pH Parameter Kimia Perairan 1. Salinitas

44 lepas yang memiliki kedalaman lebih dari 1.000 meter, yaitu pada stasiun 6,7 dan 8 dibanding lapisan permukaan dan termoklin. Seperti halnya suhu, jika dilihat dari keseluruhan titik pengamatan, stasiun 8 yang memiliki kedalaman 2.549 meter memiliki nilai salinitas paling tinggi di wilayah dasar perairan yaitu sebesar 35 PSU. Menurut Saragih 2002, salinitas pada bagian utara Selat Bali pada bulan Agustus tahun 2000 kandungannya lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan salinitas di wilayah selatan Selat Bali. Kandungan salinitas di wilayah selatan akan meningkat dari arah barat ke timur. Mengacu pada hasil penelitian Saragih 2002, data hasil pengamatan sesuai dengan pernyataan tersebut, bahwa pada lapisan dekat dasar perairan terlihat bahwa nilai salinitas akan semakin tinggi ke arah selatan. Faktor utama yang menyebabkannya adalah kedalaman perairan di wilayah selatan Selat Bali lebih tinggi jika dibandingkan dengan kedalaman perairan di wilayah utara.

4.2.2 pH

Sebaran menegak pH di perairan Selat Bali pada bulan Maret 2011 disajikan pada Gambar 18, sedangkan sebaran melintang pH pada tiap stasiun pada lapisan permukaan, termoklin dan dekat dasar perairan dapat dilihat pada Gambar 19, 20 dan 21. Secara keseluruhan, kisaran nilai pH dari seluruh stasiun yang diamati baik pada lapisan permukaan, lapisan termoklin maupun dekat dasar perairan nilainya berada pada rentan 7,66-8,33. Nilai ini masih sesuai dengan nilai ambang batas menurut Kepmen-LH No. 51 tahun 2004 untuk biota laut 7-8,5. Pada lapisan permukaan, rata-rata kandungan pH dari seluruh stasiun adalah sebesar 8,30, sedangkan nilai yang lebih rendah ditunjukkan pada hasil pengukuran pH pada kedalaman termoklin dan dekat dasar perairan dengan nilai rata-rata sebesar 8,21 dan 7,95. Selain sebagai faktor pembatas, nilai pH yang terkandung dalam air dijadikan sebagai indeks yang menggambarkan keadaan lingkungan. Pada dasarnya, air laut memiliki kemampuan penyangga yang sangat besar untuk mencegah perbahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan memberikan petunjuk dari terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan 45 ketidakseimbangan kadar CO 2 yang dapat membahayakan kehidupan biota laut. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui nilai pH pada seluruh stasiun pengamatan menunjukkan nilai yang berada pada kisaran normal di laut. Gambar 18. Sebaran menegak pH tiap stasiun di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 Secara keseluruhan, nilai pH akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman perairan serta penurunannya relatif kecil dan stagnan pada lapisan homogen dalam. Tingkat derajat keasaman suatu perairan jika terlampau asam maupun basa dapat berdampak negatif bagi biota perairan yang hidup di dalamnya. 46 Gambar 19. Sebaran melintang pH lapisan permukaan di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 Pada lapisan permukaan, terlihat bahwa sebaran pH secara horizontal pada tiap stasiun relatif seragam. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terlalu mencoloknya perbedaan warna di tiap stasiun pada Gambar 19, namun pada wilayah selatan Selat Bali terlihat bahwa kisaran nilai pH permukaan akan semakin tinggi ke arah timur, walaupun perbedaannya tidak terlalu tinggi 0,1. Stasiun 1-5 yang terletak pada posisi 114-114,5 °BT nilai rata-rata pH sebesar 8,29; pada stasiun 6,7 dan 8 yang berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian selatanterletak pada koordinat 114,5- 115 °BT, nilai rata-rata pH yang teramati adalah sebesar 8,31; sedangkan pada stasiun 9 yang terletak antara 115-115,5 °BT nilai pH yang teramati adalah sebesar 8,33. Data hasil pengukuran pH ini sesuai dengan pernyataan Romimuhtarto 1991 in Anwar 2008 yang menyatakan bahwa derajat keasaman air laut di Indonesia pada lapisan permukaan umumnya berkisar antara 6,0 sampai 8,5. 47 Gambar 20. Sebaran melintang pH lapisan termoklin di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 Seperti halnya sebaran pH pada lapisan permukaan, sebaran melintang pH perairan pada lapisan termoklin pun terlihat tidak adanya perbedaan nilai pH tiap stasiun yang mencolok. Kedalaman tiap stasiun yang diamati pada lapisan termoklin ini berbbeda-beda tiap stasiunnya. Sebaran pH secara vertikal menunjukkan bahwa nilai pH pada wilayah lapisan perairan yang lebih dalam akan menunjukkan nilai pH yang lebih rendah dibanding dengan lapisan diatasnya. Terlihat pada stasiun 6,7 dan 8 yang berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian selatan, nilai pH relatif lebih rendah jika dibanding stasiun lainnya. Pada lapisan termoklin, stasiun 1-5 yang terletak pada posisi 114-114,5 °BT nilai rata-rata pH sebesar 8,3; pada stasiun 6,7 dan 8 yang terletak pada koordinat 114,5-115 °BT, nilai rata-rata pH yang teramati adalah sebesar 8,1; sedangkan pada stasiun 9 yang terletak antara 115-115,5 °BT nilai pH yang teramati adalah sebesar 8,33. Akan tetapi perbedaan nilai pH pada tiap stasiun tidak terlau berbeda jauh 0,1. 48 Derajat keasaman merupakan salah satu parameter penentu produktivitas suatu perairan. Menurut Nontji 2001 in Anwar 2008 pada umumnya kisaran pH air laut tidak terlalu bervariasi, hal ini disebabkan adanya sistem karbondioksida dalam laut yang menyebabkan air laut memiliki kapasitas penyangga atau buffer yang kuat. Gambar 21. Sebaran melintang pH lapisan dekat dasar di bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 Nilai pH pada lapisan dekat dasar perairan berkisar antara 7,7-8,3. Keseluruhan stasiun pengamatan memperlihatkan nilai pH pada lapisan dekat dasar perairan yang diamati akan semakin rendah ke arah laut lepas atau bagian selatan dari Selat Bali. Hal ini terlihat dari perbedaan warna hijau yang lebih dominan di wilayah stasiun 6-8 yang berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian selatan. Stasiun 1,2,3,4,5 dan 9 yang terletak pada 8,5-9 °LS nilai pH berkisar antara 7,6-8,3 sedangkan pada stasiun 6,7 dan 8 yang berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian selatan nilai pH berkisar antara 7,7-7,8. 49

4.2.3. Oksigen terlarut DO