Sejarah Kasepuhan Sinar Resmi

memanfaatkan ladang untuk bertanam palawija atau ikan untuk lahan sawah yang diberakan. Selain bertanam padi, petani memanfaatkan kesuburan lahan untuk menanam tanaman kapulaga kapol yang harganya relatif mahal sebagai bahan obat-obatan. Selain itu masyarakat juga memanfaatkan tanaman kayu keras sebagai salah satu sumber penghasilan.

4.2 Profil Kasepuhan Sinar Resmi

4.2.1 Sejarah Kasepuhan Sinar Resmi

Kasepuhan Sinar Resmi terletak di Desa Sinar Resmi, bersama dengan dua kasepuhan lainnya, yakni Kasepuhan Cipta Mulya dan Kasepuhan Cipta Gelar. Ketiga kasepuhan ini satu sama lain saling terkait dan masih dalam satu keturunan. Berdasarkan keterangan beberapa orang sesepuh komunitas, munculnya masyarakat kasepuhan berawal dari hancurnya Kerajaan Pajajaran sebagai akibat peperangan dengan Banten. Pada saat itu juga terjadi pemberontakan dari dalam sehingga penguasa saat itu tidak dapat bertahan dan untuk menyelamatkan “harta-benda” kerajaan pasukan yang setia terhadap penguasa melarikan diri ke arah selatan menuju tiga daerah yang berbeda. Pasukan pertama yang menjaga harta kekayaan kerajaan melarikan diri ke daerah Galuh dan sampai sekarang dikenal sebagai orang-orang yang sukses dan kaya di daerah Ciamis dan sekitarnya. Pasukan kedua diminta untuk menyelamatkan ajaran agama wiwitan dan melarikan diri ke arah Banten Selatan dan sampai saat ini masih bertahan dengan ajaran tersebut dan dikenal sebagai komunitas Baduy. Pasukan terakhir melarikan diri ke arah Barat dan diminta menuju ke Gunung Halimun untuk menyelamatkan sistem pertanian dan sampai saat ini bertahan sebagai komunitas kasepuhan yang tinggal di sekitar Gunung Halimun dan Gunung Salak. Berdasarkan tapak tilas yang sampai saat ini masih dapat dilihat, diketahui bahwa komunitas kasepuhan pertama kali didirikan di Bogor, yaitu di Kampung Cigudeg, Leuwiliang. Sebelum Indonesia merdeka, komunitas kasepuhan berpindah berturut-turut sesuai wangsit yang diterima ketua adat ke Lebak Larang Banten, Lebak Binong, Tegal Luhur, Bojong, Pasir Telaga, dan Pasir Jeungjing. Semua daerah tersebut berada di sekitar Gunung Halimun dan sampai saat ini komunitas yang ditinggalkan masih memegang aturan adat kasepuhan. Hal ini dikarenakan perpindahan komunitas kasepuhan sesuai wangsit yang diterima oleh “Abah” sebutan bagi pimpinan kasepuhan hanya dilakukan oleh pimpinan- pimpinan kasepuhan. Sementara sebagian besar anggota kasepuhan pengikut tetap tinggal dan melanjutkan ajaran kasepuhan. Pada Tahun 1959, lokasi kepemimpinan kasepuhan berpindah dari Cicemet ke Cikaret dan bernama kasepuhan Sinar Resmi dengan Abah Rusdi sebagai pimpinan kasepuhan. Pada Tahun 1960, pimpinan kasepuhan digantikan oleh Abah Harjo karena pemimpin sebelumnya meninggal. Tahun 1979 pusat kasepuhan dipindahkan ke Sinarasa dan Kasepuhan Sinar Resmi ditinggalkan. Pada Tahun 1983, Abah Harjo meninggal dan sesuai wasit kepemimpinan dilimpahkan ke Abah Ujat, namun karena saat itu Abah Ujat menjabat sebagai kepala desa, kepemimpinan kasepuhan kemudian dilimpahkan ke Abah Anom. Abah Anom kemudian memindahkan kasepuhan ke Ciptarasa dan pada Tahun 2000 pindah ke Ciptagelar yang dulunya di Cicemet. Abah Ujat sendiri pada Tahun 1985 dikarenakan dorongan wangsit yang kuat pada akhirnya membuka kasepuhan baru di Sinar Resmi. Pada Tahun 2003, Abah Ujat meninggal dan berdasarkan wangsit kepemimpinan kasepuhan dilimpahkan ke Abah Asep yang ada pada saat itu masih bekerja dan berdomisili di Jakarta. Sementara kasepuhan Sinar Resmi tidak ada yang memimpin dan kemudian Abah Uum yang merupakan saudara Abah Ujat mendirikan kasepuhan Ciptamulya pada Tahun 2003. Karena kuatnya wangsit untuk memimpin kasepuhan akhirnya pada tahun yang sama, Abah Asep menerima kepemimpinan kasepuhan Sinar Resmi dan mengganti nama kasepuhan menjadi Kasepuhan Sinar Resmi. Berdasarkan sejarah tersebut sampai saat ini ada tiga pusat kasepuhan di Desa Sinar Resmi yaitu Kasepuhan Ciptagelar, Ciptamulya, dan Sinar Resmi. Anggota masing-masing kasepuhan merupakan pembagian dari anggota kasepuhan yang pada masa Abah Ujat menjadi satu disesuaikan dengan batas- batas alam dimana kedudukan anggota komunitas tinggal selain berdasarkan keinginan anggota komunitas itu sendiri untuk memilih kepemimpinan komunitas tertentu meskipun domisilinya tidak dalam batasan kasepuhan yang dipilihnya. Kasepuhan Sinar Resmi sampai saat ini masih dipimpin oleh Abah Asep yang membawahi sekitar 14.000 anggota kasepuhan, baik yang berada di wilayah Desa Sinar Resmi maupun di luar wilayah ini. Sesuai dengan amanat didirikannya kasepuhan untuk menyelamatkan sistem pertanian Kerajaan Pajajaran, sampai saat ini sistem pertanian yang dilakukan oleh anggota komunitas kasepuhan masih berupa sistem pertanian padi lahan tadah hujan dengan pola tanam sekali dalam satu tahun.

