Total padatan tersuspensi TSS

37 Secara keseluruhan baik pada lapisan permukaan, termoklin maupun dekat dasar, nilai kekeruhan di perairan selatan Selat Bali sangat kecil terutama pada stasiun 6,7 dan 8 yang berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian selatan. Di wilayah laut lepas, nilai kekeruhan suatu perairan relatif rendah dan konstan. Menurut Priyono et al. 1992 rendahnya nilai kekeruhan di perairan Selat Bali disebabkan rendahnya masukan dari daratan yang ditandai dengan sedikitnya jumlah sungai yang bermuara ke Selat Bali.

4.1.3 Total padatan tersuspensi TSS

Hasil pengukuran kandungan zat padat tersuspensi di perairan Selat Bali pada lapisan permukaan, termoklin, dan dekat dasar perairan disajikan pada Gambar 11, 12 dan 13. Secara keseluruhan nilai TSS yang diamati baik pada lapisan permukaan, termoklin, maupun dekat dasar perairan nilai rata-ratanya sebesar 6,07 mgL. Gambar 11. Sebaran melintang TSS pada lapisan permukaan di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 38 Pada lapisan permukaan nilai TSS berada pada kisaran 5-7 mgL. Pada stasiun 1-5 yang terletak pada 114-114,5 °BT nilai TSS berada pada rentan 5-6 mgL. Nilai yang lebih tinggi terlihat pada gambar dengan perubahan warna hijau ke jingga tua pada stasiun 6-8 yang berada pada 114,5-115 °BT dengan nilai 6-7 mgL. Menurut Tarigan Edward 2003, pengaruh padatan tersuspensi sangat beragam tergantung pada sifat kimia alamiah bahan tersuspensi tersebut, khususnya bahan toksik. Kandungan zat padat tersuspensi yang tinggi banyak mengurangi penetrasi cahaya matahari ke dalam laut sehingga panas yang diterima air laut permukaan tidak cukup efektif untuk proses fotosintesis. Namun tampaknya kandungan zat padat tersuspensi belum menyebabkan terhalangnya transfer energi dari matahari ke permukaan laut, sehingga energi matahari yang diterima air laut masih mampu untuk melakukan fotosisntesis. Keadaan ini terlihat dari hasil pengukuran suhu air laut yang sudah dibahas sebelumya. Hasil pengukuran secara umum kondisi perairan Selat Bali yang diamati suhu permukaan air laut masih berkisar antara 28,79-29,73 °C. Suhu ini masih sesuai dengan suhu air laut yang dijumpai di perairan laut. Gambar 12. Sebaran melintang TSS lapisan termoklin di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 39 Gradasi warna dari hijau ke jingga tua pada Gambar 12 memperlihatkan bahwa kandungan TSS pada lapisan termoklin di Selat Bali berkisar antara 4-7 mgL. Pada stasiun 6-8 yang yang memiliki kedalaman termoklin lebih dari 100 meter kandungan TSS berada pada kisaran nilai 5-6 mgL. Kisaran nilai ini masih tergolong kecil dan masih berada di bawah baku mutu untuk biota air laut 20 mgL. Gambar 13. Sebaran melintang TSS lapisan dekat dasar di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 Pada lapisan dekat dasar perairan, dari gambar terlihat bahwa nilai TSS akan semakin tinggi ke arah selatan atau wilayah yang berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian selatan. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan warna jingga yang lebih dominan khususnya pada stasiun 6 dan 7. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tarigan dan Edward di wilayah Raha Sulawesi Tenggara memperlihatkan kandungan TSS yang ada di perairan Raha berkisar antara 74,9-78,9 ppm. Tingginya kandungan zat padat tersuspensi di wilayah ini diakibatkan perairan Raha merupakan wilayah estuari yang merupakan wilayah bermuaranya sungai sehingga 40 pengaruh dan kontribusi aliran sungai yang membawa zat padat tersuspensi relatif tinggi. 4.2. Parameter Kimia Perairan 4.2.1. Salinitas