21
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian meliputi alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengambilan air sampel dan analisis parameter
kualitas perairan fisika kimia. Alat dan metode yang digunakan dalam analisis kualitas perairan parameter fisika kimia perairan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Alatmetode yang digunakan dalam analisis parameter kualitas air
Parameter Satuan
Alatmetode Keterangan
a. Fisika 1. Suhu
°C CTD
In-situ 2. Kekeruhan
NTU Spektrofotometer
Ex-situ 3. TSS
mgL Gravimetri
Ex-situ
b. Kimia
1. pH -
pH meter In-situ
2. Salinitas PSU
Salinometer In-situ
3. DO mgL
DO meter In-situ
4. BOD mgL
Titrasi Winkler In-situ
5. Amonia mgL
Spektrofotometer Ex-situ
6. Nitrat mgL
Spektrofotometer Ex-situ
7. Fosfat mgL
Spektrofotometer Ex-situ
8. Raksa mgL
AAS Ex-situ
9. Kadmium mgL
AAS Ex-situ
10. Tembaga mgL
AAS Ex-situ
11. Timbal mgL
AAS Ex-situ
Mengacu pada: Eaton et al. 2005 Alat yang digunakan dalam proses pengambilan air sampel adalah Rossete
Water Sampler yang terdiri dari 10 tabung niskin dan tiap tabung memiliki kapasitas sebesar 10 liter. Bersamaan dengan Rossete Water Sampler, CTD Conductivity
Temperature Depth beserta alat yang digunakan untuk keperluan pengambilan data in-situ seperti pHmeter, salinometer dan DOmeter dirangkai dalam satu unit
lampiran 1.
3.3. Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang dilakukan selama survey. Data in-situ yang diambil selama penelitian antara lain data
kedalaman, DO, pH, suhu, BOD, dan salinitas. Data ex-situ seperti kekeruhan, TSS,
22
nutrien dan logam terlarut dilakukan analisis di Laboratorium Fisika-Kimia Perairan, bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Pengukuran parameter seperti kedalaman dan suhu dilakukan dengan menggunakan CTD Conductivity Temperature Depth. Kedalaman selama
penelitian sangat bervariasi, kedalaman yang paling dangkal yaitu 29,4 m dan yang paling dalam mencapai 2.549 m. CTD memiliki tiga sensor utama yaitu sensor
konduktivitas listrik, sensor suhu, dan sensor tekanan. Prinsip pengoperasian CTD ini adalah dengan menurunkannya ke perairan dan secara kontinu CTD akan
mengambil data numerik tiap satu meter kedalaman yang dihubungkan langsung ke ruang kontrol atau ruang operasi CTD. Dalam ruangan ini, CTD dikontrol dan
dikendalikan dengan perangkat komputer. Pada pengukuran pH, pHmeter yang digunakan hanya mampu mengukur hingga kedalaman kurang dari 1.000 meter,
maka ketika pengambilan sampel air pada stasiun yang memiliki kedalaman lebih dari 1.000 meter, pHmeter tidak dipasang.
Pengambilan sampel air untuk kebutuhan analisis lab dilakukan dengan mengggunakan tabung Niskin. Contoh air laut yang diambil berdasarkan 3 kolom
perairan, yaitu lapisan permukaan, lapisan termoklin, dan lapisan dekat dasar perairan.
Pengambilan sampel air pada lapisan permukaan dilakukan pada kedalaman 5- 10 m. Secara otomatis Rossete Water Sampler dapat dikontrol untuk dibuka dan
ditutup dari ruang kontrol untuk keperluan pengambilan air sampel. Penentuan lapisan termoklin perairan dapat terlihat dari adanya perubahan suhu yang drastis.
Ketika CTD diturunkan ke perairan, data parameter seperti kedalaman, temperatur, salinitas, pH, dan DO dapat langsung terbaca dalam bentuk grafik pada layar
monitor dari ruang kontrol yang menghubungkan perangkat komputer dengan CTD yang diturunkan ke perairan. Ketika monitor pengamatan terlihat perbedaan suhu
yang signifikan, maka satu unit tabung niskin diberhentikan untuk proses pengambilan sampel air. Setelah itu, tabung Niskin ditutup dan Rossette Water
Sampler diturunkan kembali ke dasar perairan untuk mengambil contoh air pada lapisan dekat dasar perairan. Pengambilan sampel air pada kolom perairan yang
23
berbeda ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kualitas air pada masing- masing kolom perairan.
Pengambilan sampel air untuk keperluan analisis ex-situ, dengan memindahkan air sampel dari tabung Niskin ke dalam botol sampel polyethylene
beserta pengawetnya yang disesuaikan untuk keperluan analisis tertentu Lampiran 2. Botol yang diberi label biru yang memiliki kapasitas satu liter digunakan untuk
keperluan analisis parameter fisika seperti kekeruhan dan TSS. Botol biru ini tidak menggunakan pengawet apapun untuk keperluan analisis. Botol polyethylene yang
diberi label warna merah muda memiliki kapasitas sebesar 500 ml digunakan untuk keperluan analisis parameter logam terlarut, seperti Hg, Pb, Cd, dan Cu diberi
pengawet berupa HNO
3
, sedangkan untuk keperluan analisis parameter seperti total P, NH
3
, dan NO
2
digunakan botol polyethylene 500 ml yang diberi label warna jingga dengan bahan pengawet H
2
SO
4
. Botol BOD yang terbuat dari gelas bening yang memiliki kapasitas sebesar 125 ml digunakan untuk inkubasi. Beberapa
sampel untuk analisis parameter seperti BOD, nitrat, amonia dan fosfat disimpan pada suhu 4 °C. Pengawetan atau penanganan sampel mengacu pada APHA 2005.
Parameter fisika-kimia yang diamati dan alatmetode analisisnya selengkapnya disajikan pada Tabel 2.
3.4. Analisis Data