57
4.2.5. Amonia
Sebaran melintang amonia pada seluruh stasiun pada lapisan permukaan, lapisan termoklin, dan lapisan dekat dasar perairan disajikan pada Gambar 29, 30
dan 31. Secara keseluruhan nilai konsentrasi amonia di perairan bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 baik pada lapisan permukaan, termoklin, maupun
lapisan dekat dasar perairan berkisar antara 0,05-0,23 mgL. Nilai ini terlihat sangat kecil jika dibandingkan dengan baku mutu menurut Kepmen-LH No. 51 tahun 2004
untuk peruntukan biota laut yaitu sebesar 3 mgL.
Gambar 29. Sebaran melintang amonia lapisan permukaan di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011
Pada lapisan permukaan terlihat bahwa sebaran kandungan amonia pada permukaan air laut dengan kedalaman maksimal 10 meter cenderung lebih tinggi
nilainya semakin ke arah timur walaupun perbedaannya tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan gradasi warna hijau yang semakin pekat pada stasiun 6,7,8 dan
9 pada Gambar 29, akan tetapi perbedaannya tidak lebih dari 0,05 mgL. Toksisitas amonia meningkat pada saat kelarutan oksigen rendah dan pengaruh racunnya
58
menurun ketika terjadi peningkatan konsentrasi CO
2
sehingga amonia jarang dijumpai pada perairan dengan kelarutan oksigen yang cukup. Pada pengukuran
konsentrasi oksigen terlarut yang sudah dibahas sebelumnya terlihat bahwa konsentrasi oksigen terlarut pada lapisan permukaan cenderung tinggi. Hal ini yang
mengindikasikan konsentrasi amonia yang teramati pada perairan selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 relatif kecil.
Gambar 30. Sebaran melintang amonia lapisan termoklin di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011
Pada lapisan termoklin, secara keseluruhan konsentrasi amonia berkisar antara 0,05 mgL sampai 0,1 mgL. Pada stasiun 1-5 yang terletak antara 114-114,5 °BT
konsentrasi amonia rata-rata dari kelima stasiun tersebut adalah sebesar 0,07 mgL, sedangkan pada stasiun 6 sampai 8 yang berada pada wilayah 114,5-115 °BT dan
berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian selatan, konsentrasi amonia cenderung lebih tinggi yaitu berkisar antara 0,01 mgL sampai 0,13 mgL,
sedangkan pada stasiun 9, konsentrasi amonia sebesar 0,06 mgL. Menurut Effendi 2003, kadar amonia bebas yang melebihi 0,2 mgL dapat
bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan, selain itu kadar amonia yang tinggi dapat
59
dijadikan sebagai adanya indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestki, industri dan limpasan. Adapun sumber amonia di perairan
adalah dari hasil pemecahan nitrogen organik protein dan urea, serta nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air yang berasal dari dekomposisi bahan
organik oleh mikroba.
Gambar 31. Sebaran melintang amonia lapisan dekat dasar di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011
Seperti halnya pada lapisan permukaan dan termoklin, pada lapisan dekat dasar perairan selatan Selat Bali pun terlihat konsentrasi amonia pada bulan Maret
2011 relatif kecil. Dari keseluruhan stasiun rata-rata konsentrasi amonia pada lapisan dekat dasar perairan adalah sebesar 0,1 mgL. Pada stasiun 1-5 yang berada
pada 114-114,5 °BT konsentrasi amonia rata-rata sebesar 0,13 mgL sedangkan pada stasiun 6 sampai 8 konsentrasi amonia pada lapisan dekat dngan dasar perairan
teramati sebesar 0,11 mgL. Nilai konsentrasi terendah teramati pada stasiun 9 yaitu dengan konsentrasi amonia sebesar 0,08 mgL. Menurut Sanusi 2006, peningkatan
temperatur dan pH air akan meningkatkan persentase amonia yang tidak mengalami ionisasi. Pada temperatur dan pH yang sama, persentase amonia yang tidak
60
mengalami ionisasi dalam air tawar akan lebih besar jika dibandingkan dengan air laut.
Secara keseluruhan, amonia hasil pengukuran yang dilakukan pada seluruh titik sampling di perairan selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 berkisar antara
0,05 sampai 0,2 mgL. Konsentrasi amonia yang bersifat toksik bagi sebagian besar biota perairan berkisar antara 0,60 mgL sampai 2,00 mgL. Handy poxton 1993
menyatakan bahwa amonia yang tidak terionisasi bersifat akut pada organisme perairan dan tingkat keracunannya sangat tergantung pada salinitas, suhu dan pH
sementara nitrat dan nitrit secara signifikan tidak bersifat toksik bagi ikan. Berdasarkan literatur sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa kandungan amonia
pada perairan Selat Bali tidak bersifat toksik bagi organisme.
4.2.6. Nitrat