BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Kedaulatan Pangan
Konsep kedaulatan pangan ini dikembangkan oleh La Via Campesina et al
. 2008 yang menjelaskan bahwa kedaulatan pangan memprioritaskan produksi pertanian lokal untuk mendukung ketersediaan bahan pangan untuk masyarakat.
La Via Campesina menjelaskan kedaulatan pangan merupakan hak asasi manusia. Kedaulatan pangan mensyaratkan reforma agraria yang berkaitan dengan hak atas
pangan yang mencukupi dan hak atas tanah. Kedaulatan pangan adalah hak masyarakat dalam menetapkan kebijakan
pertanian dan pangannya. Kedaulatan pangan mencakup Bonnie, 2003: 1.
Memprioritaskan produksi pertanian lokal untuk memberi makan rakyat, akses petani dan tunakisma atas tanah, air benih, dan kredit. Karena itu
perlu menjalankan land reform, akses atas benih, dan melindungi air sebagai barang publik untuk didistribusikan berkelanjutan.
2. Hak petani untuk memproduksi makanan dan hak konsumen untuk
menentukan apa yang dikonsumsi, bagaimana diproduksi dan siapa yang memproduksi.
3. Harga pertanian terkait dengan biaya produksi, misalkan dengan
mengenakan pajak atas impor berlebihan yang murah. 4.
Rakyat ikut serta dalam penentuan pemilihan kebijakan pertanian. 5.
Pengakuan atas hak-hak petani perempuan, yang memegang peran utama dalam produksi pertanian dan pangan.
Kedaulatan pangan mempunyai fokus pada beberapa elemen kunci. Elemen tersebut meliputi produksi pangan untuk pasar domestik dan lokal serta
memanfaatkan usahatani petani kecil dan keluarga yang agro-ekologis, menjamin akses tanah dan sumber-sumber daya yang vital, menjamin terciptanya harga yang
adil, menghormati peran wanita dalam produksi pangan, akses atas sumberdaya, mendorong kontrol komunitas atas sumberdaya produktif, dan melindungi benih
dari pematenan. Jaminan kepemilikan lahan danatau mendapatkan akses merupakan suatu
yang vital untuk menciptakan keterjaminan pangan tanpa jaminan danatau hak tersebut, sulit untuk mengalokasikan sumberdaya untuk mencapai kedaulatan
pangan. Langkah yang tepat untuk mencapai hal tersebut adalah melalui reforma agraria yang tepat yang berwatak distribusi merata serta peraturan-peraturan hak-
hak yang sesuai dengan sosio-kultural masing-masing.
2.1.2 Penguasaan Tanah