4.2.2 Gambaran Masyarakat

Dokumen yang terkait

Relasi Geder dalam Pemilikan dan Penguasaan Sumberdaya Agraria (Kasus Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

0 16 375

Analisis kinerja kelembagaan pangan local terhadap peningkatan ketahanan pangan rumahtangga miskin di Kasepuhan Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi

1 6 241

Analisis Dampak Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi (Studi Kasus di Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat)

2 18 275

Kelembagaan Lokal Dalam Pemanfaatan Aren dan Peranan Hasil Gula Aren Bagi Pendapatan Rumahtangga Masyarakat Kasepuhan (Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat)

0 20 196

Analisis konflik sumberdaya hutan di kawasan konservasi: studi Kasus Kampung Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 21 260

Kepemimpinan Adat Dalam Kepatuhan Masyarakat Pada Norma Adat (Studi Kasus Di Kasepuhan SRI Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat).

8 67 147

PEWARISAN PENGETAHUAN LOKAL ETNOBOTANI KEPADA GENERASI SELANJUTNYA DI KAMPUNG ADAT SINAR RESMI KABUPATEN SUKABUMI.

2 8 27

TRADISI NGASEUK DI KAMPUNG ADAT SINAR RESMI DESA SIRNARESMI KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL DI SMA.

3 19 36

SIKAP KONSERVASI SISWA KAMPUNG TRADISIONAL CIKUPA DAN KAMPUNG ADAT SINAR RESMI KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI.

0 4 32

TRADISI NGASEUK DI KAMPUNG ADAT SINAR RESMI DESA SIRNARESMI KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL DI SMA - repository UPI S BD 1004549 Title

0 0 4