Hasil matrik C
N o
Matrik C Jumlah baris
Nilai Bobot Parameter
1 1
1 1
1 1
Jb1 Nb
Rasa 2
2 2
2 2
2 Jb2
Nb tekstur
3 3
3 3
3 3
Jb3 Nb
penampakan 4
4 4
4 4
4 Jb4
Nb Warna
5 5
5 5
5 5
Jb5 Nb
aroma Total
Total Jb 1-5
Nilai bobot didapatkan dari : Nilai Bobot = Jumlah Baris ke-n
Total Jumlah Baris 4 Nilai bobot dimasukkan dalam perlakuan penelitian sehingga didapatkan
nilai terbaik -Hasil total nilai tertinggi merupakan perlakuan yang terbaik
Keterangan : Total Nilai
I
= Total nilai akhir dari alternative ke-i Nilai
ij
= Nilai dari alternative ke-I pada kriteria ke-j Krit
j
= Tingkat kepentingan bobot kriteria ke-j i
= 1,2,3,…n; n = jumlah alternatif j
= 1,2,3,…m; m = jumlah kriteria
3.3.6 Analisis kimia dan mikrobiologi ikan fermentasi
Analisis kimia dan mikrobiologi dilakukan pada ikan Mas fermentasi yang dihasilkan dari kombinasi perlakuan terbaik atau rangking tertinggi pada hasil
analisis Bayes. Analisis kimia meliputi pengukuran pH, kadar garam, air, abu, Total Nilai i
= ∑ Nilai
ij
Krit
j
J=1 m
protein dan lemak. Analisis kimia dilakukan pada ikan fermentasi pada hari ke 0, 3 dan 6. Pada ikan Mas segar hanya dilakukan pengukuran pH.
Analisis mikrobiologi dilakukan dengan menghitung jumlah total bakteri asam laktat pada yoghurt sebelum ditambahkan pada ikan dan pada ikan segar
naupun ikan fermentasi. Sampel ikan yang digunakan utuk analisis kimia dan uji mikrobiologi adalah campuran daging dari beberapa bagian tubuh mengunakan
homogenizer.
3.3.7 Prosedur analisis
a Pengukuran nilai pH Pengukuran pH ikan fermentasi dilakukan dengan pengambilan sempel
sebanyak 20 g, sampel ikan dilarutkan dalam 50 ml aquades, dihomogenkan, kemudian pH diukur. Pengukuran pH dilakukan dengan pH meter yang
sebelumnya telah dikaliberasi dengan buffer pH 4,0 dan pH 7,0. b Pengukuran kadar garam AOAC 1995
Penetapan kadar garam NaCl sampel dilakukan berdasarkan metode Mohr. Langkah-langkah metode tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sebanyak 5g sampel
ikan dimasukkan ke dalam cawan porselin untuk diabukan pada suhu 600
o
C selama 12 jam; 2 Abu yang diperoleh dilarutkan dengan akuades sampai
volumenya mencapai 100 ml dan kemudian disaring. 3 Larutan hasil penyaringan dipipet sebanyak 10 ml ke dalam beaker glass 50 ml, kemudian
ditambahkan 3 ml K
2
CrO4 kalium khromat 5. 4 Larutan dalam beaker glass dititrasi dengan larutan perak nitrat AgNO
3
0,2 N. 5 Titik akhir titrasi tercapai setelah terbentuk endapan perak khromat Ag
2
CrO2 yang berwarna oranye atau jingga.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kadar NaCl yaitu:
Keterangan: Volume AgNO
3
adalah jumlah perak nitrat yang dibutuhkan dalam titrasi ml, normalitas AgNO
3
adalah 0,1 dari faktor pengencer sebesar 10. Kadar NaCl
= Titer x Normalitas AgNO
3
x 58,5 x 10 x 100
mg bobot sampel
c Pengukuran kadar air AOAC, 1995 Pengukuran kadar air dilakukan dengan pengambilan sempel ikan sebanyak
5 g. Sempel dimasukkan ke dalam cawan porselin dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105
C selama 16 jam hingga beratnya konstan. Setelah pengeringan cawan dimasukkan ke dalam desikator dan beratnya ditimbang.
d Pengukuran kadar abu AOAC, 1995 Pengukuran kadar abu dilakukan dengan pengambilan sampel ikan sebanyak
2-3 g. Sampel selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan porselin, kemudian dioven selama 30 menit pada suhu 105
o
C. Setelah itu sampel dalam cawan dimasukkan ke dalam tanur 500-550
o
C selama 4-5 jam. Setelah pengabuan, sampel dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang.
Rumus perhitungan kadar abu ikan adalah:
e Pengukuran kadar protein AOAC, 1995 Pengukuran kadar protein dilakukan dengan pengambilan sampel ikan
sebanyak 0,1 - 0,2 g dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 ml, lalu ditambahkan 2 g K
2
SO
4
dan HgO 1:1 serta 2.0 ml H
2
SO
4
pekat. Setelah itu sampel didestruksi selama 30 menit sampai cairan berwarna hijau jernih. Sampel
hasil destruksi dibiarkan sampai dingin, lalu ditambahkan 35 ml air suling dan 10 ml NaOH pekat sampai warna coklat kehitaman, lalu didestilasi. Hasil destilasi
ditampung dalam Erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml asam borat H
3
BO
3
B dan indikator, lalu dititrasi dengan HCL 0,02 N A
. Larutan blanko dianalisis sesuai
prosedur analisis yang dilakukan. Kadar nitrogen dapat dihitung berdasarkan rumus:
Nitrogen = A-B x N HCl x 14,007
x 100 Berat sampel mg
Kadar air =
Kehilangan berat g x 100
Berat sampel awal g
Kadar abu =
Berat abu g x 100
Berat sampel g
Protein = 6,25 x Nitrogen
f Pengukuran kadar lemak AOAC, 1995 Pengukuran kadar lemak ikan dilakukan dengan pengambilan sampel
sebanyak 2,5-5,0 g dimasukkan ke dalam selongsongan lemak, lalu diletakkan di dalam soxhlet. Sementara itu dimasukkan petroleum eter ke dalam labu lemak
yang telah ditimbang. Kemudian dilakukan ekstraksi selam 16 jam. Pelarut yang ada dalam labu lemak didestilasi, lalu labu dikeringkan di dalam oven 105
C. Kadar lemak ditentukan dengan rumus:
Kadar lemak =
Berat labu akhir g – Berat labu awal g
x 100 Berat sampel g
3.3.8 Total bakteri asam laktat