Pengolahan Data Kajian Paparan Bisfenol-A (BPA) Dari Botol Susu Polikarbonat Pada Bayi. Studi Kasus : Wilayah DKI Jakarta

14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Survei Konsumsi Pangan

Hasil dari survei konsumsi pangan dari lima daerah di Jakarta adalah data konsumsi pangan yang akan digunakan untuk menghitung nilai estimasi paparan bisfenol-A BPA pada kemasan botol susu polikarbonat. Survei konsumsi pangan ini juga memberikan informasi terkait sebaran responden. Selain itu, juga dapat memberikan informasi terkait cara penanganan botol susu polikarbonat yang dilakukan oleh responden. Rekapan hasil survei untuk daerah Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara disajikan pada Lampiran 2, 3, 4, 5, dan 6.

4.1.1 Sebaran Responden

Data informasi mengenai responden yang diambil dalam kegiatan survey konsumsi pangan pada penelitian ini dilakukan pengelompokan berdasarkan karakteristik dari responden yang terdiri dari pekerjaan responden, pendidikan responden. Selain itu dilakukan pengelompokan juga terhadap karakteristik bayi dari responden yang terdiri dari umur bayi, dan jenis kelamin pada bayi. Kriteria pengelompokan yang dipilih diharapkan dapat memberi gambaran sebaran penggunaan botol susu polikarbonat pada bayi. Pengelompokan-pengelompokan ini untuk mempermudah melihat seberapa besar penggunaan botol susu berbahan dasar polikarbonat. Informasi ini nantinya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk upaya pencegahan ataupun kebijakan yang lain sebagai bentuk kewaspadaan karena merujuk pada populasi yang paling berpotensi terkena paparan bisfenol-A BPA.

4.1.1.1 Karakteristik Responden

4.1.1.1.1 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat berdasarkan lamanya pendidikan yang dialami baik formal maupun informal. Tingkat pendidikan terutama pendidikan ibu berpengaruh terhadap kualitas tumbuh kembang anak. Menurut Khomsan 2002, orang tua yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih respon dalam mencari informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengasuhan anak. Namun, menurut Syarief dan Husaini 2000 dalam Fitrisia 2002 proporsi pemberian ASI pada ibu yang berpendidikan tinggi lebih rendah dibandingkan yang berpendidikan rendah. Berdasarkan hasil survey diperoleh sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan pada lima kota di Jakarta adalah sebagai berikut : a. Jakarta Barat, responden dengan tingkat pendidikan diploma sarjana ke atas sebesar 53, SMA sebesar 47, sedangkan SMP dan SD sebesar 0. Hal ini memberikan gambaran bahwa tidak ditemuinya responden dengan tingkat pendidikan SMP dan SD yang menggunakan botol polikarbonat. b. Jakarta pusat, responden dengan tingkat pendidikan diploma sarjana ke atas sebesar 65, SMA sebesar 30, SMP sebesar 5, dan SD sebesar 0. c. Jakarta selatan, responden dengan tingkat pendidikan diploma sarjana ke atas sebesar 55, SMA sebesar 27, SMP sebesar 3 dan SD sebesar 15.