arus biaya outflow saat ini. Gittinger 1986 menjelaskan bahwa Net BC berfungsi menunjukkan besarnya manfaat yang didapatkan setiap tambahan biaya
sebesar satu satuan uang. Proyek layak untuk dilaksanakan jika memiliki nilai Net BC lebih dari atau setidaknya sama dengan satu Net BC
≥ 1. Perhitungan yang digunakan sebagai berikut:
Keterangan : Bt = Benefit penerimaan proyek yang diperoleh tahun ke-t
Ct = Cost biaya proyek yang dikeluarkan pada tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek
i = Tingkat suku bunga t = Tahun investasi t=0,1,2...n
Perlu jangka waktu tertentu untuk mengembalikan biaya yang dikeluarkan dalam investasi proyek. Proyek yang baik adalah proyek yang memiliki jangka
waktu cepat dalam pengembalian biaya investasi. Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan suatu proyek menutupi modal tersebut, dapat menggunakan konsep
Payback Period PP. Persamaan umum PP yaitu:
Keterangan : P = Jangka waktu yang diperlukan proyek untuk pengembalian investasi
I = Biaya investasi Ab = Manfaat bersih setiap tahun
Net BC =
4.5
4.6
V. GAMBARAN UMUM
5.1 Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Provinsi DKI Jakarta memiliki luas wilayah administratif 7.660,03 km
2
. Luas tersebut mencakup daratan 662,53 km
2
dan lautan 6.997,5 km
2
dengan pulau sebanyak 110 buah tersebar di Kepulauan Seribu. Sebagai ibu kota negara
Indonesia, aktivitas perekonomian DKI Jakarta menjadi magnet bagi penduduk. BPS pada tahun 2013 merilis jumlah penduduk DKI Jakarta yang terus meningkat
selama 5 tahun terakhir. Secara lebih jelas data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2012
Tahun Jumlah Penduduk Sesuai
Jenis Kelamin Jiwa Jumlah
Total Jiwa Rasio Jenis
Kelamin Laki-laki
Perempuan 2008
3.945.994 3.670.844
7.616.838 107,49
2009 4.651.846
3.871.311 8.523.157
120,16 2010
4.651.073 3.873.079
8.524.152 120,09
2011 5.252.767
4.934.828 10.187.595
106,44 2012
5.026.389 4.735.018
9.761.407 106,15
Sumber: BPS Jakarta, 2013 diolah
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat pertambahan penduduk yang cenderung meningkat. Pada tahun 2008, jumlah total penduduk DKI Jakarta 7.616.838 jiwa.
Angka ini sempat mengalami peningkatan pesat menjadi 10.187.595 jiwa pada tahun 2011, meskipun pada tahun 2012 jumlah tersebut menurun menjadi
9.761.407 jiwa. Fluktuasi jumlah penduduk tersebut tentunya mempengaruhi berbagai aktivitas perekonomian. Sektor rumah tangga, industri hingga pusat
perbelanjaan pun menghasilkan buangan berupa sampah. Secara parsial, rekapitulasi timbulan sampah dan sampah terangkut di DKI Jakarta disajikan pada
Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan fluktuasi timbulan sampah di DKI Jakarta beserta
sampah yang terangkut setiap hari. Mekanisme pengangkutan sampah dibedakan
berdasarkan Area Pengangkutan Sampah sesuai kota administrasi. Terdapat lima Suku Dinas Kebersihan di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta
Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Tabel 6 Rekapitulasi Timbulan Sampah DKI Jakarta Tahun 2000-2011
Sumber: Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2014 diolah
Kelima lembaga Suku Dinas berada di bawah Dinas Kebersihan DKI Jakarta, masing-masing melakukan pengangkutan sampah dengan moda angkutan
yang berbeda. Setiap pengangkutan dari sumber sampah akan dibuang ke Tempat Penampungan Sementara TPS seperti dipo, transito, bak beton, gerobak sampah,
serta truk kontainer. Sampai tahun 2011, terdapat 1.038 unit TPS di DKI Jakarta Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2014. Setelah terkumpul di TPS, kemudian
sampah diangkut dengan dump truck dan atau truck arm-roll. menuju TPST Bantargebang yang terletak di Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi. Secara
lebih ringkas mengenai pola pengangkutan sampah seperti yang telah diuraikan dapat dilihat pada Gambar 5.
