru harus memilih materi-materi yang
memiliki kompetensi dasar yang sama atau hampir sama dengan kompetensi dasar yang terdapat dalam KTSP. Kompetensi dasar yang tidak tercantum dalam KTSP
tidak digunakan guru. Hal seperti itu dilakukan karena guru belum memiliki bahan ajar yang mengacu pada KTSP.
Buku Bahasa dan Sastra Indonesia jilid 1 untuk SMA kelas X karangan Dr. Dawud, digunakan guru sebagai bahan ajar. Buku ini tidak memiliki petunjuk khusus
untuk guru, tetapi buku tersebut dipakai guru sebagai bahan ajar utama, maka dalam penelitian ini peneliti menyebutnya sebagai buku guru bahan ajar yang sedang
digunakan gurubahan ajar lama. Berdasarkan analisis, isi buku tersebut sebenarnya buku siswa karena
petunjuk kegiatantugas dan latihan mengacu pada aktivitas yang harus dilakukan siswa. Sehingga wajar kalau ada beberapa siswa yang menggunakan buku tersebut
untuk belajar bahasa dan sastra Indonesia. Menurut informan siswa IF ia menggunakan buku karangan Dawud tersebut sebagai buku pegangan disamping
buku Proyeksi yang wajib dimiliki siswa. Karena itu, IF selalu mengacu dan melengkapi bahan ajarnya dengan buku yang dipakai guru dalam mengajar. Apalagi
buku tersebut berisikan petunjuk dan latihan untuk siswa dan guru kadang-kadang menggunakan petunjuk dan latihan yang terdapat dalam buku tersebut untuk
diberikan pada siswa. Buku karangan Dr. Dawud tersebut, terdiri dari 12 unit, setiap unit terdiri
atas 4 bagian, dan setiap bagian berisikan komponen: 1 kompetensi dasar; 2 indikator; 3 pengantar kegiatan; 4 latihan dasar kegiatan awal; 5 kegiatan inti;