13
b. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari kuisioner akan dikategorikan atau dikelompokan berdasarkan responden, data pangan yang dikonsumsi oleh bayi dari responden, dan informasi-informasi yang
diperlukan untuk menunjang hasil penelitian ini. Pengelompokan responden bertujuan untuk memberi gambaran seberapa besar pengguna polikarbonat sebagai botol susu dari sampel yang diambil,
meliputi sebaran responden berdasarkan pekerjaan, tingkat pendidikan, jenis kelamin anak, umur anak, dan berat badan anak. Data konsumsi pangan dari responden terpilih kemudian digunakan untuk
memberi gambaran berapa besar konsumsi pangan yang dikemas botol susu polikarbonat, yang selanjutnya data ini digunakan sebagai dasar untuk mengestimasi paparan senyawa bisfenol-A untuk
area penelitian tersebut. Data konsumsi dikelompokkan berdasarkan wilayah atau kota lokasi penelitian untuk membandingkan seberapa besar penggunaan kemasan pangan botol susu polikarbonat
antar wilayah atau kota lokasi penelitian. Identifikasi informasi pangan juga dilakukan seperti merk susu formula dan merk botol susu yang digunakan, frekuensi penggunaan botol, lama waktu kontak
pangan, serta cara penggunaan maupun penanganan botol. Selain dilakukan pengelompokan, selanjutnya data hasil survei juga diolah secara statistik untuk mencari korelasi atau hubungan dari
beberapa variable yang ada. Kemudian untuk mencari korelasi dari beberapa variable ini digunakan uji hipotesis asosiatif dengan alat pengujian dalam perhitungannya menggunakan korelasi Kendal Tau.
Dan software pengolah data statistik SPSS Statistical Products and Solution Services digunakan untuk mempermudah perhitungannya. Sesuai dengan tujuan penelitian selanjutnya dilakukan juga
penghitungan terhadap konsumsi pangan harian yang akan digunakan sebagai dasar estimasi nilai paparan.
c. Estimasi Nilai Paparan
Estimasi nilai paparan dihitung untuk memberi informasi seberapa besar nilai paparan senyawa bisfenol-A dari pangan yang dikemas botol susu polikarbonat. Penghitungan estimasi nilai paparan
dalam penelitian ini menggunakan asumsi bahwa telah terjadi migrasi 100 senyawa bisfenol-A ke dalam pangan yang dikemas botol susu polikarbonat untuk menunjukkan kasus terburuk dari besar
resiko atau bahaya dari kemasan botol susu polikarbonat bagi kesehatan. Selain itu, penghitungan estimasi nilai paparan dalam penelitian ini juga menggunakan asumsi bahwa semua merk botol susu
yang digunakan oleh responden, kadar zat bisfenol-A yang bermigrasinya sama dengan batas aman yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI dan Standar Eropa EN-14350, yaitu sebesar 0,03
mgL. Nilai estimasi paparan diperoleh dari kadar residu bisfenol-A yang bermigrasi ke dalam pangan dikalikan konsumsi pangan per hari kemudian dibagi berat badan. Hasil estimasi nilai paparan dalam
penelitian ini kemudian dibandingkan terhadap nilai TDI Tolerable Daily Intake sebesar 0,05 mgkg berat badanhari, sehingga diperoleh informasi gambaran tingkat bahaya dari paparan senyawa
bisfenol-A apakah telah melebihi batas nilai yang ditoleransi atau dipersyaratkan.
14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Survei Konsumsi Pangan
Hasil dari survei konsumsi pangan dari lima daerah di Jakarta adalah data konsumsi pangan yang akan digunakan untuk menghitung nilai estimasi paparan bisfenol-A BPA pada kemasan botol
susu polikarbonat. Survei konsumsi pangan ini juga memberikan informasi terkait sebaran responden. Selain itu, juga dapat memberikan informasi terkait cara penanganan botol susu polikarbonat yang
dilakukan oleh responden. Rekapan hasil survei untuk daerah Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara disajikan pada Lampiran 2, 3, 4, 5, dan 6.
4.1.1 Sebaran Responden
Data informasi mengenai responden yang diambil dalam kegiatan survey konsumsi pangan pada penelitian ini dilakukan pengelompokan berdasarkan karakteristik dari responden yang terdiri
dari pekerjaan responden, pendidikan responden. Selain itu dilakukan pengelompokan juga terhadap karakteristik bayi dari responden yang terdiri dari umur bayi, dan jenis kelamin pada bayi. Kriteria
pengelompokan yang dipilih diharapkan dapat memberi gambaran sebaran penggunaan botol susu polikarbonat pada bayi. Pengelompokan-pengelompokan ini untuk mempermudah melihat seberapa
besar penggunaan botol susu berbahan dasar polikarbonat. Informasi ini nantinya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk upaya pencegahan ataupun kebijakan yang lain sebagai bentuk
kewaspadaan karena merujuk pada populasi yang paling berpotensi terkena paparan bisfenol-A BPA.
4.1.1.1 Karakteristik Responden
4.1.1.1.1 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat berdasarkan lamanya pendidikan yang dialami baik formal maupun informal. Tingkat pendidikan terutama pendidikan ibu berpengaruh terhadap kualitas
tumbuh kembang anak. Menurut Khomsan 2002, orang tua yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih respon dalam mencari informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
pengasuhan anak. Namun, menurut Syarief dan Husaini 2000 dalam Fitrisia 2002 proporsi pemberian ASI pada ibu yang berpendidikan tinggi lebih rendah dibandingkan yang berpendidikan
rendah. Berdasarkan hasil survey diperoleh sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan pada
lima kota di Jakarta adalah sebagai berikut : a.
Jakarta Barat, responden dengan tingkat pendidikan diploma sarjana ke atas sebesar 53, SMA sebesar 47, sedangkan SMP dan SD sebesar 0. Hal ini memberikan gambaran bahwa tidak
ditemuinya responden dengan tingkat pendidikan SMP dan SD yang menggunakan botol polikarbonat.
b. Jakarta pusat, responden dengan tingkat pendidikan diploma sarjana ke atas sebesar 65, SMA
sebesar 30, SMP sebesar 5, dan SD sebesar 0. c.
Jakarta selatan, responden dengan tingkat pendidikan diploma sarjana ke atas sebesar 55, SMA sebesar 27, SMP sebesar 3 dan SD sebesar 15.