Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu berfokus pada analisis kelayakan proyek pengelolaan sampah. Kelayakan proyek akan dievaluasi
untuk menjadi acuan ataupun gambaran dalam menerapkan sistem sejenis pada TPSTTPA lainnya. Faktor-faktor yang berbeda dengan penelitian lain yaitu
sistem pengelolaan sampah, aspek penelitian serta lokasi penelitian. Sistem pengelolaan sampah di TPST Bantargebang telah menggunakan sanitary landfill
yang cukup baik. Kegiatan proyek PLTSa juga memiliki manfaat ekonomi berupa reduksi emisi karbon dari tumpukan sampah yang kian hari memenuhi TPST.
Lokasi penelitian pada TPST Bantargebang dipilih untuk menjadi salah satu bahan kajian penanganan sampah yang berasal dari aktivitas perekonomian kota.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Aktivitas perekonomian membutuhkan listrik sebagai penunjang produktivitas. Permintaan demand yang tinggi terhadap listrik masih belum
tersedia oleh PT PLN secara keseluruhan. Hal itu menyebabkan timbul fenomena kelebihan permintaan excess demand padahal Indonesia memiliki potensi besar
dalam penyediaan energi seperti solar, angin, mikro hidro, serta biomass. Salah satu sumber energi biomass adalah sampah.
Provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota Indonesia menjadi pusat perekonomian yang menghasilkan residu berupa sampah. Sejak 1986, sampah
yang berasal dari DKI Jakarta dibuang ke TPA Bantargebang. Pada tahun 2010 jumlah sampah yang terangkut sebanyak 5.000-6.000 tonhari. Angka tersebut
sudah melebih daya tampung TPA Bantargebang yang hanya mampu menampung 1.500-2.000 tonhari. Pemerintah memberlakukan UU No. 18 Tahun 2008
mengenai Pengolahan Sampah dan secara tegas mengharuskan adanya perlakuan lebih lanjut terhadap sampah di TPATPST seluruh Indonesia. Proyek PLTSa
TPST Bantargebang menjadi salah satu win win solution treatment terhadap manajemen sampah kota secara berkelanjutan serta penyediaan energi ramah
lingkungan. Tahap pertama yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu meninjau
sistem pengolahan sampah di TPST Bantargebang. Hasil tinjauan akan dianalisis melalui Analisis Deskriptif sehingga dapat menjadi literatur pengelolaan sampah
di tempat lain secara umum. Guinard 2006 menjelaskan bahwa Analisis Deskriptif merupakan metode terkait identifikasi, deskripsi terhadap aspek
kualitatif suatu produk, dan dapat juga berupa pemberian skala kuantitatif terhadap aspek tersebut. Analisis Deskriptif digunakan untuk memperoleh
deskripsi detail mengenai suatu produk ataupun jasa. Sistem yang akan dideskripsikan pada penelitian ini mengenai proses operasional pengangkutan
sampah dari sumber rumah tangga, pasar, maupun industri, proses pembuangan sampah ke TPST Bantargebang, perlakuan terhadap sampah yang menumpuk
hingga menjadi produk olahan berupa pupuk kompos, biji plastik serta listrik.