26 terkontaminasi oleh bakteri dan kuman yang ada disekitarnya. Dan hal ini dapat menjadi sumber
penyakit untuk bayi yang menggunakan botol tersebut. Beberapa penyakit yang dapat menyerang bayi bila kebersihan tempat peyimpanan botol susu tidak terjaga diantaranya yaitu diare yang disebabkan
oleh kuman seperti S. Aureus, E. Colli, dan Pseudomonas. Besarnya persentase sebaran responden berdasarkan tempat penyimpanan botol susu bayi disetiap kota dan diseluruh kota dapat dilihat pada
Gambar 12.
Gambar 12. Sebaran responden berdasarkan tempat penyimpanan botol susu bayi
4.1.6 Waktu Kontak Kemasan Botol Susu Polikarbonat Dengan Susu Formula
Lama kontak botol susu polikarbonat dengan susu formula perlu untuk diperhatikan. Adanya kontak yang terlalu lama antara kemasan botol polikarbonat dengan susu formula dapat
mengakibatkan kenaikan jumlah migrasi BPA masuk ke dalam susu formula yang dikemas. Hasil survey yang telah dilakukan pada lima kota di Jakarta memberikan informasi lama waktu kontak
kemasan botol susu polikarbonat dengan susu formula. Lama waktu kontak ini mengindikasikan seberapa besarnya resiko yang akan memapari karena semakin lama kontak antara kemasan botol susu
polikarbonat dengan susu formula yang dikemasnya maka residu BPA yang masuk ke dalam susu formula akan semakin tinggi. Lamanya waktu kontak antara kemasan botol susu polikarbonat dengan
susu formula dari hasil survey dapat dilihat pada Tabel 2, dengan rata-rata lama waktu kontak dari keseluruhan kota sebesar 16,74 menit. Besarnya lama waktu kontak ini dapat digunakan sebagai acuan
dalam uji komposit susu formula yang dikemas botol susu polikarbonat untuk perlakuan seperti pada kondisi lapang. Semakin lama waktu kontak antara kemasan botol susu polikarbonat dengan susu
formula yang dikemas maka semakin tinggi pula nilai migrasi BPA yang masuk kedalam susu formula yang dikemas, artinya residu BPA yang mengkontaminasi susu formula juga semakin banyak dan
resiko paparannya pun juga semakin tinggi. Besarnya paparan tergantung dari migrasi BPA yang masuk ke dalam susu formula. Selain lamanya waktu kontak, faktor lain seperti suhu dan cara
sterilisasi botol pun sangat berpengaruh terhadap besar paparan. Informasi mengenai suhu dan cara 76
77 85
64 67
74 24
23 15
36 33
26
20 40
60 80
100 120
P er
sent a
se T
em pa
t P
eny im
pa na
n B
o to
l Su
su
Lokasi
Tempat Terbuka Tempat Tertutup
27 sterilisasi botol pun dapat diperoleh dari survey yang dilakukan dengan cara bertanya kepada
responden. Tabel 2. Waktu kontak kemasan botol susu polikarbonat dengan susu formula
Lokasi Waktu Kontak menit
Jakarta Barat 13.65
Jakarta Pusat 18.00
Jakarta Selatan 18.33
Jakarta Timur 17.14
Jakarta Utara 16.58
Rata-rata 16.74
C. Hugnes dan F. vom Saal 2005 melakukan studi penentuan migrasi BPA dari beberapa kemasan botol susu polikarbonat menggunakan air. Pengujian migrasi ini menggunakan perlakuan
waktu selama 24 jam, serta suhu pada suhu ruang dan suhu 80
o
C. Hasil uji pada perlakuan suhu dan waktu yang diperoleh, antara lain untuk ke empat sampel botol susu yang disimpan pada suhu ruang
menunjukan bahwa tidak terdektesinya migrasi BPA pada air air yang dikemasnya, sedangkan untuk ke empat botol susu yang yang disimpan pada suhu 80
o
C terdektesi bahwa ada BPA yang termigrasi dari kemasan botol susu ke air yang dikemasnya. Besarnya BPA yang termigrasi untuk merk A
ssebesar 5,64 µgml, merk B sebesar 7,08 µgml, merk C sebesar 6,26 µgml, dan merk D sebesar 6,41 µgml. Dari hasil pengujian ini menunjukan bahwa semakin tinggi suhu dan lama waktu kontak
maka residu BPA yang bermigrasi ke pangan pun semakin banyak.
4.1.7 Hubungan Tingkat Pendidikan Responden Dengan Perilaku Responden