Timbulan Terangkut
2000 5.142,10
4.496,80 645,30
87,45 2001
5.129,00 4.439,20
689,80 86,55
2002 5.035,20
4.832,40 202,80
95,97 2003
5.137,40 4.935,00
202,40 96,06
2004 5.393,20
5.185,00 208,20
96,14 2005
5.252,80 5.089,20
163,60 96,89
2006 5.288,80
5.180,80 108,00
97,96 2007
5.593,20 5.392,40
200,80 96,41
2008 5.843,40
5.551,20 292,20
95,00 2009
5.657,20 4.864,40
792,80 85,99
2010 6.139,33
5.062,13 1.077,20
82,45 2011
5.597,87 5.263,91
333,96 94,03
Sampah tonhari Sisa tonhari
Persentase Tahun
Sumber: Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2012
Gambar 5 Pola Pengangkutan Sampah di DKI Jakarta
5.2 Gambaran Umum Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi
Penelitian dilakukan di TPST Bantargebang yang terletak pada Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi. Secara keseluruhan, luas wilayah Kecamatan
Bantargebang 2.033,56 Ha. Luas tersebut meliputi 8 kelurahan: Kelurahan Bantargebang, Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Cikiwul, Kelurahan
Cimuning, Kelurahan Mustika Jaya, Kelurahan Mustika Sari, Kelurahan Padurenan serta Kelurahan Sumur Batu. Berdasarkan registrasi yang dilakukan
oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi, pada tahun 2009 jumlah penduduk Kecamatan Bantargebang secara keseluruhan mencapai 104.720 jiwa.
Kecamatan Bantargebang menjadi daerah dengan akses strategis karena dapat dijangkau melalui Tol Cikampek dan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi Jagorawi.
Industrialisasi mendorong banyaknya aktivitas perekonomian warga seperti kedai makan dan warung kelontong. Industri pengolahan sampah di TPST Bantargebang
juga menjadi salah satu kegiatan yang menarik manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat maupun pendatang. BPS Kota Bekasi 2012 mencatat adanya migrasi
sebanyak 63,27 . Artinya, setiap 100 orang penduduk Kota Bekasi terdapat 64 orang yang merupakan pendatang. Hal ini mendorong pertumbuhan sarana-
prasarana di Kota Bekasi. Secara khusus, keberadaan infrastruktur di Kecamatan Bantargebang cukup lengkap mencakup sarana dalam bidang pendidikan,
kesehatan, industri dan perdagangan. Secara lebih detail, data tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
Sumber sampah Pengumpulan
sementara Distribusi ke TPST
Bantargebang
TPST
Tabel 7 Jumlah infrastruktur Kecamatan Bantargebang tahun 2009 Jenis Sarana
Jumlah unit SD
39 SLTP
15 SLTA
14 TK
35 Lembaga keterampilan
18 Posyandu
42 Rumah Sakit
2 Poliklinik
8 Puskesmas
4 Praktek dokter
8 Praktek bidan
14 Perusahaan
84 Kedai
100 Restoran
10 Hotel
1 Minimarket
8 Warung kelontong
592 Kantor pos
1 Total
995
Sumber: Statistik Kecamatan Bantargebang, 2010 diolah
5.3 Gambaran Umum TPST Bantargebang
TPST Bantargebang berlokasi pada tiga kelurahan yaitu Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Cikiwul dan Kelurahan Sumur Batu. Berdasarkan rilis
dari Sekretariat Kependudukan Kecamatan Bantargebang 2014, kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada Kelurahan Sumur Batu yaitu 41 jiwakm
2
. Penduduk terbanyak berlokasi di Kelurahan Ciketing Udik sebanyak 19.545 jiwa.
Secara lebih lengkap, detail mengenai kependudukan tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Kepadatan Penduduk Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Cikiwul dan Kelurahan Sumur Batu Periode Februari 2014
Kelurahan Penduduk jiwa
Luas Kepadatan
L P
Jumlah km
2
jiwakm
2
Ciketing Udik 10.074
9.471 19.545
343.340 18
Sumur Batu 7.059
6.753 13.812
568.955 41
Cikiwul 9.562
8.914 18.476
525.351 28
Sumber: Sekretariat Kependudukan Kecamatan Bantargebang, 2014