Biocemical Oxygen Demand BOD

13 dari udara dan sebagian lagi yang tak kurang pentingnya ialah besarnya sumbangan oksigen sebagai hasil fotosintesis dari fitoplankton.

2.3.4. Biocemical Oxygen Demand BOD

Kebutuhan oksigen biologi BOD didefinisikan sebagai banyaknya oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi. Secara umum parameter BOD banyak digunakan untuk menentukan tingkat pencamaran air buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemar dari tingkat hulu ke muara Salmin 2005. Penguraian bahan organik secara biologis di alam, banyak melibatkan bermacam-macam organisme dan menyangkut reaksi oksidasi dengan hasil akhir karbondioksida CO 2 dan air H 2 O. Penentuan kandungan BOD dapat dianggap sebagai suatu prosedur oksidasi. Organisme hidup bertindak sebagai medium untuk menguraikan bahan organik bahan organik menjadi CO 2 dan H 2 O. Reaksi oksidasi selama proses analisis merupakan hasil aktivitas biologis dengan kecepatan reaksi yang berlangsung sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi dan suhu. Oleh karena itu pada analisis kandungan BOD, suhu diusahakan konstan pada suhu 20 °C. Menurut Salmin 2005, suatu perairan yang tingkat pencemarannya rendah dan bisa dikategorikan sebagai perairan yang baik kadar BOD berada pada kisaran 0-10 ppm. Kandungan bahan organik di alam dalam jumlah yang tinggi dapat menimbulkan masalah yang berhubungan dengan kualitas air. Bahan organik akan distabilkan melalui proses biologis dan melibatkan mikroba baik melalui proses oksidasi aerobik maupun anaerobik. Oksidasi aerobik dapat menyebabkan turunnya kandungan oksigen terlarut di perairan sampai mencapai nilai nol sehingga diindikasikan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan. Menurut Polii 1994 perbedaan nilai BOD disebabkan karena adanya pengaruh suhu terhadap laju reaksi penguraian bahan organik. Suhu perairan akan mempengaruhi kecepatan benturan antar molekul serta keaktifan enzim. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya suhu, molekul-molekul akan semakin cepat bertubrukan. Jika 14 pergerakan molekul dan tubrukan semakin banyak, maka beberapa ikatan kimia semakin lama akan semakin labil terhadap serangan oksigen sehingga terjadi proses oksidasi.

2.3.5. Amonia