34
4.1.2. Kekeruhan
Hasil analisis yang dilakukan terhadap parameter kekeruhan, sebaran melintang pada tiap stasiun pada lapisan permukaan, lapisan termoklin, dan lapisan
dekat dasar perairan dapat dilihat pada Gambar 8, 9 dan 10. Secara keseluruhan nilai kekeruhan yang teramati baik pada lapisan permukaan, termoklin maupun
dekat dasar perairan nilainya berkisar antara 0,2-0,7 NTU. Pada lapisan permukaan, nilai kekeruhan cenderung lebih tinggi pada wilayah sebelah barat dan semakin
tinggi ke arah timur. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan gradien warna pada gambar 8. Pada lapisan termoklin, nilai kekeruhan yang teramati berkisar antara
0,4-0,5 NTU. Pada dasar perairan kisaran nilai dari parameter kekeruhan yang teramati lebih besar dibanding lapisan permukaan dan termoklin 0,4-0,6 NTU.
Gambar 8. Sebaran melintang kekeruhan lapisan permukaan di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011
Jika dilihat penyebaran secara spasialnya, nilai kekeruhan pada stasiun 1-5 yang terletak pada posisi 114-114,5 °BT nilainya lebih tinggi dibanding dengan nilai
kekeruhan pada stasiun 6-9 yang terletak pada 114,5-115 °BT. Posisi stasiun 1-5
35
yang relatif dekat dengan daratan dibanding dengan stasiun 6-8 yang berada di laut lepas menyebabkan pengaruh dari daratan lebih besar. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Anwar 2008 yang menyatakan bahwa secara spasial nilai kekeruhan akan semakin meningkat ke arah estuari atau daratan yang diakibatkan masih adanya
pengaruh air limpasan dari darat run off.
Gambar 9. Sebaran melintang kekeruhan lapisan termoklin di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011
Pada lapisan termoklin terlihat bahwa nilai kekeruhan pada stasiun 1-5 cenderung lebih rendah dibanding stasiun 6-8 yang memiliki kedalaman termoklin
lebih dari 100 meter. Berdasarkan hasil penelitian Anwar 2008, nilai kekeruhan yang rendah umumnya akan semakin berkurang nilainya seiring dengan
bertambahnya kedalaman. Namun dari hasil pengamatan perbedaan nilai kekeruhan di lapisan termoklin tidak terlalu berbeda jauh, hanya berkisar 0,1 NTU.
36
Gambar 10. Sebaran melintang kekeruhan pada lapisan dekat dasar di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011
Analisis kekeruhan pada lapisan dekat dasar perairan diketahui bahwa perbedaan warna yang tidak terlalu signifikan menunjukkan bahwa nilai kekeruhan
pada lapisan dekat dasar relatif seragam, namun cenderung semakin ke arah timur nilainya akan semakin tinggi. Sumber yang dapat mempengaruhi kekeruhan dalam
suatu badan perairan antara lain berasal dari material organik maupun nonorganik partikel tanah yang terlarut, fito dan zooplankton yang mengapung; kedua yang
disebabkan oleh alam runoff dari daratan, pengadukan perairan yang disebabkan oleh badai, gelombang, dan perubahan musim; yang ketiga berasal dari aktivitas
manusia seperti buangan dari industri. Padatan tersuspensi dapat membuat perairan alami menjadi lebih keruh bahkan dapat membentuk endapan organik di dasar
perairan. Pada lapisan dasar perairan, penetrasi cahaya yang sangat rendah bahkan tidak ada berdampak pada menurunnya produktivitas primer terutama dari
fitoplankton yang membutuhkan cahaya matahari dalam proses fotosintesis Sverdrup et al. 1946.
37
Secara keseluruhan baik pada lapisan permukaan, termoklin maupun dekat dasar, nilai kekeruhan di perairan selatan Selat Bali sangat kecil terutama pada
stasiun 6,7 dan 8 yang berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian selatan. Di wilayah laut lepas, nilai kekeruhan suatu perairan relatif rendah dan konstan.
Menurut Priyono et al. 1992 rendahnya nilai kekeruhan di perairan Selat Bali disebabkan rendahnya masukan dari daratan yang ditandai dengan sedikitnya jumlah
sungai yang bermuara ke Selat Bali.
4.1.3 Total padatan tersuspensi TSS