Survei Konsumsi Pangan Kajian Paparan Bisfenol-A (BPA) Dari Botol Susu Polikarbonat Pada Bayi. Studi Kasus : Wilayah DKI Jakarta

8 ND not detected hingga 0.37 mginch 2 , sedangkan jumlah migrasi BPA dalam etanol 10 berkisar ND hingga 1.92 mginch 2 Sun, 2003. Penelitian lain juga dilakukan oleh Wong et. al. 2005 yang menghitung jumlah migrasi yang terjadi pada 28 sampel botol susu polikarbonat dengan menggunakan simulant pangan ethanol 10 dan minyak jagung. Ethanol 10 digunakan sebagai food simulant yang mewakili makanan yang berair dan makanan yang mengandung asam. Sedangkan minyak jagung untuk mewakili makanan yang mengandung lemak. Inkubasi dilakukan pada suhu 70 o C pada ethanol 10 dan 100 o C pada minyak jagung. Sedangkan lama waktu inkubasi untuk kedua food simulant adalah selama 8, 72, dan 240 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata migrasi BPA didalam ethanol 10 pada suhu 70 o C untuk masing-masing lama waktu inkubasi adalah 0.028 ; 0.059 ; 0.625 µgin 2 . Sedangkan untuk nilai rata-rata migrasi BPA didalam minyak jagung pada suhu 100 C untuk masing- masing lama waktu inkubasi adalah 0.107 ; 0.212 ; 0.405 µgin 2 . Dari hasil penelitian Wong et. al. 2005 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu inkubasi, maka jumlah BPA yang bermigrasipun semakin meningkat. Sama halnya dengan suhu inkubasi, semakin tinggi suhu inkubasi, maka BPA yang bermigrasipun semakin banyak. Dan dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya BPA yang bermigrasi kedalam food simulant berbanding lurus dengan lamanya waktu dan suhu kontak.

2.4 Survei Konsumsi Pangan

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok kebutuhan dasar manusia untuk hidup sehat Harper et. al., 1985. Konsumsi pangan adalah jumlah pangan tunggal atau beragam yang dimakan seseorang atau kelompok orang dengan tujuan tertentu Suhardjo, 1989. Menurut Suhardjo 1990, penilaian konsumsi pangan dapat digunakan untuk menentukan jumlah dan sumber zat gizi yang dimakan melalui survei secara kuantitatif maupun kualitatif. Survei secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pangan yang dikonsumsi, sedangkan survei secara kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan yang dikonsumsi dan menggali informasi tentang kebiasaan makan serta cara memperolehnya Vegan, 2009. Secara umum survei konsumsi pangan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut Vegan, 2009. Oleh karena itu, survei konsumsi pangan dapat menghasilkan data atau informasi yang bersifat kualitatif atau kuantitatif atau kedua-duanya. Dalam suatu survei konsumsi pangan jelas mempunyai tujuan tertentu baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Masalahnya adalah siapa yang menjadi sasaran dari survei tersebut. Pada dasarnya sasaran survei ini dapat digolongkan yaitu individu kelompok individu, keluarga kelompok keluarga, dan penduduk secara nasional regional. Survei konsumsi pangan terhadap individu dimaksudkan untuk memperoleh data konsumsi pangan individu atau kelompok individu yang diamati. Kadang-kadang tujuan survei ingin mengetahui keadaan tingkat konsumsi keluarga atau kelompok keluarga menurut suatu kriteria. Biasanya dalam survei konsumsi pangan keluarga ingin pula diketahuui pembagian antar anggota keluarga. Oleh karena itu, metode survei yang digunakan untuk individu juga digunakan dalam bentuk kombinasi. Pada dasarnya untuk mengetahui tingkat konsumsi pangan penduduk secara nasional atau regional dapat menggunakan metode yang sama dengan survei keluarga maupun individu. Masalahnya adalah bagaimana memperolah contoh yang representatif bagi seluruh penduduk skala nasional atau regional. Selain itu, data konsumsi yang dikumpulkan harus dapat mewakili keadaan yang nyata Suhardjo et al., 1988. 9

2.5 Kuisioner Frekuensi Pangan atau Food Frequency Questionnaire FFQ